Pria asing itu menelan ludahnya sendiri yang terasa sangat pait. bergerak untuk bangkit hingga membuat posisinya menjadi terduduk.
Sulit untuk menjelaskan arti dari mimik wajahnya saat ini. Yang aku tau, rasa nyeri di sekujur tubuhnya terasa dua kali lipat dari kemarin.
Ia melirik lilitan kasa dibahunya setelah melihat pemuda asing yang melakukan itu untuknya tak lain ialah felix.
Kelereng kecoklatannya itu berkeliling hampir di setiap sudut ruangan seluas studio ini yang hanya berisikan single bed kecil, almari dua pintu berukuran sedang. lemari pendingin satu pintu, kompor, dan satu lagi, satu set meja dan kursi belajar.
Matanya berhenti dikursi tersebut dimana pemuda asing baginya itu terlelap disana dengan posisi membungkuk menenggelamkan wajah diantara kedua lengan yang ia lipat di meja.
Kalian tau, Felix berjuang semalaman untuk mendapatkan posisi ternyaman sejak semalam. Mulai dari kaki yang kesemutan, di susul oleh lengan, dia sangat menderita untuk mencari posisi tidur yang benar hingga ia baru terlelap sekitar jam tiga pagi yang kemungkinan seluruh tubuhnya sudah menyerah.
Aku rasa, pria asing itu juga dapat membayangkan bagaimana tidak enaknya posisi tersebut.
Dia tampak beranjak dari duduknya bersama desisan rendah namun sangat terasa ngilunya dengan ringisan mimiknya yang terlihat sangat sakit nan nyeri.
Mengambil salah satu kaos berwana hitam yang masih nampak berserakan di lantai, yang aku yakini kaos itu adalah milik felix.
Tanpa meminta ijin pada sang pemilik, pria itu tampak berjuang setengah mati hanya untuk mengenakan kaos tersebut.
Bukan karena ukuran yang tak cukup. Walau felix itu sangat mungil, anak itu suka dengan ukuran oversize yang tentunya akan cukup dibadan pria tersebut.
Jadi cukup jelas jika ia berjuang untuk melawan rasa sakit di sekujur badan. Tak hanya karena anak peluru yang pernah bersarang, namun ia juga memiliki luka lain yang terbilang juga cukup menyakitkan.
Bahkan salah satu kakinya robek yang sepertinya terkena sabetan benda tajam. Dan jangan lupakan sebuah mesin jual yang menimpa dirinya semalam. Kecelakaan itu juga menyebabkan luka di kepala bagian belakangnya.
"Apakah dia monster??" itulah pertanyaan felix yang kini telah terbangun dari tidurnya namun tak lagi melihat adanya pria asing yang ia bawa semalam.
Bagaimana dia tidak berfikir sedemikian mengingat darah yang keluar tidaklah sedikit ditambah dengan seluruh luka di tubuh itu sangat mustahil seseorang masih dalam keadaan sadar seperti dirinya.
Di detik berikutnya, felix mengendikkan bahu tampak tak lagi peduli kemanapun pria itu pergi. Terbukti dengan caranya menguap menyeret kaki malas-malasan menuju lemari pendingin untuk mengambil air minum.
Dengan segelas air di tangan di hadapan mulut kecilnya itu, matanya tersita oleh salah satu benda yang tergeletak di lantai.
Anak muda itu berjalan mendekat dan memunggutnya dimana itu adalah kaos berwarna hitam yang bau amisnya sangat menyengat menusuk penciuman pagi harinya.
Tidak salah, itu adalah kaos milik pria asing itu yang ditinggalkan. Felix pun menghela nafas kasarnya.
◑
"Selamat pagi tuan, bang"
Mimik wajah sang pemilik marga itu terlihat sangat canggung. Namun sepertinya dia berusaha untuk menerima sapaan dari wanita pengelola apartement ini yang bernama jihyo.
Masih muda sih, usianya sekitar tiga puluhan. Dia juga yang menjaga toko serba di lantai dasar ini.
"Pagi..." Sahutnya.
"Aku tidak menyangka tuan bang dapat minum juga"
Kening pria itu menggerut tidak mengerti "tapi Ngomong-ngomong, sejak kapan anda dekat dengannya?" Lanjut jihyo dimana pria itu semakin terlihat tidak mengerti yang justru terlihat sangat bodoh.
