C

1.5K 145 70
                                    

Terimakasih sudah voment dichapter sebelumnya
Maaf kalo misal banyak typo

HAPPY READING

.

.

.

Ruang makan yang terlihat lebih luas dari pada ruang makan yang berada dirumah istrinya membuat Jeno seperti merasakan hawa panas membuatnya mendidih pasalnya makan malam bersama dengan mertuanya dirumah pria tua itu sudah seperti rapat pemegang saham karena bukan hanya mertuanya yang duduk disana tapi beberapa paman serta bibi dari istrinya

Beberapa orang pernah dia temui beberapa hari lalu saat hari pernikahan dan juga saat rapat pemegang saham lalu ada satu dua orang yang baru pertama kali ia temui. Seperti seorang pria yang baru saja datang lalu berjalan menuju kursi yang diduduki oleh Nana kemudian dengan santainya memeluk tubuh Nana dilanjutkan dengan mencium pipi Nana

"Kelinci kecilku, aku merindukanmu"

"Apa kabar paman Minho?" Sambut Nana pada pria itu

"Tentu saja aku baik, maaf paman tidak bisa hadir dihari pernikahanmu"

"Tidak apa paman, aku tau paman sibuk"

"Ah benar aku punya hadiah pernikahan untukmu" pria itu mengeluarkan sebuah amplop berwarna putih dari jas yang ia kenakan "bersenang senanglah, kau bisa menggunakannya kapan saja kau mau, tiket perjalanan ke Swiss seperti yang kau mau"

Kembali pria itu mengecup pipi Nana kemudian berlalu pergi ke tempat duduk yang sudah disediakan untuknya tanpa menyapa Jeno yang duduk disamping Nana, aah apa Jeno sekarang seperti makhluk tak kasat mata karena sejak tadi hanya beberapa saja yang menyapanya yang lain terlihat mengabaikannya bahkan saat Jeno berusaha memberi orang itu sapaan dengan senyum

"Dia paman Minho, adik appa yang paling muda. Dia tidak tinggal di negara ini jadi kau akan jarang menemuinya" jelas Nana

"Apa paman dan bibimu disini tidak ada yang ingin memakai pakaian seharga lima ribu won" bisik Jeno tepat disamping telinga Nana

"Apa maksudmu?"

"Bukan apa apa" Jeno kembali duduk tegak seperti tadi

Why Me? (NoMinGS) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang