Menikah diusia yang terbilang muda bukanlah salah satu tujuan hidup Jeno, dia masih ingin bersenang senang menikmati masa muda indahnya tapi tanpa dia duga, orangtuanya menyodorkan permintaan agar Jeno menikahi putri dari rekan bisnisnya tanpa punya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Terimakasih sudah voment di chapter sebelumnya Yeorobun nanti di bagian paling bawaaaah ada Q&A buat kalian, jangan dilewatin aja ya.. kalo bisa sih di isi, seperti biasa buat evaluasi penulis
Maaf kalau banyak typo
HAPPY READING
.
.
.
Suara tangisan bayi laki laki yang menggema dalam ruangan bersalin di salah satu rumah sakit di Seoul, menambah derasnya airmata yang mengalir dari mata Jeno, dia sangat bersyukur sekali bahwa perjuangan istrinya selama ini terbayarkan dengan kehadiran malaikat kecil mereka
"Terimakasih Nana" ucapnya penuh rasa sukur sembari mengecupi wajah sang istri yang penuh dengan peluh
"Ayo.. kita temui eomma dan appa.." ujar seorang perawat yang kemudian meletakkan si bayi di atas dada Nana dengan posisi tengkurap
"Ini sungguh anakku?" ucap Nana lirih hampie tak terdengar, tenaganya serasa mau habis setelah berjuang merasakan sakitnya kontraksi selama 22 jam
"Hm.. ini anak kita Nana" balas Jeno
Setitik airmata Nana akhirnya mulai turun ketika indera pendengarannya menangkap suara Jeno yang menyebut bayi yang baru saja dia lahirkan sebagai 'anak kita', tidak menyangka jika suatu hari Jeno akan menyebut bayinya dengan sebutan bayi kita, biasanya Jeno menyebutnya sebagai 'anakmu' atau 'bayimu'
Bayi itu terlihat berhenti menangis lalu mengecupi dada Nana seperti sedang mencari sesuatu, Nana dan Jeno tersenyum bahagia melihat bayi mereka lahir dengan selamat terlihat sehat tanpa cacat sedikitpun
"Jeno, kami akan memeriksa kembali kondisi bayi kalian sebelum membawanya ke ruang rawat Nana karena selama kehamilan Nana sering mengalami gangguan jadi ada baiknya jika kami melakukan pemeriksaan lebih detail"
"Eonni.." wajah Nana yang semula terlihat bahagia berubah panik seketika
"Tidak Nana, jangan berpikir yang tidak tidak, bayimu terlihat sehat, langsung menangis saat dilahirkan, tangisannya juga sangat keras, itu semua hal bagus. Kami hanya ingin memastikan kondisinya saja, tidak ada yang perlu dikhawatirkan, semua bayi yang lahir juga akan diperiksa lebih lanjut, kau tenang saja"
"Ne" jawab Jeno singkat
"Kau bisa keluar dari ruang bersalin lebih dulu, kami akan memberi sedikit lagi perawatan untuk Nana setelah itu kau bisa menemuinya di ruang rawat"