22

342 13 1
                                    

Hari ini junkyu kembali memuntahkan isi perutnya dengan banyak, sambil mengeluarkan ringisan menandakan ia tengah menahan sakit sekaligus siapa sangka tangisan dan rengektan nya terdengar di telinga seseorang pria tampan di rumahnya itu.

Haruto mengerutkan dahinya beberapa langkah dari pintu kamar junkyu, entah apa itu tapi suara dari sana membuat haruto penasaran.

"Hoek hoek hisk"

"Kenapa dengannya" tanya haruto dalam hati

Sebenarnya tidak ingin ambil peduli tapi entah kenapa tubuh dan otaknya berkata lain, tiba-tiba kaki panjang haruto melangkah mendekati pintu kamar itu dan sekali lagi suara tangisan dan rintihan terdengar.

"Hiks Hoek hiks sak-it"

Mendengar kata terakhir dari mulut itu haruto terus membuka pintu kamar itu dengan tidak sabar mata tajamnya melihat setiap sedut ruangan itu, kamar itu memang terlihat cantik.

Rintihan di dalam kamar mandi mengalihkan pandangan haruto, dengan cepat ia mendekat ke arah pintu itu memang tidak tertutup rapat.

"Astaga!!"

Haruto terkejut melihat junkyu yang tergeletak di lantai kamar mandi, tanpa banyak bertanya ia mengangkat tubuh isterinya itu dengan cepat keluar dari sana meletakkan junkyu di atas kasur nya, dengan cepat haruto mencari ponselnya.

"Bertahan lah saya tidak tahu kamu kenapa" ucap Haruto lirih

"Hiks hiks" entah kenapa ngeliat mata junkyu tersirat kekecewaan dan luka haruto tidak tahu yang penting kesihatan nya

"Iya tuan ada apa"

"Jo panggilan dokter keluarga ke sini!"

"Ada apa tua-

"Jangan banyak tanya!!!! Cepat!!"

Bentakkan haruto mengangget kan pria manis itu, junkyu matanya kembali memanas mengingatkan perjumpaan beberapa jam sebelum ia muntah.

.
.
.
.

Flashback

Ting

Satu mesej di dalam ponsel junkyu mengalihkan intesinya, mesej itu tidak panjang tidak juga pendek tapi seperti banyak persoalan di dalam mesej itu.

"Bisa kita ketemu ada yang ingin aku sampaikan tempat ini ********"

Sebegitu saja mesej yang junkyu dapatkan entah dari mana tapi tiba-tiba rasa ingin tahu menjelah di dirinya, tanpa pikirkan tentang kesihatan dan dirinya junkyu pergi ke tempat yang dituju.

Sesampai nya di tempat itu tidak ada apa yang mencurigakan hanya ada seberapa manusia di sana, tapi ada satu meja yang menariknya untuk ke sana , di situ ada seorang wanita sepertinya junkyu mengenali nya baru saja ingin pergi dari sana.

Wanita itu memanggil nya dengan sedikit menjerit, tidak mahu membuat orang di sana tertanya-tanya ia berbalik dan melihat ke arah wanita itu, yujin tersenyum ah lebih tepatnya tersenyum miring entah apa itu junkyu rasa kan tidak nyaman.

"Junkyu kamu datang" tiba-tiba junkyu merasa geli sejak bila wanita itu memakai kata "kamu" dengannya

"Ada apa kata kan" junkyu yang tidak mahu berlama-lama to the point sahaja

"Hehe ternyata kamu tidak sabar" dahi junkyu mengerut

Tak

Satu fail berada di atas meja itu, junkyu melihat itu kembali melihat yujin.

"Apa ini"

"Buka"

Entah kenapa baru memegang fail tangan pria manis itu gemetar, rasa takut dan tidak nyaman menjalar di dalam dirinya terlebih lagi senyuman manis wanita di depannya ini, bak di sembar petir mata junkyu memanas ngeliat perkataan besar di fail itu rasa kecewa,sedih dan marah menjadi satu.

"Hami-l"

Di sana tertera nama yujin dan janin diperutnya, yang junkyu pasti itu anak haruto, dengan cepat ia menutupnya berdiri dan pergi dari sana dengan airmata yang mengalir semakin deras.

"Hiks sakit hiks"

End























Tbc
.
.
.
Married For Business

( vote & comment)

Married For Business (Harukyu) ✓Where stories live. Discover now