13

302 12 0
                                    

Ruangan keluarga kim itu terdapat tiga pria yang sedang duduk di atas sofa, dengan keheningan masing-masing bermain dengan fikiran sendiri tiada siapa yang menbuka suara baik yang tua mau pun yang muda, suho pria paruh baya yang masih kelihatan tampan itu melihat ke arah pria manis yang tertunduk dalam.

Junkyu juga merasa kan keheningan di sekitarnya, ia takut untuk membuka suara bukan apa ia cuma tidak mahu kelihatan lemah di depan papanya, kerana kalau ia bersuara tangisan nya yang ia tahan akan lolos begitu sahaja.

Seseorang yang tidak tahan berada di sini pun membuka suara, kerana ia tidak suka kesunyian dengan melihat kedua bapak dan anak tidak mahu menbuka suara akhirnya ia yang bersuara.

"Sampai bila kita berdiam seperti ini?"

Selepas menanyakan soalan seperti itu, ia mendapatkan tatapan dari kedua manusia itu seperti berada ditahanan Jay memalingkan wajahnya tidak mahu melihat kearah mereka yang melototi nya.

"Ermmm" suho berdeham untuk membuat suasana mencair

"Junkyu apa kamu sihat?" Bertanyaan yang sejak dari tadi Suho ingin berikan akhir nya lolos juga dari mulut nya

"...." Junkyu yang di tanya hanya menunduk tidak tahu apa yang salah, tapi mendengar suara itu membuat matanya berkaca-kaca junkyu tidak mahu mengangkat kepala nya.

"Junkyu apa kamu tidak merindukan papa?" Suho yang masih bersikeras ingin bertanya tentang anak semata wayang nya itu.

Junkyu pun mengangkat kepala nya melihat kearah depan lebih tepat nya kearah papanya, dengan matanya yang memanas siap menumpahkan air mata, ia benar-benar ingin bercerita tentang hidup dan luka yang ia tanggung. Tapi seakan ia tersadar yang ia lakukan untuk papanya.

"Papa" suara lembut dan pelan itu berjalan dengan airmata yang mengalir dari kelopak indah itu

.
.
.
.

Suho por

"papa" sudah lama tidak mendengar suara anak manis itu aku tersenyum melihat anak kecil ku, matanya berkaca-kaca melihat ke arah ku aku menyambut nya dengan senyuman teduh ku. Tidak tahu kenapa senyuman yang ia lempar kan terlihat menyakitkan.

"Hiks hiks pap-a"

Tiba-tiba saja dada ku merasakan sesak mendengar tagisan itu, ini salah ku sungguh aku merasa bersalah, tidak tahu kenapa aku melihat air muka anak ku membuatkan aku ingin memeluknya lagi dan lagi.

Sudah dua tahun akan berpisah dengannya sejak ia berkahwin dengan anak teman ku(Kris), kami berpisah kerana aku harus membangunkan company yang pernah dilanda masalah aku tidak mahu ia banyak pikiran cukup dulu ia bersedih.

Aku tidak bertanya dan dia juga tidak bercerita tentang hidup dan kisah yang ia dan suaminya lalui, aku selalu membalas mesej ku dengan Kris sahabat ku, dia juga begitu tidak selalu ketemu anak dan menantunya.

Aku tahu sangat lah tahu kami berdua sangat tergila-gilakan tentang bisnes bisnes dan bisnes, sejak dari kecil kami berteman ini yang kami selalu lakukan tidak lupa jasa masing-masing selalu bersama, sampai kami menemukan pasangan tidak lupa memiliki anak dari pasangan.

Sekarang aku dan Kris menjadi besan, lucu bila d ingatkan kembali tenang masa lalu berteman bermusuh bersaing sampai lah kami di pisahkan, kerana mengejar cita-cita yang kami inginkan ia pergi ke japan dan aku berada di korea, membangunkan bangunan percaka langit.

Sampai aku mendengar kabar yang dia(Kris) akan melangsungkan pernikahan dengan cinta nya, aku gembira tapi juga sedih kerana aku tidak bisa hadir ke pernikahan nya aku yang pertama bernikah tapi dia(Kris) teman ku yang mempunyai anak terlebih dahulu, hahaha

Dan anak ku dan anak(Kris) cuma berbeza beberapa tahun tapi masih tua menantu ku

End


























Tbc
.
.
.
Married For Business

( vote & comment)

Married For Business (Harukyu) ✓Where stories live. Discover now