All we need's enough love to hold us
Where we are
[Where We Are-One Direction]
***
Ardhan bangkit dari kursi santainya. Mengerang seraya meregangkan otot-ototnya. Sudah satu jam Ardhan membaca buku setelah dia selesai mandi, kini dia merasa lelah dan mengantuk. Pemuda itu berjalan ke tempat tidurnya, segera melompat dan menarik selimutnya. Namun, ketika berbaring dan hendak menutup matanya, ponsel Ardhan berbunyi.
Ardhan kembali terduduk dan mengambil ponselnya. Itu video call dari Jaffan. Ardhan tergelak sesaat, lalu mulai menggeser layarnya sampai beberapa detik kemudian wajah cerah Jaffan dan Harsa muncul di layar.
Ardhan tersenyum. "Kalian gak belajar?"
"Gurunya gak bisa hadir karena sakit, jadinya kita bebas deh," kata Jaffan di seberang sana.
Ardhan mengerutkan kening merasa aneh. "Emang bisa kayak gitu, ya? Gak dikasih tugas gitu?"
"Berterima kasihlah ke gue yang pinter hitungan, jadi tugas kita udah beres. Apalagi ngitung duit, ah gampang banget!" sombong Harsa membuat Ardhan tergelak.
Terlihat Jaffan merotasikan kedua matanya. Setelah itu perhatian Jaffan kembali pada Ardhan. "Mau liat suasana kelas?"
Mata Ardhan berbinar. Pemuda itu mengangguk dengan semangat. Tentu saja! Suasana kelas ramai hanya pernah Ardhan lihat di film-film, tapi tidak secara nyata. Kadang, Ardhan penasaran apakah suasana kelas di film-film tersebut memang sesuai dengan yang sebenarnya?
Jaffan segera mengganti kamera ponselnya ke kamera belakang. Menggeser ponselnya dari sudut kanan ke kiri. Memperlihatkan suasana kelas yang dinamis. Ada yang menulis, tidur, bermain game, bergosip, dan bernyanyi. Melihat itu, Ardhan iri. Dia ingin menjadi bagian dari itu. Dia ingin sekolah!
"Wah, rame banget," komentar Ardhan.
"Ini papan tulis," suara Jaffan terdengar dengan tangannya yang tampak menunjuk benda persegi panjang berwarna putih di depan kelas. "Ini meja gurunya. Terus ini lemari buat nyimpen buku dan keperluan kelas lainnya. Oh bentar, gue jalan dulu ke luar kelas."
Setelah layar ponsel Ardhan menunjukan sebuah taman di depan kelas Jaffan, layarnya kini bergerak lagi dari kanan ke kiri, menunjukkan lorong kelas yang sepi. "Karena kelas IPS terletak di belakang, jadi kelasnya paling deket sama kantin. Nah kita suka ke kantin lewat sini. Beda sama kelasnya Gara yang letaknya agak jauh dari kantin. Jalannya lewat sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
ETERNITY
Fanfic"Enak kali, ya, kalo belajar di sekolah? Main bareng sama temen-temen di bawah sinar matahari ... ngebayanginnya aja udah seneng banget. Tapi gue yang dari lahir udah musuhan sama yang namanya matahari bisa apa?"-Bagas Rafardhan. "Jika gue terlahir...