01

837 21 0
                                    

-Selamat membaca-
.
.
.

Pagi yang cerah tapi tidak secerah hati seseorang yang berada dirumah megah itu, sungguh lucu takdir ini bermain-main dengannya melihat permandangan yang menyakitkan didepan mata, suaminya bercumbu dengan wanita lain tiada yang salah bukan.

Tersenyum adalah senjata untuk menutup pedih dan perit hatinya, selama satu tahun ini ia melihat segalanya rasa yang sama ia terus dan terus membuang perasaan terhadap suaminya, ialah kim junkyu sosok manis itu melangsungkan pernikahan dengan CEO yang bernama Watanabe Haruto.

Sepanjang pernikahan junkyu dan Haruto semua terlihat baik-baik saja, sampai satu masa junkyu melihat suaminya berjalan dengan seseorang yang ia tidak kenali tapi ia selalu berfikir positif tidak mahu mengambil pusing, terus dan terus ia melihat di kantor? Mall?.

Ia sebenarnya tidak mahu mengambil tahu kerana ia berfikir itu mungkin teman atau partner kerja suaminya,tapi lama kelamaan ia menjadi hairan kenapa suaminya selalu jalan dengan wanita yang sama.

Sampai satu hari ia cuba memberanikan diri untuk bertanya kepada suaminya sendiri, mereka berdua suami isteri itu memakan makanan dengan keadaan hening cuma berbunyi piring dan sendok yang berlanggar.

Junkyu gugup untuk membuka suara, kerana Haruto itu memang dingin terhadapnya dari pertama kali mereka bernikah ia tidak tahu kenapa, walau bagaimanapun pernikahan ini memang dipaksa dan diterima dengan senang hati oleh papa junkyu.

"Hm mas bisakah aku bertanya"

"Hm" berdeham adalah respon yang diberi membuat junkyu gugup tapi ia beranikan diri

"Siapa wanita yang bersama kamu"

"...." Selepas pertanyaan itu terlontarkan suasana di meja makan itu hening hening dan hening seperti tidak ada satu pun manusia disana.

"Itu bukan urusan mu"

"Tapi aku cu-"

Prangg

Piring yang pecah berderai bececeran di lantai rumah itu pelakunya siapa lagi kalau bukan suaminya, junkyu yang melihat itu kaget menutup mulut nya dengan kedua belah telapak tangan, ia melihat muka haruto yang datar dan dingin dengan matanya melihat kearah junkyu dengan tajam.

"Sudah saya bilang ini bukan urusan mu"

"Ma-s aku ini isteri mu" ucap junkyu bergetar

"CK memang saya menganggap kamu isteri saya" ucap Haruto penuh dengan dingin dan marah ia terus memandang datar ke arah junkyu

"A-ku- cuma mahu menjadi isteri yang taat"

"...."

"K-enapa mas hiks tidak bisa menerima ku"

"...."

"Hiks hiks" Haruto bangun dari kerusinya untuk pergi dari sana ia muak melihat pria jijik yang berstatus isterinya s belum ia berlalu ia melontarkan kata-kata yang membuatkan junkyu menunduk dan tanam dalam² hatinya

"Jangan terlalu berharap"
"Saya tidak pernah mencintai pria seperti kamu"
"Darjat saya dengan mu berbeda"
"Dan wanita itu kekasih saya"
"Tolong jauh² itu menjijikkan"

Semua perkataan itu seakan mehantam sisi hatinya, sebenci dan sejijik itu suaminya terhadap dirinya,padahal junkyu isteri sah ah? Apakah bisa di bilang begitu adakah ia layak menjadi isteri CEO terkaya itu.

.
.
.
.

Haruto bergelut dengan wanita yang berada diatas tubuhnya, tanpa tahu siapa yang memerhatikan mereka ia tidak mahu mengambil tahu yang pasti ia harus memuaskan nafsunya.

"Ahhh"

Wanita yang berada diatas pangkuan haruto terus mendesah dengan suara yang mengundang birahi haruto, wanita itu tersenyum puas CEO yang ia idam-idamkan selama ini jatuh ke tangannya.

Haruto bangun dengan kepalanya yang berdenyut-denyut pening menyerangnya,  merasa tangannya kaku ia menoleh ke samping ah ia terlupa wanitanya tertidur pulas ia bangun dengan perlahan tidak mahu menganggu tidur kekasihnya, haruto duduk bersandar di headboards memikirkan seseorang (?).

Ia tidak tahu kenapa mengenal junkyu itu terasa petaka haruto merasa ia tidak bebas seperti masa lajang, walau ia tahu pria itu tidak akan mengacaunya tapi ia risih selalu dipaksa sana sini ia CEO seharusnya ialah yang memerintah, bagaimana lagi cuma wanita yang terlelap itu yang selalu menemani nya.

Kata-kata menyakitkan hati maki-makian yang dilontarkan oleh bibir nya terasa ringan, ia sedar junkyu sudah sah menjadi pasangan hidup nya tapi hatinya tidak mahu menerima itu, haruto juga bukan seorang gay ia sudah mempunyai kekasih seharusnya junkyu faham maksud yang ia sampaikan.

Airmata yang mengalir dari mata bulat binar itu tidak bisa ia lupakan, junkyu selalu melihat ia sex dengan kekasihnya tapi kenapa pria itu tidak pergi meninggalkan nya, apa ia tidak lelah untuk mengejar fikir haruto lamunan nya terganggu dengan pergerakan wanitanya.

"Eggh"

"Kamu udah bangun" kata wanita itu

"Hm"

"Sayang"baru saja wanita itu hendak mencium bibir haruto memberhentikannya

"Yujin aku fikir kamu harus pulang" ucap Haruto menolak bahu wanita yang ia panggil yujin itu

"Ishh kamu kok ngusir aku" yujin cemburet sebal

"Aku tidak mengusir mu aku hanya ke kantor" ucap Haruto jengah

.
.
.
.

Junkyu sudah menyiapkan sarapan pagi sepanjang pernikahan nya, ia tidak sama sekali tidur dikasur suaminya kerana haruto tidak membenarkan nya ia juga tidak mahu membantah.

Kantok mata junkyu sedikit memhitam dan matanya menbekak kerana semalaman ia menangis, dari arah atas junkyu melihat haruto berganding tangan dengan yujin ia mengalihkan pandangan ke arah lain, tidak mahu membuat hatinya makin teduh.

Semuanya terlihat biasa-biasa saja junkyu ditemani dengan ocehan kekasih suaminya, mereka makan dengan lahap gerak-geri junkyu tidak pernah luput dari ingatan dan mata tajam haruto terus menunduk.

"Sampai bila kau harus menunduk seperti itu" ucap yujin yang turut memerhatikan haruto memandang junkyu

"Eng"

"A-ku-

"Ayok aku udah terlambat" belum sempat junkyu menyahut haruto terlebih dulu menyela

Junkyu memandang sendu kearah dua punggung yang menjauh naik ke dalam mobil meninggalkan kawasan rumah itu, ia mehelah nafasnya dada junkyu tiba-tiba terasa sesak seperti biasa ia akan terus tersenyum menyimpan pedih dan sakit nya hati ini.

"Haruskah aku pergi dan mengalah mas" satu perkataan yang berterbangan ditiup angin

























Tbc
.
.
.
Married For Business

( Vote & comment)

Married For Business (Harukyu) ✓Where stories live. Discover now