"Kau akan pergi dengan siapa?"
"Jika kau mau, kau bisa ikut denganku"
"Tidak. Aku tidak mau"
"Tidak masalah, aku bisa pergi sendiri"
"Apa yang kau katakan" Sambar jisung melirik chris tajam sekilas, karena dia berbicara pada felix.
"Ada aku disini" Lanjutnya. "Ya, .. Setidaknya hatiku tidak mati dan masih berfungsi" Sedikit menekan dalam kata 'mati'-nya "aku akan pergi denganmu"
"Kau menyindirku" Sambut chris yang terlihat jelas sangat tidak terima dengan kata-kata jisung.
"Siapa?" Sahut jisung balik bertanya dengan wajah polosnya tanpa noda dan dosa.
"Kau" ada jeda sedetik "kau mengatakan hatiku mati" Lanjut chris.
"Aku??" Tunjuk jisung pada dirinya sendiri, lantas mengangkat bahu dan melebarkan kedua tangan di udara. "Seingatku,.. Aku tidak mengatakan itu. Tapi..." dia melirik chris julid "jika kau merasa begitu, dimana salahku?"
"Eisshibghh" Kesal chris terpojokkan, Mengangkat kaki ugal-ugalan dan menghilang dibalik pintu.
Felix dan jisung terkekeh, keduanya bahkan melakukan high five untuk merayakan kemenangan mereka.
Keduanya bahkan sulit untuk berhenti terbahak. Bayangan chris yang bersumpah hingga menghentakkan kakinya itu benar-benar seperti anak kecil yang merajuk.
Sementara itu, chris yang menjadi sumber tawa mereka, di dalam sana chris menemui chaeri dan cia.
"Uncle cantik juga ikut?" cicit si kecil.
"Iya dong, kan daddy memang mau ngaterin uncle cantik" sahut chris mengambil kunci mobilnya di laci. dia berpamitan pada mereka akan pergi.
cia si gadis kecil yang manis itu terlihat sedih. "Jangan sedih dong manisnya daddy, kan masih ada mommy" Si Kecil menunduk dengan bibir yang semakin melengkung kebawah.
"Perginya cuma sebentar aja kok, Kita akan segera kembali"
"Plomis?"
"Yes! Promise" Sahut chris mantab menautkan keliling besarnya bersama kelingking si kecil. "Okay~" Setuju cia tak lagi sedih.
Chris beranjak dari posisinya yang sebelumnya menyamakan posisi dengan cia. Mengacak surai coklat tipis sikecil lembut, lantas berkata pada chaeri. "Aku akan segera kembali dengan membawa persediaan makanan"
Chaeri mengangguk mengerti sembari menarik hangat sang putri untuk lebih dekat dengan dirinya.
"Ice cream" sambar cia.
"Siap tuan putri!!!" Sahut chris cepat dengan memberikan dua jempolnya.
✥
Ketika chris kembali kedepan, dia tak lagi melihat felix maupun jisung.
Karena chris terlalu lama, mereka berfikir jika chris benar-benar tak mau pergi.
"Kelewatan!" dumel jisung. "Hatinya benar-benar mati. tega sekali membiarkan kita pergi di tengah hutan menyeramkan seperti ini. tidak tau apa kalau aku ini calon kakak iparnya.. iya sih, ini memang siang. Matahari juga sombong sekali diatas sana. Tapi tetap aja kan? Ini menyeramkan" ocehnya panjang lebar.
"beruntung kakaknya tidak seperti dia" masih ocehan jisung. tapi tiba-tiba, jisung melirik felix yang berjalan beriringan dengan dirinya "apa kau benar-benar menyukainya?"
"A-aku?" terkejut felix, seketika langkahnya terhenti.
tawa jisung menyembur, tak percaya pipi ber galaxy felix mendadak bersemu merah. "Astaga,, kau imut sekali" Katanya masih dengan kekehan kecilnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
MaryJuana ✔
FanfictionTidak ada yang istimewa dari pertemuan yang seharusnya menjadi malam mengerikan hari itu. Felix seharusnya tetap dengan kehidupannya, christ juga tetap dengan hidupnya. "Tapi mengapa kita bertemu dalam kehidupan seperti ini??" - Felix lee. •BxB •B...