0023

104 32 10
                                    

Klak?!

Klak?!

di kunci.

Ya, felix tau. bahwa dia dikurung disana. akan tetapi, Felix sama sekali tidak merasa cemas. dia berjalan mendekati hamparan dinding kaca itu dan memandang kebawah menghela nafasnya.

Chris tak ada disana. dia keluar untuk menerima telfon, namun tak kunjung kembali.

di tempat lain, ruangan itu terlihat sangat merah. Mungkin karena lampunya. Juga kepulan asap sesekali mengudara disana.

"Kau menemukannya?"

Sebelum ada jawaban atas pertanyaan pemuda mirip rubah itu, kretekan sebatang rokok dalam isapan chris terdengar.

"Menurutmu?" Ya, chrislah yang menyahuti dengan mimik sombongnya.

Sang pemuda rubah pun tertawa dengan wajah saiko-nya.

"Kudengar, dia sangat cantik"

"Yeaaah... She's so beautiful" Setuju chris, menyahuti dengan cepat.

"Dan aku tidak sabar untuk bertemu dengannya"

"Kau harus sabar" timpal chris yang sepertinya mengundang ketidak sukaan si pemuda rubah.

"Apa maksudmu, aku sudah membayarmu"

"Yaaaaa aku juga bisa mengembalikannya"


BRAAAKAK!!!


"Ohoooo ho ho ho hoooo" tawa chris sedikit pun tak bergeming meski sang rubah telah mencengkram perpotongan lehernya dengan amarah.

Dengan santainya dia berkata "tenang... tuan yang"

"Apa berlian yang kau curi itu tidak cukup juga untukmu?!" tekan sang rubah bermarga 'yang'.

"Ctk" Chris berdecak remeh disana. "Sejujurnya, aku lebih menyukai sabu-nya"

"Jangan lancang Christopher"

"Noooo I'm not, oooorrrr_"

"Nothing" potong tuan 'yang' menekan.

sepertinya, chris juga tak ingin lagi bermain dimana tatapan matanya telah berubah.

menyingkirkan jari pemuda rubah itu dari perpotongan lehernya dengan angkuh dia berdiri mengibaskan jaket kulitnya.

"Sudah cukup bermainnya" Ucapnya "katakan padaku apa yang akan terjadi padanya saat aku menyerahkan gadis itu padamu?"

"Itu bukan urusanmu"

"Jelas itu menjadi urusanku" sambar chris.

"Sejak kapan kau mengurusi hal seperti itu, hah?!" Si rubah itu mengelilingi chris. "Pekerjaanmu hanyalah mencari dan menyerahkan..   sejak kapan kau ingin tau tentang mereka?"

Tampaknya chris menelan ludah paitnya. dan di belakang sana, tuan 'yang' memainkan mata dimana salah satu, sepertinya bawahannya bergerak untuk menekan sesuatu.

pupil chris melebar melihat layar proyektor di depannya menunjukkan sosok anak kecil perempuan yang mungkin berusia sekitar lima tahunan.

"Kau?!" chris menyerang pemuda rubah itu yang tentunya dia tak berhasil melakukannya karena orang-orang disana segera meringkus dirinya.

"HAHA HA HA" Pemuda rubah itu tertawa gila. Sepertinya dia suka melihat murkanya seorang Christopher.

"Kau pikir bisa bermain denganku, tuan bang?" remehnya.

MaryJuana ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang