18

320 12 0
                                    

Buka saja pintu toilet itu jihoon tidak menemukan junkyu, niat hati ingin pergi dan mencari di tempat lain baru saja menutup pintu itu terdengar suara seseorang, seperti merintih sakit jihoon sebenarnya takut tapi dengan nekat diri ia pun berjalan perlahan ke arah satu persatu pintu itu.

Di toilet itu ada enam pintu dan jihoon menolak satu demi satu tapi tiada tinggal satu lagi, di dalam jihoon mendengar seperti seseorang? Itu meminta tolong.

"T-olong rhh" jihoon yang seperti mengenal suara itu pun ia terus menyahut

"Junkyu" panggil nya

"Ji-hoon t-olong" mendengar itu jihoon pun memanggil lagi tapi sedikit keras untuk memastikan

"Junkyu!"

"Junkyu!" Jihoon mengedor-ngedor pintu itu dengan kuat berharap junkyu menbuka nya tapi tidak

Tidak punya cara lain jihoon harus mengorak pintu itu, satu kali percubaan gagal dua kali percubaan gagal, tiga kali percubaan.

Brakkk

Deg

"Junkyu!!" Di depan sahabatnya terbaring lemas dengan mulut yang mengeluarkan rintihan tanpa berkata lagi jihoon mengangkat temannya keluar dari sana.

Bergegas ia keluar dari mall dengan berlari walau ia tahu junkyu berat tapi ia masih kuat untuk mengangkat tubuh lemah itu, menbuka pintu mobil dengan cepat dan membaringkan tubuh itu jihoon pun terus masuk ke dalam mobil meninggalkan kawasan itu dengan membawa mobil diatas rata-rata.

"Ji-hoon sak-it" panggil junkyu pelan jihoon memandang ke belakang dengan cepat menghulurkan tangan satunya lagi menyetir

"Tahan kyu kita akan ke hospital"

"Hik-s saki-t" junkyu terisak membuat jihoon lagi panik ia takut temannya terjadi apa-apa

"Kita udah sampai jangan nangis kyu!" Sesampai nya di hospital jihoon terus turun berlari meninggalkan mobil nya itu memanggil dokter

"Suster tolong saya!!" Panggil jihoon dengan cepat suster wanita itu datang dan bertanya

"Ada apa tuan!?"

"Teman saya Su tolong!"

"Iya kami akan ke sana" dengan cepat beberapa suster itu berlarian ke arah mobil jihoon dan mengambil alih junkyu mengangkat dan meletakkan tubuh itu di atas kasur hospital dengan cepat mereka menolak untuk membawa ke kamar rawatan.

Jihoon memegang tangan junkyu lembut dan ikut membawanya ke kamar rawat itu dengan perbagai kata penenang ia lontarkan, tapi ia ditahan oleh dokter.

"Maaf tuan kami harus memeriksa pasien terlebih dahulu"

"Tapi-"

"Nanti kami kabar kan!"

"Tolong dia dokter!!"

"Pasti!" Jihoon dengan tidak rela melepas tangan itu dan pintu rawat itu tertutup jihoon menghembus nafas panjang melihat kondisi junkyu membuatnya sedih

.
.
.
.

Sudah setengah jam jihoon berada di luar modar-mandir gelisah matanya tidak lepas dari kamar rawat junkyu, sepanjang itu juga dokter tidak keluar entah apa yang ia lagi kan jihoon berpikir apa sakit temannya itu sampai lama didalam sana.

"Jihoon!!!" Tiba-tiba seseorang datang dengan panik mukanya memerah mungkin mereka berlari mendapatkan kabar yang junkyu di larikan ke rumah sakit

"Jay!! Suk!!" Ia mereka hyunsuk dan Jay kenapa mereka ia kerana jihoon tahu kalau pun ia memberi tahu haruto ia tidak akan datang ~apa kamu pasti dia tidak datang

"Junkyu gimana?!" Tanya jay gelisah

"Aku tidak tahu kak"

"Gi mana bisa jadi gini beb?"

Jihoon menceritakan semua yang berlaku di mall kenapa junkyu dengannya perpisah sebentar, dan terjumpa junkyu tengah terbaring lemas. Mereka bertiga menhelah nafas dengan lelah.

"Terus kamu tidak menelefon suaminya?" Tanya hyunsuk kekasih jihoon tapi jihoon hanya mengiling kan kepalanya

"Keluarga pasien"

"Saya dok!!"

"Ayo ikut saya"

"Baik"


























Tbc
.
.
.
Married For Business

( vote & comment)

Married For Business (Harukyu) ✓Where stories live. Discover now