0026

108 25 8
                                    

"EeeeeeewWAAaaaeeee~"

"Shssss.. Ssshhh.. Sshh~ sayang.. Sayang~"

Apa yang terjadi tentu-nya tidak mudah bagi cia. Jiwa mungkin terguncang atau bahkan bisa membawa trauma bagi si kecil.

perasaan takut dan suara yang terasa meruntuhkan jantung, memekakkan telinga itu masih membayangi dalam sadarnya.

Chris berusaha menangkan. Mengendong, menimang, membisikkan kata-kata hangat untuk mengalihkan di telinga si kecil bersama tangan yang tak henti-hentinya menggosok punggung kecil itu.

Air mata mengalir deras dibalik punggung chris bersama rengekan yang tak kunjung berhenti.

tentu saja tidak hanya chris yang mencoba menenangkan. Chaerie, sang ibu, dia juga melakukan hal yang sama.

butuh hampir sekitar satu jam lamanya tangis cia mulai mereda saat chris dengan acak menunjuk felix yang saat itu mungkin sedang bergelut dengan batin.

"Coba lihat, di sana ada siapa" Tunjuk chris pada felix.

bersama nafas yang tersengal, cia menggeleng. "Mau daddy kenalin gak?" tidak ada jawaban kecuali hanya isakan dan kembali menyembunyikan wajahnya di dada chris.

"Tadi daddy berbuat salah pada uncle itu. Cia mau enggak bantuin daddy?" si kecil menarik kepalanya kembali untuk melihat.

Chris menunjukkan wajah gembelnya semenyedihkan mungkin "bantuin daddy, ya. Cia kan pemberani,,, ya?" cia menoleh melihat felix, lantas kembali menatap chris bersama anggukan kecil.

"Yeaaaayyy!!!" Seru chris girang dengan gemas mencium sayang sang putri. "Ayo~ ayo~ kita temui uncle cantik~" semangat chris menjunjung tinggi putrinya.

Sejenak, chaerie membersihkan wajah basah sang putri sebelum akhirnya chris membawanya untuk menemui felix.

Jisung dan chan yang duduk di sofa, keduanya segera berdiri menyadari kehadiran mereka.

Dari mimik keduanya sudah cukup menjelaskan kecemasan mereka. "Everything's good" Kata chris sebelum keduanya bertanya dan chris yang bersama si kecil itu menghilang dibalik pintu.

Untuk beberapa saat, chaerie mengulum senyumnya pada felix yang melihat dirinya.

Tak lama setelah pandangan mereka terputus, chaerie mengehela yang kemudian keluar bertemu dengan jisung dan chan.

Chaerie berkutat dengan ponsel chris yang ada di tangan, lantas menunjukkan layar ponsel itu dimana jisung mendekat untuk membaca tulisan disana.

"Terimakasih banyak telah menyelamatkan-ku dan putriku, apa ada yang terluka?" baca jisung.

"Ani.. Anieyo, kami baik-baik saja" kata jisung sebagai jawaban.

Chaerie pun kembali mengetik sesuatu "syukurlah. kalau begitu, kalian bisa istirahat di dalam. Jika butuh sesuatu katakan saja padaku"

"Aah~ ne, kamshamida" jawab jisung lagi dimana chaerie segera mempersilahkan mereka pada kamar yang sebelumnya ia tempati.

Karena disana memang hanya ada dua kamar.

Jisung pun mengajak chan dan masuk lebih dulu. Chan yang mengekor, matanya bertemu tatap dengan chaerie.

Aku sedikit sulit mengartikan arti dari mata chan. Namun chaerie tersenyum sangat tulus dan santun padanya bahkan sedikit menundukkan kepala sebelum akhirnya chan juga menghilang dalam pintu sana.

Tidak seperti sebelumnya yang dapat melihat dari antar kamar, kini chris telah menutup aksesnya.

Dan bagi chan dan jisung yang baru pertama kali memasuki kamar tersebut, mereka tidak tahu jika kamar itu berada di ambang jurang.

MaryJuana ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang