0017

123 37 14
                                    

Felix sampai di mansion sang ayah sekitar jam dua malam. dan sekarang hari telah berganti yang telah  memasuku waktu sekitar  sepuluh pagi.

Sepertinya semalam taecyeon tak berada dirumah hingga jam sepuluh menuju siang ini, mobil miliknya baru saja melewati gerbang besar mansion-nya.

turun dari mobil, membuang putung rokok menghibas-ngibaskan udara dari mulutnya memastikan bau rokok itu tak melekat dalam dirinya.

Apakah taecyon biasa seperti itu??

Tentu saja tidak.

"Good morning sweetie~" sapanya yang dibuat segemas mungkin meleburkan diri membekap putra mungilnya yang duduk di sofa besar di tengah bangunan megah miliknya.

"Daddy bau"

"Ogh?! Benarkah?" terkejut, taecyon menarik diri mengendusi dirinya sendiri untuk memastikan.

Sedangkan felix, dia menggunakan jari-jari kecilnya untuk menutup hidung dan mulutnya sendiri.

"Hehehemmm maaf, daddy belum mandi" dusel taecyon di perut putranya. "tapi daddy rindu banget, juana kemana aja sih sayang? daddy tanya uncle-mu juga enggak ada yang mau buka mulut"

"Kalau uncle chansung dan junho berani ngasih tau daddy, kita bakal kemusuhan" Gimana gak makin gemes bapaknya liat tingkah anaknya begitu.

Felix melipat kedua lengan kecilnya di dada dengan  wajah yang di buat segarang mungkin. Tapi yang ada di mata sang ayah??

"utu~ utu~~~ galaknya putra daddy... daddy-nya jadi makin gemes ini loh~" Cubit taecyon di hidung kecil sang putra.

"Jijik banget"

Baik taecyon maupun felix, keduanya menoleh ke sumber suara.

"Kalo mau juga bilang aja" Datar felix tanpa expresi namun terlihat menjengkelkan di mata sang kakak.

Ya,...

Felix bukanlah satu-satunya putra lee taecyon. dia juga memiliki seorang kakak bernama lee minho.

Namun dari expresi keduanya saat ini, cukup membuktikan jika mereka tidak seakur layaknya saudara pada umumnya.

Minho menunjukkan wajah menjijikkannya melihat perlakuan sok imut sang ayah pada felix.

"Minho, jangan__"

"Jangan apa?!" timpal minho memotong kalimat sang ayah. "Daddy tau enggak dia bawa masuk orang asing kedalam kamarnya"

"Memangnya kenapa?! Memangnya kak ino tidak pernah membawa teman kak ino kedalam sini?!!" Sang adik tak terima.

Dan tentunya, taecyon pun telah mendengar kabar tersebut. "Memangnya siapa yang ada di kamar juana sekarang?" tanya taecyon yang langsung mendapat tatapan tajam dari si kecil.

"Kenapa?! Daddy enggak suka juga?"

"Bukan begitu" taecyon beranjak dari duduknya. "Daddy harus tau dong siapa yang bertamu dalam rumah daddy"

"Oooh jadi gitu?!" Felix beranjak juga dari duduknya "tidak ada yang boleh masuk kedalam kamar felix! Termasuk daddy!!" Kalimat terakhir felix ini terdengar penuh ancaman.

"kalau daddy tetap memaksa masuk kesana" Ada jeda sebentar "daddy liat aja, felix tidak akan pernah lagi menginjakkan kaki disini" Felix sudah mengangkat tungkainya yang mungkin akan menuju kamarnya.

Namun, "oke, oke! Baiklah. daddy tidak akan masuk kesana"

"Janji?!?" Felix menaikkan kelingkingnya. Melihat itu, taecyon menghela nafas.

Tak hanya taecyon sebenarnya. Minho lebih dulu mendengus kasar dan meninggalkan ruang tengah, menaiki tangga menuju kamarnya.

taecyon melihat kekesalan itu tapi mau tidak mau, putra kecilnya sedang menunggu jari kelingking miliknya bertaut dengan keliling kecil itu.

MaryJuana ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang