Menikah diusia yang terbilang muda bukanlah salah satu tujuan hidup Jeno, dia masih ingin bersenang senang menikmati masa muda indahnya tapi tanpa dia duga, orangtuanya menyodorkan permintaan agar Jeno menikahi putri dari rekan bisnisnya tanpa punya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Terimakasih sudah voment dichapter sebelumnya Maaf kalau banyak typo
HAPPY READING
.
.
.
"Mulai saat ini, Jeno akan menjadi Direktur umum disini" ujar seorang pria paruh baya pada seluruh pegawainya yang kini sedang berkumpul di sebuah ruangan yang cukup luas "aku minta kalian membantunya jika dia mengalami kesulitan"
Jeno berdiri dengan wajah datarnya disamping pria paruh baya itu, matanya sedang menelisik satu persatu orang yang kedepannya akan menjadi bawahannya
Ya salah satu keuntungan Jeno menikahi putri tunggal pria tua ini adalah dia bisa dengan mudah berdiri seperti seorang penguasa di perusahaan otomotif terbesar di negaranya, bisa saja suatu hari dia yang akan jadi pemimpin diperusahaan ini jika pria tua itu mati, sebuah keuntungan ditengah kebuntungan yang dia dapatkan, dia hanya perlu menjaga sikapnya seperti seorang menantu yang baik
Ayahnya memang seorang pengusaha juga tapi jika dibandingkan dengan perusahaan milik mertuanya jelas terasa perbedaannya seperti langit dan bumi, perusahaan milik ayahnya saja sudah dipastikan akan bangkrut jika saja Jeno menolak tawaran pernikahan yang orangtuanya ajukan padanya
"Jeno, kenalkan ini sektetaris Na, dia yang akan menjadi sekretarismu. Dia sudah bekerja disini sekitar satu tahun, dia mantan sekretaris direktur umum sebelumnya jadi dia yang akan membantumu" pria tua itu menunjuk pada seorang wanita cantik dengan balutan pakaian yang terbilang cukup sexy
Ah Jeno hanya pria biasa yang menyukai hal hal indah seperti kulit putih mulus, wajah cantik serta payudara yang menonjol, jangan salahkan Jeno, itu semua naluri seorang laki laki sejati, bukan begitu?
"Senang bertemu dengan anda" wanita cantik itu mengulurkan tangannya mengajak Jeno berjabat tangan
Jeno menyambut tangan lentik milik sang sekretaris, berusaha sekuat tenaganya mengatur ekspresi wajahnya agar terlihat tetap datar berharap semua orang tidak tau kalau dia tertarik dengan tubuh sexy milik sekretarisnya
"Kita keruang rapat menemui para direksi" ajak pria tua itu
"Ne" jawab singkat Jeno lalu berjalan mengikuti kemana pria itu pergi
Para pegawai terlihat membungkukkan badan mereka memberi penghormatan pada pria paruh baya yang berjalan di depan, ternyata bukan isapan jempol saja jika pria ini sangat disegani oleh banyak orang, pegawainya bahkan rekan bisnisnya akan mengiyakan apa saja yang pria itu katakan