27

328 12 0
                                    

Pintu kamar itu tertutup dengan perlahan tidak mahu menganggu tidur si manis, jay perjalan ke arah ruang tamu di mansion itu jihoon sudah dari tadi berhenti menangis matanya juga sudah bengkak.

"Gimana bang!" Dengan cepat jihoon bangun dari duduknya mehampiri jay, Jay mengisyarat nya untuk kembali duduk

"Bang!-"

"Sabar jihoon" jay tahu jihoon memang tidak sabar lagi² tentang sahabatnya itu, jihoon kembali diam

"Bang loe dengar kan junkyu gak bahagia bang!!"

"Abang tidak tahu bisa begini huss" jay menhela nafasnya berat menyandarkan tubuhnya

"Gue gak kuat bang liat junkyu gitu"

Jay menutup matanya sejenak dadanya sesak bukan jihoon saja terluka dia juga turut terluka, membayangkan mata cantik yang dulu selalu mengisi dengan keindahan semuanya lenyap. Jay jadi bersalah kalau dia tahu begini nasib junkyu sudah lama dia menpertahankan.

"Loe gak terlambat bang" gumum jihoon terdengar digendang telinga jay, Jay kaget apa yang jihoon katakan

"gue tahu kok lo cinta ke junkyu" pandangan mata mereka bertemu jay cepat-cepat mengalihkan ke arah lain

"Jihoon jangan ngawur kamu"

"Anggak! Gue serius bang"

Dia terdiam seketika kemudian terdengar suara kekehan penuh luka yang keluar dari mulut jay, kepalanya menunduk sedih.

"Iya abang mencintai nya"
"Tapi mau gimana lagi ini takdir abang" jawab jay dengan tatapan kosong matanya berkaca-kaca

"Gak! Bang lo bisa perbaiki nya!"

"Jangan sembarangan park jihoon!!!" Tegur jay dingin dia tidak mahu merebut yang bukan miliknya

"Hiks...Hiks.. bang maaf gue-"

"Shhhh udah maafin abang hiks"

Dua pria itu menangis dalam diam di sana, sungguh menyakitkan hati dia Jay tahu ini juga bisa menghancurkan hatinya sakit itu pasti.

"Bang kita harus nyuruh junkyu tandatangan"

.
.
.
.

Penuh makian yang teman haruto lontarkan, dia hanya diam tanpa merespon tapi wajahnya tetap datar, haruto tahu kalau teman-temannya marah akan keputusan nya tapi mahu bagaimana mana lagi wanita itu hamil anaknya.

"Lo gila ruto!!"

"Sumpah kecewa gue ama lo"

Wajah haruto datar dan dingin dia tahu ini keputusan salah tapi butiran tentang untuk bukan anaknya tidak ketemu, seketika nafasnya tersekat mengingat apa yang di beri tahu.

Flashback

"Sayang!!!" Tanpa malu yujin duduk di atas pangkuan haruto, seperti biasa haruto cuek tidak ambik peduli tentang itu tapi bagi yujin itu respon yang memuaskan.

"Aku ingin ngabarin sesuatu" ucap yujin dengan senyuman manis tapi haruto tetap tidak perduli

"Ini kamu baca aku pasti kamu sukakan"

"...."

Bercat hitam tertulis atas selembar kertas putih, haruto menbuka nya dengan perlahan walau dia tidak ingin tahu apa itu tapi firasat nya ingin tahu.

Deg......

Teks kehamilan

Wajah haruto berubah dingin mata tajam nya memandang yujin datar seperti tidak ada penyesalan, yujin mencebir kesal dengan respon itu tiba-tiba otaknya terlintas dengan cepat dia menyeringai puas.

"Kamu tahu haruto kamu tidak bisa menolak ku"

"...."

"Haruto kamu harus nikahi aku secepat nya"

"Hahahaha!"  ketawa haruto terdengar menyeramkan menbuat yujin Merinding di tempatnya

"Apa kamu mempermainkan saya"

"A-pa ha-ruto?" Yujin tidak bergeming di tempatnya

"Anak di dalam kandungan mu itu bukan anak saya!!"

"...."

Wanita itu membeku di tempat yang dia berdiri rasanya seperti nyawa melayang melihat tatapan pria di depannya menajam seperti ingin membunuhnya.

"Hehe!! Kamu terlambat haruto" kekehan yujin menbuat haruto memandang nya heran satu alisnya terangkat

"Terlambat?" Gumam haruto pelan tiba-tiba yujin mendekat dan membisikkan sesuatu yang membuat jantung nya seperti tidak hidup lagi

Deg.....deggg

"Kerana istri yang kamu mulai cintai itu sudah mengetahui bahawa aku telah hamil anak mu"

End































Tbc
.
.
.
Married For Business

( vote & comment)

Married For Business (Harukyu) ✓Where stories live. Discover now