32. Hari Peresmian Perpustakaan

908 109 9
                                    

Hari peresmian perpustakaan Desa Weringin oleh anggota KKN pun tiba. Setelah berkutat beberapa hari dengan persiapan seadanya, akhirnya mereka semua sampai di depan balai yang memang sengaja dibuat untuk melakukan peresmian ini. Sejumlah warga yang diundang pun terlihat cukup antusias.

Perpustakaan desa ini adalah program kerja yang juga ditunggu-tunggu oleh warga sekitar. Sebab, anak-anak yang masih sekolah atau yang belum sekolah bisa memanfaatkan tempat ini untuk belajar. Para orangtua jadi tidak perlu khawatir anaknya akan bermain di tempat yang tidak aman atau jauh dari rumah.

Sella yang membawa kertas berisi susunan kalimat yang digunakan Renan untuk penyambutan datang menemui laki-laki itu. Sebenarnya tanpa diberikan tulisan pun, Renan sudah tau apa yang akan ia katakan nanti. Sebab hal seperti ini sudah sangat biasa baginya.

“Nih, tadi Karin nitipin ini buat lo.”

Yang tentunya diterima oleh Renan dengan tangan terbuka. Lalu perempuan itu pergi kembali ke bagian konsumsi. Entah mengapa banyak sekali anggota KKN yang ingin di bagian tersebut. Kalau kata Shasha, “Kerjanya enak, cuma ngasih jajan doang.”

Renan melihat catatan tersebut. Mulai dari pembukaan, isi hingga penutup, Karin menulisnya dengan sangat lengkap dan rapi. Hal tersebut membuat Renan terkekeh. Tak ada salahnya untuk memasukan isi pidato yang Karin tuliskan untuknya ke dalam sambutannya nanti, ‘kan.

Dari kejauhan Renan dapat menangkap sosok Karin yang baru saja datang berboncengan dengan Yusuf. Perempuan yang beberapa tahun lalu menyandang status sebagai mantan kekasihnya itu terlihat sibuk sekali dengan ponselnya. Bahkan sesekali Karin tersenyum. Ada apa gerangan? Itulah yang menjadi pertanyaan Renan sekarang.

Acara peresmian hari ini ternyata tidak hanya dihadiri oleh orangtua saja, tetapi terdapat beberapa anak-anak yang dengan sukarela menonton di luar balai. Senyum merekah datang dari mereka hingga membuat anggota KKN Desa Weringin bahagia dibuatnya. Rasa syukur pun tak lupa mereka ucapkan.

Sambutan dari Renan dan Pak Suman diberi tepuk tangan yang meriah oleh warga. Pemotongan pita pun juga tak luput dari sorakan membahagiakan itu.

“Dengan ini anggota KKN Desa Weringin dan saya menyatakan bahwa perpustakaan desa sudah resmi digunakan untuk kepentingan umum.”

Pernyataan itu membawa angin segar bagi warga desa. Satu persatu orangtua serta anak-anak memasuki perpustakaan tersebut. Di dalam terlihat sangat rapi dan bersih. Di pojok ruangan juga sudah disediakan pengharum ruangan, akan sangat nyaman jika berlama-lama di dalam sana.

Jev yang tugasnya sudah pakem, memilih untuk berbaur. Mengambil setidaknya 10 gambar untuk ia simpan di dalam memori kameranya. Laki-laki itu saking fokusnya sampai tidak menyadari kalau Ajeng juga berdiri di sampingnya.

“Coba ambil yang sisi sana,” bisik Ajeng hingga membuat Jev terkejut.

“Gue ngagetin lo, ya? Sorry…”

Jev membalas dengan senyuman, “Yang di sebelah mana?”

“Yang itu tuh. Yang ibu sama anaknya,” tunjuk Ajeng sembari mengarahkan kamera yang dipegang oleh Jev ke arah yang ia maksud—secara otomatis, kedua tangan mereka saling bersentuhan.

Menyadari kejadian ini, membuat Jev mengulum senyum. Hatinya berbunga-bunga seperti ada kupu-kupu yang berterbangan di dalam perutnya.

“Yang ini….”

“Iya.”

“Mau coba nggak?”

“Coba apa?”

“Ambil gambarnya ibu sama anak itu?”

Dear, KKNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang