Ex'Chap C

1.2K 142 114
                                    

Terimakasih sudah voment di chapter sebelumnyaGimana gimana chapter kemarin gimana? Kesel yaa? Hehehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terimakasih sudah voment di chapter sebelumnya
Gimana gimana chapter kemarin gimana? Kesel yaa? Hehehe.. emang sengaja bikin kesel biar kalian makin kangen aku..🤭

Seperti biasa kalau ada typo harap di maklumi

HAPPY READING

.

.

.

"Nana, aku sebenarnya masih ingin berdansa denganmu tapi aku harus ke toilet sekarang juga, kalau tidak aku bisa mengompol seperti Jisung"

Nana terkekah, kenapa penjelasan suaminya selalu panjang dan lucu, cukup katakan dia ingin ke toilet saja bagi Nana itu sudah cukup kenapa harus diteruskan dengan penjelasan yang tidak penting seperti itu

Jeno mengecup puncak kepala Nana lebih dulu setelahnya baru mengakhiri gerakan dansa mereka, dia lalu berjalan menggandeng tangan Nana sampai ke tempat duduk lalu melepasnya dan pergi ke tempat tujuannya dengan berjalan cepat, rasanya sudah di ujung sekali

Selama perjalanan menuju toilet dia membayangkan kembali saat saat dia tadi berdansa mesrah dengan istrinya, rasanya diruangan itu hanya ada dirinya dan Nana saja yang sedang berdansa sedangkan orang lain diruangan itu hanya seperti hiasan ruangan saja

Eoh, dia sepertinya sudah benar benar terjatuh semakin dalam pada Nana, wanita itu benar benar telah menempati seluruh hati Jeno, menumbuhinya dengan bunga bunga indah yang mekar dan berbau harum

Jeno bahagia? Ya, sangat bahagia, semua mulai berjalan dengan baik sekarang, apalagi dengan kehadiran Jisung yang ternyata adalah hasil dari benihnya, meskipun dia masih merutuki kesalahannya tapi rasa syukurnya semakin besar pada kehidupan yang dilaluinya saat ini

Ketika dia sudah menyelesaikan urusannya terlihat seseorang masuk, dengan wajah angkuhnya orang itu berjalan ke arah wastafel berdiri di samping Jeno dan mencuci tangannya

Dari arah cermin Jeno menatap laki laki itu dengan jengah, malas sekali rasanya melihat wajah yang penuh dengan harga diri milik laki laki di sampingnya, seolah harga diri laki laki itu lebih tinggi dibandingkan Jeno, seolah juga Jeno hanya orang rendahan disampingnya, bagaimana bisa ada orang yang seperti itu, pikir Jeno

"Sepertinya kau terlihat senang sekali mendapatkan tiga anak perusahaan milik tuan Choi" Jeno hanya menghela nafas mendengar cibiran itu "bukankah itu memang tujuanmu menerima tawaran pernikahan dari tuan Choi?"

"Lebih baik kau tutup mulutmu"

"Kenapa? Kau malu karena aku bicara tentang kebusukanmu?"

Why Me? (NoMinGS) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang