30

315 12 0
                                    

"maafin papa junkyu"

"Ini bukan salah papa hiks" dengan hati-hati junkyu menyapu lelehan air mata papanya sungguh dia tidak kuat melihat papanya menangis, biar dia saja yang merasakan sakit jangan papanya.

"Kamu gak bahagia kan"

"Aku bahagia kok kerana udah balik dengan papa" ucap junkyu dengan senyuman lebar lebih kepada berpura-pura tersenyum

"Jangan bohongi papa kyu" ucap suho lirih dia berasa tidak bisa menjaga junkyu dengan baik rasanya seperti bersalah selalu bermain dikepala nya.

"Gapapa papa tidur dulu kyu mau ke kamar"

Junkyu meninggalkan papanya di ruang tamu, dia sekarang duduk di dalam kamar yang lama sudah dia tidak tepati banyak kenangan manis bersama sang mama di kamar itu membuat mata nya kembali berkaca-kaca.

"Aku kangen mama hiks..." Junkyu sedari tiga bulan ini dia terlalu cenggeng tapi mau bagaimana lagi dia hanya diam saja

Di rumah suho sudah ada sahabat junkyu, jihoon yang tahu temannya keluar dari mansion haruto dengan cepat dia kerumah junkyu, rasa ingin tahu selalu ada dengan jihoon maka nya bila junkyu menelefon dirinya dan mengatakan berada di sana dia cepat-cepat ke sana.

"Gi mana kyu cerita sama gue?"

"Jihoon bisa sabar gak sih!"

"CK! Ya kerana gue gak bisa sabar gue nanya"

"Minum dulu nih"

"Ishh! glup glup" dengan rakus jihoon menelan air itu sampai habis menbuat junkyu melotot tidak percaya dia menggeleng kepala

"Udah! Liat cepat!"

Si manis menbuka semua yang berlaku di rumah mama lis dan tentang apa yang ia putuskan reaksi jihoon seperti berubah-ubah mengikut apa yang ia cerita, sedih, marah, kesal semua jihoon keluar kan.

"Terus loe benar-benar mau cerai?" Tubuh junkyu tiba-tiba menegang mendengar kata terakhir yang dilontarkan oleh jihoon, dia menggosok perutnya lembut. Begitu juga jihoon dia menghulurkan tangan untuk memegang perut sedikit buncit itu.

"Entahlah aku juga tidak tahu"

"Loe takut?"

"Mungkin?"

"Cinta?"

"Mungkin?"

"Sayang?"

"Mungkin?"

"Kyu kalau gue ngomong jangan salah faham dulu"

"Gue bukan gak paham perasaan loe tapi pernah gak sih loe pikirin bayi dalam kandungan loe?"

Pria manis itu terdiam seketika apakah dia terlalu egois untuk ini apa dia tidak pikirin bayi nya, kenapa semua ini jadi terhadap nya, kenapa dia tidak bisa bahagia walaupun itu sembentar saja.

"A-ku-"

"Gue gak bermaksud apa-apa kyu, bayi dalam kandungan loe itu harus hidup dengan penuh kasih sayang kedua ibu bapanya."

"Iya, aku takut jihoon mas haru tidak mencintai ku, mungkin kalau dia tahu tentang bayi kita' dia tidak mau"

"...."

"Aku bisa jaga sendiri bayi ku"

"...."

"Ini tentang kebahagian kyu, kasih sayang bukan tentang siapa yang menjaga!!"

"Hik-s hiks aku tidak tahu jihoon hiks"

Jihoon jadi lupa padahal mereka berdua sedang berdebat tentang bayi, tapi jihoon lupa tentang sahabatnya sedang hamil bisa-bisanya dia membentak junkyu. Jihoon memeluk tubuh kecil temannya itu.

"Maaf maaf aku gak bermaksud ngebentak kamu"
"Kamu harus, bagi tahu haruto dia layar tahu tentang bayi kalian hm"

"Engg~"

.
.
.
.

Seminggu haruto seperti orang tidak terjaga, tatapan tajam tubuh gagah nya hilang entah kemana, dia hanya duduk di kerusi kebanggaan nya. Seperti biasa dia akan pergi ke company dan menyelesaikan perkerjaan dan pulang.

Seperti tidak bisa hidup dengan tenang, hatinya kalut jiwanya berkecamuk tidak tenang satu minggu bukan lah hal yang mudah untuk haruto. Sekarang dia rasakan apa namanya rindu akan seseorang.

"Ma, tolong aku ma"

"Apa haruto?"

"Aku ingin ketemu junkyu"

"Baru kamu ingat tentang junkyu, selama ini kamu dimana"

"Kenapa tidak ngurusin jalang kamu saja?"

"Maaf" ucap Haruto sesal ia dia sangat menyesali perbuatannya sendiri tapi setiap orang ada peluang kedua bukan

"Maaf mama gak bisa tolong mintak saja sama papa kamu"

Tut Tut

"Arggggg hiks junkyu hiks " haruto menutup matanya pusing dengan airmata yang mengalir deras

Lisa memandang ponselnya sedih, lisa tahu ini terlihat kejam tapi dia tidak mahu haruto menbuat sesuka hati kepada menantunya, dia menyayangi junkyu seperti anaknya sendiri. Lisa sudah berjanji akan jiso tentang ini.

Flashback

"Lis!"

"Iya kenapa"

"Satu hari nanti kalau aku udah ga ada kamu tolong jagain anak ku ya"

"Ish kamu ngomong apa sih"

"Ya, kita kan gak tahu siapa yang pergi dulu. terus siapa nikah duluan"

"Tapi jangan ngomong gitu lah"

"Ck! Pokoknya kamu harus janji!!"

"Iya iya!!"

Dua sahabat itu menyatukan jari kecil untuk perjanjian mereka berdua, seandainya salah satu dari mereka pergi meninggalkan persahabatan ini.

End

"Hiks ji apa aku gagal hiks anak ku nyakitin anak mu Hiks"

"Mama ayo ke rumah sakit!!!"






















Tbc
.
.
.
Married For Business

( vote & comment)

Married For Business (Harukyu) ✓Where stories live. Discover now