"Kalian tidak sedang dalam hubungan kan??" Telisik jihyo "ahahahahaa" Tiba-tiba tawanya menguar "tidak mungkinlah, aku akui parasnya memang cantik, tapi anda pasti tau kan jika dia seorang pria" Celotehnya bersama tawa.
"Chan?!!!" Pria itu menoleh ke salah Satu mobil. "Buruan!!!" Lanjut seorang pria di dalam mobil tersebut yang jika aku tidak salah lihat, itu sepertinya jaehyun.
"Em... Maaf, saya harus pergi" Pamitnya sopan pada Jihyo yang segera melangkahkan kaki lebarnya menuju mobil tersebut.
Jihyo melihat punggung lebar itu pergi, "kenapa jalannya pincang??" Guman jihyo melihat si pemilik punggung lebar itu menjauh darinya.
Di detik berikutnya, dia menghembuskan kekehan kecil dimana bayangan pria itu menbarak sesuatu hingga membuat jalannya tak stabil saat dia dalam keadaan hangover semalam.
Masih dalam bayangan yang menurutnya itu lucu, jihyo berbalik dimana mata bertemu dengan felix yang entah bagaimana kehadiran felix seolah merusak moodnya.
Namun sepertinya jihyo tak ingin pemuda itu melihat mimik buruknya yang segera mengganti dengan mimik senyum yang justru terlihat sangat dipaksakan di mata felix.
Felix yang memang anaknya masa bodo-an, dia juga tak ambil pusing memilih mengabaikan.
"Kau ingin membeli sesuatu?"
"Ne" Singkat felix dimana keduanya pun masuk kedalam toserba.
Anehnya, jihyo justru mengikuti di setiap langkah kaki Felix. "Katakan padaku, sejak kapan kalian menjadi sedekat itu?" Felix memutar bola matanya malas yang mungkin jihyo tak melihatnya.
Jadi semalam saat felix membantu pria asing baginya itu, dia bertemu dengan jihyo. Wanita ini mengenal pria itu adalah bangchan salah satu penghuni apartement ini.
Dia mengira jika kondisi Chan semalam itu akibat banyak minum. Dengan mudahnya juga Felix mengangguki 'daripada ribet' pikirnya malam itu dan membawa Chan kedalam unitnya.
Felix mana tau jika pria asing itu juga salah satu penghuni apartement ini walau dirinya sudah hampir satu tahun menyewa disini.
"Kami tidak dekat, aku hanya bertemu dengannya di jalan" Sahut felix dengan meletakkan sebuah sabun cuci baju di meja kasir.
Lebih tepatnya, sabun itu seperti dibanting oleh felix.
Melihat maupun mendengar sikap dan jawaban itu, jihyo tampak mengunyah angin kosong di mulutnya yang segera meng-scan barang tersebut.
Yang perlu kalian tau juga, mata keduanya sama-sama memperlihatkan ketidak sukaan. Apalagi felix, aura dinginnya dapat jihyo rasakan.
Wanita itu sampai merinding melihat kepergian felix. Sebenarnya, jihyo menjadi sangat penasaran siapa anak muda itu sebenarnya.
Karena selama hampir satu tahun dia berada disini, jihyo hampir tidak pernah melihat dia berinteraksi dengan para penghuni lainnya disini.
Itu sebabnya jihyo sangat heran saat melihat Chan dengan felix semalam. Sepertinya bukan hanya itu saja sih alasannya.
Jawabannya, jihyo ini tertarik dengan bangchan. Sudah cukup lama sepertinya, tapi tidak mendapat respon yang ia harapkan dari chan.
TBC
<————««♡»»————>si emak cembukor wkwkw
![](https://img.wattpad.com/cover/346771319-288-k407041.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MaryJuana ✔
FanficTidak ada yang istimewa dari pertemuan yang seharusnya menjadi malam mengerikan hari itu. Felix seharusnya tetap dengan kehidupannya, christ juga tetap dengan hidupnya. "Tapi mengapa kita bertemu dalam kehidupan seperti ini??" - Felix lee. •BxB •B...