Menikah diusia yang terbilang muda bukanlah salah satu tujuan hidup Jeno, dia masih ingin bersenang senang menikmati masa muda indahnya tapi tanpa dia duga, orangtuanya menyodorkan permintaan agar Jeno menikahi putri dari rekan bisnisnya tanpa punya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Terimakasih sudah voment dichapter sebelumnya Sorry for typo
HAPPY READING
.
.
.
Tinggal 200 meter lagi Jeno sampai didepan gerbang rumahnya tapi tiba tiba ia memutar kembali setir mobilnya untuk pergi kesuatu tempat
Hari ini pekerjaannya lumayan menumpuk niatnya hanya ingin cepat cepat pulang kemudian mengistirahatkan tubuhnya yang terbilang sangat lelah, ia bahkan sudah berencana melewatkan mandi dan makan malam agar bisa segera tidur
Tapi ketika jarak mobilnya dengan gerbang rumah hanya tinggal sedikit lagi, Jeno mengingat janjinya kembali pada istrinya, janji membelikan wanita itu bungeoppang yang dia inginkan
Janji tetaplah janji, bukan karena Jeno ingin menuruti mau istrinya tapi hanya karena mencegah istrinya mogok makan lagi seperti kemarin yang bisa mengakibatkan wanita hamil itu sakit tentu saja Jeno yang akan kerepotan, berkorban sedikit untuk saat ini lebih baik dibanding banyak yang akan dia korbankan
Sepertinya nasib baik sedang tidak berpihak pada Jeno, entah karena terlalu laris atau memang tidak buka atau karena Jeno datang terlalu malam, saat sampai di lokasi kedai bungeoppang tempatnya membeli waktu itu telah tutup
"Kira kira kalau aku membeli ditempat lain lidahnya terasa atau tidak, aku tidak mungkin mencari rumah pemilik kedai, pasti akan lebih merepotkan" monolog Jeno
Dengan cepat ia kemudian membuka ponselnya mengetik dikolom pencarian penjual bungeoppang terdekat, beberapa kedai yang ia datangi ternyata telah tutup, benar benar sial malam ini
Dia berinisiatif pergi kesebuah wilayah dimana biasanya banyak orang yang menjual streetfood, dia tidak tau ada atau tidak disana tapi apa salahnya dicoba
Mengitari deretan penjual streetfood tak satupun dia menemukan seorang penjual bungeoppang disana, terpaksa Jeno pergi beralih ke tempat lain yang ia pikir lebih banyak menyediakan aneka jajanan khas Korea untuk para turis, walaupun jujur saja lokasinya lumayan jauh tapi demi istri apa saja akan Jeno lakukan, ah maksudnya demi imagenya sebagai menantu yang baik agar tuan Choi mewariskan sebagian hartanya pada Jeno
Sampai dilokasi, Jeno tetap harus berjalan memutar untuk mencari kue berbentuk ikan itu, entah kenapa susah sekali mencari penjual bungeoppang malam ini, biasanya penjual kue itu terdapat dibanyak tempat
"Imo, anda tau tempat penjual bungeoppang?" Akhirnya Jeno bertanya pada seorang pedagang disana, dia sudah sangat lelah memutari kawasan tersebut