0022

143 36 37
                                        

Mobil yang chan kendarai itu masuk dalam rimbunnya hutan dan memutuskan untuk mereka bermalam di tengah sana.

Ranting-ranting kayu yang telah di kumpulkan oleh chris, tampak di tumpuk untuk mereka bakar.

"chris" Panggil chan.

Sang adik pun mendekat dimana keduanya  berjalan beriringan menjauh dari mobil.

Felix yang duduk di bagasi yang sengaja dibuka itupun melihat kepergian keduanya bersama kening yang mengerut.

"Lixie"

Kedatangan jisung dengan menyodorkan sekaleng minuman membuat pandangannya beralih pada pemuda tupai tersebut dan menerima minumannya.

"mereka akan kemana?" tanya felix yang terlanjur penasaran.

"Mungkin mencari sesuatu yang dapat kita cemil" Sahut jisung enteng dengan menambahkan beberapa ranting dalam perapian.

Antara percaya dan tidak, entah mengapa felix merasa mereka sedang membicarakan sesuatu yang serius.

"Jika tidak, mengapa mereka harus menjauh" Innernya dengan menyeruput sedikit air dalam kaleng minuman alumunium di gengamannya.

Tapi bisa jadi itu hanya perasaan felix saja, karena setelah hampir satu jam berlalu. Chris dan chan kembali dengan membawa beberapa buah sejenis ubi-ubian.

"Lihat apa yang kami temukan" Tenteng chris dengan wajah yang sangat ceria walau penerangan sangat minim, bara api buatan mereka mampu memperlihatkannya dengan baik.

"Wahh?!!!" Jisung gembira disana yang segera mengambil alih ubi yang ada di tangan chan.

Berbeda dengan Felix dia tidak terlalu antusias.

Sini ku bisikan. sebenarnya, Felix tidak tau dengan apa yang mereka temukan. Dia juga tidak berfikir kalau itu bisa dimakan. Yang ada di kepalanya, itu akan mereka bakar sama seperti ranting-ranting disana.

tentu pikiran Felix tidak salah. mereka benar-benar memasukkan itu kedalam bara api. Dan setelah berselang beberapa menit, mereka mengeluarkannya.

Felix meringis tidak mengerti. "ayo, makanlah" Kata chris.

"Ha??" sudah kukatakan, dia tidak tau itu bisa dimakan.

Jisung dan chan saling berpandangan melihat expresi felix.

Sepertinya chris tidak menyadari dimana ia hanya berfikir jika felix tak kunjung menyentuhnya itu karena ubinya masih panas.

dia benar-benar sangat manis, chris meniupkannya untuk felix. Saat ia rasa panasnya telah turun, ia menyuapkannya pada felix.

Jujur saja keraguan felix terlihat jelas di mata chan dan jisung. Akan tetapi, wajahnya perlahan maju dengan mulut yang ia buka untuk menerima makanan asing di mata felix.

"Joah??"

Si lentik membulat sangat gemas. Felix tidak menyangka benda aneh seperti kayu itu ternyata sangat manis, tidak hanya manis tapi juga gurih, dan teksturnya juga sangat lembut.

Dia mengangguk lucu sampai surai shunsinenya tuing-tuing gemes menyahuti chris.

"Kau belum pernah memakannya ya?" tanya jisung dengan berdiri dari jongkoknya di depan perapian.

Bukannya tak menyahuti, tapi Felix hanya bisa nyengir di bagasi sana.

Felix bahkan sudah menghabiskan satu. dan chris tampak mengambilkan yang lain untuknya.

"Walau enak, Jangan terlalu banyak memakannya"

"Eug?!?" Felix tak mengerti mengapa jisung berkata begitu.

MaryJuana ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang