0009

148 39 1
                                    

Tok!

Tok!!

Tok!!!

Felix melihat di lubang intip sebelum membuka pintu. Alisnya menyatu mendapati pemuda tupai tadi pagi juga bersama pria tertembak.

"Maaf"

Kata pemuda tupai tersebut saat pintu telah felix buka. "De??" Bingung felix "maaf atas sikap ku pagi tadi" Sang tupai berusaha menjelaskan.

"Ah~ ne, it's okay" Sahut felix memaklumi.

"Kata-kata kasar kuuuuu??"

"Tidak masalah. Aku sama sekali tidak tersinggung dengannya" Dusta sekali, padahal kata-kata itu menghujam dirinya.

"Kau akan pergi??" Kali ini pria tertembak itu yang berbicara. Karena sepertinya felix sedang mengemasi barang-barang nya. dan felix sendiri mengangguk sebagai jawaban.

"Maaf, aku_"

"Jika kau butuh tempat baru, aku bisa membantumu" Tupai itu memotong ucapan kekasihnya. Yang aku tebak, dia mungkin memberitahu masalah felix.

Kelereng kehijauan Felix pun tampak tertuju pada pria tertembak yang segera mengalihkan pandangan seolah menghindari tatapan yang Felix berikan.

Tak berselang lama, Felix pun menelan angin kosong sebelum berkata "tidak, terimakasih" tolaknya sangat sopan.

"Kau benar-benar tidak tersinggung dengan ucapanku tadi pagi, kan??" Felix menggeleng sebagai jawaban dari pertanyaan sang tupai.

di detik itu, dering ponsel Felix berbunyi yang membuat Felix pun berjalan kedalam dan menerima panggilan tersebut.

"eo" sahut felix untuk di sebrang sambungan sana. Setelahnya, ia mengangkut ransel berukuran sedang itu ke punggung kecilnya.

"Maaf, aku harus pergi" Pamit felix walau juga seperti mengusir keduanya.

Lebih tepatnya, Felix meningggalkan mereka berdua yang masih berada di depan unitnya.

Sedang dalam langkah kecil itu, keduanya melihat kedatangan dua orang yang berpakaian serba hitam layaknya seorang bodyguard.

Keduanya tampak membungkuk tanda memberikan hormat mereka pada felix. Bahkan salah satu dari mereka mengambil tas sedang di punggung kecil Felix sebelum akhirnya mereka berjalan bersama.

"Kau akan kemana?"

tampaknya, tuan bang itu akan mengikuti Felix dan sang tupai mencium gelagatnya. Tanpa menjawab, jari kokoh itu justru menyingkirkan jari penghalang itu dari lengannya.

Seolah dia dalam kondisi yang sangat baik, dia benar-benar mengikuti hingga sampai melihat Felix masuk kedalam sebuah mobil.

Katakan, dia mungkin tidak waras. Lihat saja, dia berdiri menghalangi mobil tersebut untuk tidak melaju.

Berulang kali mereka membunyikan klakson untuk dirinya menyingkir yang tidak diindahkan oleh tuan bang.

DRKK!!

DRKK!!

Felix yang memang berada di dalam sana, ia mulai melihat kedua orang yang duduk depannya itu mulai emosi dimana pria di depan sana mengetuk
cap depan mobil bersama gerakan jari untuk mereka turun.

Tidak hanya itu. Lihat saja wajahnya juga sangat menjengkelkan dalam pandangan mereka yang berada dalam mobil sana.

desisan jengkel dari salah satu-nya memutuskan untuk turun.

SLASH!!

pria serba hitam itu berhasil menghindari serangan tiba-tiba yang dilayangkan oleh pria yang Felix tebak bermarga bang tersebut, yang mengakibatkan perkelahian antar keduanya pun tak dapat dihindari lagi.

MaryJuana ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang