11. cerita milik siapa saja yang menulisnya

9 3 0
                                    

11. cerita milik siapa saja yang menulisnya


Ketika namamu mulai memudar, dan aku sudah tidak bisa lagi membuatnya abadi, tolong bisikkan pada daun yang jatuh bahwa di manapun kamu berada, kamu baik-baik saja.

Alaska cepat-cepat menutup catatannya saat Shaka dan Arya kini duduk di masing-masing sisinya. Seperti biasa, atap Taruna Bangsa tetap akan jadi satu-satunya tempat mereka berkumpul. Walau rasanya mereka tak lengkap, sebab Sadam kini sedang sibuk dengan kegiatannya di basket, tapi tak menjadikan tempat itu sepi juga.

"Tapi, Sabrina bilang Try Out pertama minggu depan."

Suara Arya membelah keheningan. Membawa topik tentang Try Out yang rutin di laksanakan di Taruna Bangsa setiap sebulan sekali. Pada sebuah tes yang nanti akan menunjukkan kemampuan murid sekolah seberapa jauh atau dangkal pengetahuannya. Sebuah Try Out yang mengusung tema umum, yang wajib diikuti oleh seluruh murid Taruna Bangsa dari seluruh angkatan di jenjang SMA. Mengingat itu, Shaka dan Alaska sama-sama menghela napas berat.

"Gue pasrah aja," ucap Shaka, kini melamun menatap ke arah bawah. Tatapannya sangat kosong, mengunci pergerakan murid-murid yang sedang latihan paskibraka di sana.

"Gue tetap belajar, tapi semampunya," ucap Alaska, tersenyum kecil mengingat berita baik itu yang sudah memenuhi isi kepalanya.

"Salma jelas belajar mati-matian," kata Arya, tak lama laki-laki itu tertawa.

"Ya iya lah! Queen mana boleh punya saingan," balas Shaka, kemudian mereka tertawa berdua.

Alaska hanya geleng-geleng kepala.

"Kita semua saingan kali kalau sama-sama mau belajar."

Shaka dan Arya menoleh kompak pada Alaska. Mereka berdua seolah menatap laki-laki dengan seragam pramukanya itu dengan sorot mata tak suka.

"Salma mah caper!"

"Salma kan mau dibilang."

"Salma anaknya gak mau tersaingi."

"Lihat aja ntar kalau gak percaya."

Shaka memutar bola matanya, semakin malas. Arya bahkan sudah merapatkan duduknya di sebelah Alaska, siap untuk membuka lebih lebar topik tentang Salma di sana.

"Lo bego apa gimana dah, Al?"

Alaska mengangkat kedua alisnya, bingung tiba-tiba Arya bertanya seperti itu.

"Kalau gue bego, gak mungkin gue jadi warga Taruna Bangsa sejati," balasnya dengan nada becanda.

Namun, Alaska tetap saja tak nyaman jika Salma kembali jadi bahan omongan mereka.

"Lo gak nyadar selama ini kalau Salma selalu deketin lo biar tetap jadi trending satu?"

"Apaan, sih, trending-trendingan."

Shaka kembali memutar bola matanya, kali ini setuju Arya berbicara seperti itu. Alaska sesekali juga perlu dinasehati agar tidak berlebihan dalam hal kebaikan, apalagi pada Salma.

"Selagi dia gak ngerugiin gue, gue gak masalah."

"Orang-orang gak suka kalau lo dekat sama Salma. Emang, sih, Salma cantik, pinter, latar belakang keluarganya bagus, prestasi oke, tapi attitude-nya jangan deh," tambah Arya, semakin keterlaluan.

Alaska sudah hampir menyahut, tapi kalimat Shaka yang kemudian menggema menahannya untuk tetap diam dulu.

"Salma akan melakukan cara apapun agar perhatian orang-orag tertuju ke dia. Mungkin, hari ini lo gak percaya dan gak suka gue sama Arya ngomong kayak gini. Tapi, suatu hari lo akan setuju dengan ini."

about youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang