0008

190 39 3
                                        

"Hgxfhah hff-hffgx hahh.... "

Berat sekali.

felix akan sulit untuk menghentikan tangisannya yang mungkin bisa saja dia menghabiskan seharian itu untuk menangis.

Tapi tidak. dia menarik nafas sangat dalam berjuang sekuat yang ia bisa untuk mengendalikan diri.

Felix tau ini salah, ini tidak benar. Mengapa dia menangis dihadapan orang asing. "tidak, ini tidak benar" Kata hatinya sembari menarik wajah yang felix sadari telah berada dibawah leher pria tersebut.

Sedang pria asing baginya itu tampak memberikan perhatiannya dimana ia menurunkan pandangannya pada felix.

Demi tuhan, felix bersumpah dalam hatinya jika ia belum pernah melihat mata seteduh itu padanya.

Sayangnya, felix segera mengalihkan pandangan walau pernafasan masih tersendat-sendat. beranjak dengan mengeratkan selimut di dadanya lantas berkata "kau tidak bisa tinggal disini lagi"

Pria itu masih di dalam lemari yang posisinya lebih rendah dari felix yang telah berdiri. dia mendongak melihat felix entah kemana arah pandangannya.

Maksudnya, felix terlihat sangat tidak fokus. Dia berbicara pada pria asing baginya itu, tapi pandangannya tidak tau kearah mana. Yang jelas felix tidak melihat yang dia tuju.

Di detik berikutnya, felix menuju meja. tak lama setelahnya, felix kembali menyamakan posisi mereka.

"Lukamu hampir terinfeksi, dan kau bisa saja kehilangan bahu besarmu ini" Seperti anak culun, pria itu tidak mengerti maksud dari perkataan pemuda kecil itu.

Felix bahkan menunjuk ambang luka di dada-nya. Entah mungkin Felix hanya menakut-nakuti dirinya saja, atau memang itu benar akan menimpa dirinya.

"Minum tiga jenis obat ini 3x dalam sehari" Kata Felix lagi dengan mengenggamkan beberapa botol obat. "Jangan sampai telat" Wanti-nya.

"Mengerti atau tidak?"

Sudah kukatakan dia seperti anak culun yang mulutnya terbuka dengan mata berkedip polos. "A-ag-mmm ne, yah, mm! Ne... " Sahutnya gelagapan.

Felix sudah hampir kembali berdiri yang mungkin juga akan diikuti olehnya. Namun, tiba-tiba Felix kembali berbalik

"oh ya!" Jujur, kekagetannya sangat lucu. tapi felix sangat serius sekarang. jadi dia tidak menganggap-nya sedemikian.

"Jangan lupa mengantinya" Kali ini nada felix penuh ancaman. dan pria asing bagi felix itu tampak mengangguk patah sebagai persetujuan-nya. dan yang felix maksud itu adalah gypsum-nya.

Kini, keduanya sama-sama berdiri dimana felix memungungi-nya.

Hening...

Ya, hampir tiga puluh menit lamanya keduanya ada dalam keheningan itu hingga pertanyaan felix memcahnya.

"Bukankah kau juga salah satu penghuni disini?, mengapa kau masih disini? Kembalilah ke tempat-mu"

Dan ya, felix baru mengingat jika wanita pengelola itu yakni jihyo, mengenal tuan bang ini.

"HUAAAAAA KAK CHAAAAAAAAAN~ !!!!"

BRAKKK!!

BRAKKK!!!

BRAKKK!!!!!

jeritan tangis itu mengejutkan keduanya. tidak- tidak, Ketukan kasar itu tidak berasal dari pintu unit felix.

Tapi felix yang mengenal changbin dengan hyunjin cukup baik, dia takut jika tangisan itu ulah dari mereka.

Dan untuk memastikannya, felix buru-buru keluar untuk memeriksa dengan mimik penuh ketakutan yang sangat jelas.

MaryJuana ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang