Chapter 9 : Gara, You're Bleeding!!!

774 78 14
                                    

"When you're right here beside me
There's nothing else I need"

[Finally Free-Niall Horan]


[Finally Free-Niall Horan]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*

**






Jaffan berdecak karena sifat tidak sabaran Harsa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaffan berdecak karena sifat tidak sabaran Harsa. Entah dia harus bersyukur berteman dengannya atau tidak. Harsa terlalu bawel untuk dia yang butuh ketenangan. Walaupun begitu, Jaffan tetap melangkahkan tungkainya ke kantin setelah membalas chat terakhir Harsa dengan "iya ini otw".

Sesampainya di kantin, sosok Harsa Ganendra malah tak terlihat sama sekali, entah ke mana perginya. Jaffan kembali berdecak sebal, lalu dia mulai memesan bakso tiga porsi untuk dia dan teman-temannya. Sejujurnya, Jaffan sudah sangat lapar.

Setelah mengucapkan terima kasih dan membayar makanannya, Jaffan membawa nampan dengan tiga mangkuk bakso ke salah satu meja kosong. Saat berbalik, dia tak sengaja menabrak bahu seseorang. Jaffan segera meminta maaf sebelum melanjutkan langkahnya.

Kemudian terdengar seseorang berteriak "woy!" dan spontan membuat langkah Jaffan terhenti. Tak berselang lama, bahunya ditarik ke belakang sekaligus hingga tubuh Jaffan berbalik menghadap empat kakak kelas yang berlagak seperti preman pasar.

"Maksud lo apa nyenggol-nyenggol bahu gue, hah?" kata seorang kakak kelas yang menarik bahunya tadi. Tubuhnya lebih pendek dan kurus dari Jaffan, bajunya kusam, rambutnya dicat sebagian ala-ala bule kampung.

"Sorry, Bang. Gue gak sengaja," sahut Jaffan seadanya.

Kakak kelas itu malah tertawa remeh. "Oh, lo si murid baru itu, kan? Yang katanya sering kesurupan? Lo bisa liat hantu? Atau lo udah gila?"

Gelak tawa dari teman-teman si kakak kelas itu terdengar mengejek. Di tempatnya, Jaffan berusaha untuk tetap tenang sebab dia tidak mungkin ribut di kantin, apalagi di sini banyak orang yang sedang makan.

"Karena lo udah nyenggol bahu gue, lo harus ganti rugi. Ya ... duit ceban bisa lah," katanya membuat Jaffan tergelak. Kakak kelas itu melihat perubahan raut wajah Jaffan sedetik itu tersenyum miring, lalu meninju bahu Jaffan agak keras membuat kuah baksonya agak tumpah sedikit. "Kenapa? Gak terima? Lo harus tanggung jawab, dong! Sakit nih udah lo senggol."

ETERNITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang