0010

152 36 1
                                    

"Kak chaaaannnnn~"

"Kak jijiiiiiiiiiiie~"

"Kak jaaaaaayyyy"

Sekitar tiga anak perempuan dan dua anak laki-laki berhambur pada sang pemilik nama.

"Waaaaahhhh cantik sekali" Cletuk dari salah satu anak laki-laki yang berjalan perlahan dengan mata yang tak terlepas dari lee felix seolah terhipnotis
olehnya.

Felix tersenyum tipis namun sangat tulus sembari membungguk untuk menyamankan posisi dengan si kecil. "terimakasih,. .. tapi bukankah aku lebih tampan?" Lembut felix dengan satu alisnya bergerak halus.

"Iya benar. dia sangat tampan. bagaimana sih kau ini" nada tidak terima dari salah satu anak perempuan yang menghambur pada jaehyun beberapa saat lalu dan kini sedang berjalan ke arah felix.

"Anak-anak, ayo ajak kakak itu jalan-jalan sembari berkenalan. Kakak mau ketemu bunda dulu" tutur pemuda tupai yang anak-anak itu kenal sebagai kak jijie.

Anak-anak pun mulai menggerubungi felix, sementara ketiga orang dewasa itu melangkah masuk yang felix sendiri sedikit penasaran. Namun anak-anak di depannya segera mencuri perhatian dirinya.

"Dari mana kau mendapatkan bintang cantik ini?"

"Ini??" Tunjuk felix di bawah matanya dimana anak-anak pun tampak mengangguk antusias.

Felix berjongkok untuk menyamankan posisi, "jika kau sering bertemu dengan anak sinar matahari, nanti mereka akan hinggap di wajahmu, seperti ini" tutur felix hangat sekali.

"Maksudmu berjemur??" Felix mengangguk membenarkan.

"Ah~ kalau itu sih woo melakukan -nya setiap hari. Tapi lihat, kulitnya yang menggelap"

"Hahahahahaha"

"Hey???" Tegur felix dimana hampir semua anak-anak disana tertawa karena perkataan tersebut.

Felix menggenggam lengan kecil dari salah satu anak laki-laki yang felix tebak dia-lah yang bernama woo. Karena salah satu gadis yang berkata sedemikian sembari menunjuk anak ini.

"Tidak, kulitnya tidak gelap" Kata felix. "Lihat, bukankah dia sangat manis??"

Semu merah tampak muncul di tulang pipi si kecil "benarkah???"

"Eung!!!" Sahut felix mantab yang menimbulkan senyum mengembang di wajah si kecil.

"Astaga lihat lesung pipi-nya" Felix menunjuk lubang pipinya "waa aaaahhh wooo manis sekali"

"Iya benar wooo sangat manis"

"Benarkan, aku memang manis. Kalian saja yang tidak melihatnya selama ini" Kepercayaan diri woo sepertinya meningkat.

"Karena aku sangat manis. kelak saat aku dewasa aku akan menikahimu" Tentu saja pupil Felix melebar dengan wajah imutnya.

"Hey?! Dia-kan laki-laki" Tegur salah satu anak perempuan.

"Memangnya kenapa? Dia-kan sangat cantik. Jadi tidak apa-apa"

"Mana bisa begitu, dia itu tampan! Saat aku dewasa, dia akan menikahiku"

"Apa-apaan kau ini, kau menyukaiku?? Bilang saja__"

"Hey, hey, hey??? Kenapa kalian menjadi bertengkar???" Lagi-lagi Felix menegur dengan lembut dan hangat.

"Kalian masih terlalu kecil untuk membicarakan ini__"

"Baiklah sekarang katakan! Kau lebih menyukai nana, atau woo??" Si kecil woo yang berbicara berlaga layaknya seorang preman.

MaryJuana ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang