Ex'Chap A

1.6K 147 85
                                    

Terimakasih sudah voment di chapter sebelumnyaSorry buanyak typonya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terimakasih sudah voment di chapter sebelumnya
Sorry buanyak typonya

HAPPY READING

.

.

.

Seperti biasa Jeno harus menarik nafas dalam dulu menghembuskannya dari mulut, ia lakukan sebanyak tiga kali sebelum ia mengetuk pintu besar dihadapannya, satu satunya pintu yang membuatnya disiplin mengetuknya dulu sebelum memasukinya

Segera dia memasuki ruangan saat terdengar suara si pemilik ruangan memerintahkannya memasuki ruangan tersebut

"Anda memanggil saya?"

"Hm, kemarilah"

Jeno yang masih berdiri di dekat pintu segera melangkah mendekati meja milik pria paruh baya yang menjadi pemimpin di perusahaan tempatnya bekerja ini, pria yang juga berstatus sebagai mertuanya

"Apa ada yang bisa saya bantu?" Ujarnya sesopan mungkin

"Baca ini!" pria itu melempar sebuah majalah dari tempatnya duduk dan jatuh tepat diatas meja di hadapan Jeno

Secepatnya Jeno membuka majalah yang merupakan majalah bisnis, ia berhenti pada sebuah halaman yang menunjukkan berita tentang sebuah penghargaan pada seseorang, penghargaan yang diberikan pada pebisnis sukses termuda di negaranya

"Ne"

"Berapa usiamu tahun ini?"

"Dua puluh empat tahun"

"Usianya dua puluh delapan tahun saat mendapatkannya"

"Ne"

"Aku ingin dalam waktu dua tahun kedepan kau yang mendapatkan penghargaan itu"

Jeno terdiam beberapa saat, tantangan dari mertuanya bukanlah hal yang mudah apalagi dia hanya seorang pegawai yang tidak memiliki kekuasaan apapun serta belum memiliki banyak kolega bisnis. Tantangan yang diberikan mertuanya terlihat sangat mustahil

Kembali dia menatap nanar pada halaman majalah tersebut, foto laki laki yang tercetak dihalaman itu memang selalu membuatnya naik darah tapi untuk menandinginya dalam waktu 2 tahun bukankah itu seperti hanya bualan saja mengingat laki laki itu pewaris kerajaan bisnis sedangkan Jeno hanya pegawai di perusahaan milik mertuanya

Siwon yang dapat melihat gurat keraguan di wajah menantunya hanya tersenyum menyeringai menunggu reaksi lebih lanjut dari Jeno, tantangan yang ia berikan pada Jeno bukan hanya sekedar ujian kelayakan untuk menantunya tapi juga dia ingin menyiapkan Jeno sebagai orang yang mungkin suatu hari akan membantu putrinya mengelola semua bisnis yang ia miliki

Why Me? (NoMinGS) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang