L

1.2K 139 98
                                    

Terimakasih sudah voment dichapter sebelumnyaAku sudah berusaha untuk ngga typo tapi ya gitu tetep aja ada typonya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terimakasih sudah voment dichapter sebelumnya
Aku sudah berusaha untuk ngga typo tapi ya gitu tetep aja ada typonya. Jadi maaf ya kalo typonya ngerusak suasana

HAPPY READING

.

.

.

Cahaya matahari yang masuk lewat jendela ruang rawat sebuah rumah sakit mulai mengusik sosok cantik yang masih terbaring diatas ranjang single yang ditujukan untuk merawat pasien. Wanita bermarga Choi itu mulai membuka matanya membiasakan cahaya terang menyapa indera penglihatannya

Saat dia menyadari sepenuhnya dimana dia berada saat ini, dia juga menyadari kehadiran laki laki yang tertidur dengan menumpukan kepalanya pada ranjang yang ditiduri olehnya, dia geser pelan pelan tangannya yang sedikit tertindih oleh kepala laki laki itu, sangat pelan takut jika menngganggu tidur sang suami

Sayangnya usahanya tidak berhasil, laki laki itu terlihat mulai bergerak untuk menegakkan badannya, beberapa saat kemudian terdengar suara serak lelaki bermata sipit itu menanyakan bagaimana keadaannya tampak juga wajah khawatirnya saat Choi Nana hanya memandanginya tanpa menjawab apa apa

"Katakan sesuatu jangan diam saja, apa perutmu masih sakit? Apa perlu ku panggilkan dokter?"

"Tidak perlu, pulanglah kalau kau lelah" suara lirih milik Nana akhirnya terdengar oleh Jeno

"Choi Nana-ssi, sudah ku katakan berkali kali jangan membuatku semakin dalam masalah" Nana akan membuka mulutnya tapi Jeno lebih dulu melanjutkan perkataannya "aku akan tetap disini sampai dokter cerewet itu memperbolehkanmu pulang, mengerti?"

"Terserah kau saja" Nana memalingkan wajahnya berlainan arah dengan tempat Jeno duduk, rasanya ia tidak ingin menunjukkan wajahnya pada Jeno

Dia sangat ingat sekali apa saja yang ia katakan pada Jeno semalam, semua yang dia pendam selama ini akhirnya terucap dari bibirnya pada Jeno, diantara malu dan marah itulah yang terjadi pada Nana saat ini

Menyadari sikap Nana, untuk kali ini Jeno mencoba memahami jika wanita itu mengabaikannya, pasti Nana merasa sangat berat menjalani semua selama beberapa bulan ini, ditambah lagi jika dia ingat kata kata yang sering dia ucapkan pada Nana, dia jadi merasa bersalah

Haruskah Jeno minta maaf karena sering menuduh Nana melakukan hal yang tidak tidak tapi bagaimana kalau wanita itu tidak mau menerima permintaan maafnya, bagaimana kalau hubungan mereka semakin merenggang karena pertengkaran semalam

Tidak bisa dipungkiri, Jeno masih membutuhkan Nana sebagai istrinya, bukan karena hubungan suami istri tapi karena bisnis ayahnya yang belum sepenuhnya stabil, kalau tiba tiba Nana menggugat cerai dia lalu bagaimana nasib bisnis ayahnya

Why Me? (NoMinGS) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang