Chapter 3

224K 10.1K 69
                                    

HAPPY READING

***

"MISYA BANGUN!!" Teriak sang mama, pasalnya dari tadi bi Minah bolak-balik kamar Misya untuk membangunkannya tetapi sang empu tidak kunjung bangun.

Misya yang sedang asyik bermimpi di alam bawah sadarnya terusik dengan suara mamanya yang sama kerasnya seperti toa (megafon).

"Buset nih orang tua, ga tau apa anaknya mimpi indah." Monolog Misya sambil mengucek-ngucek matanya.

"Misya! Cepat bangun apa mama dobrak nih pintu." Teriak Mama Misya di depan kamar Misya karena kamar Misya terkunci, kebiasaan Revaza kebawa sampai dia memasuki raga Misyana yaitu selalu mengunci pintu kamarnya.

"Iya ma, kayak bisa dobrak aja." Ucap Misya berteriak dan memelankan kalimat terakhirnya.

Misya beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi untuk menyelesaikan rutinitasnya setiap pagi.

Setelah selesai dengan acara mandinya, kemudian ia menuju ke walk in closet untuk mengambil seragam. Ia sudah tau seluruh ruangan kamarnya karena sudah menjelajahi sejak kepulangannya dari rumah sakit kemarin. Mungkin Misya harus memberitahukan mamanya untuk merenovasi kamarnya karena jujur ia tidak tahan dengan warna kamarnya sekarang.

Setelah selesai dengan acara berpakaiannya, kemudian Misya menuju ke meja rias untuk melihat penampilannya.

"Bagus juga selera Misya, biasanya cewek-cewek tukang bully bajunya ketat sampai bagian kancingnya mau keluar." Ucapnya bermonolog di depan cermin sambil melihat penampilannya. Kemudian Misya bermonolog lagi.

"Orang secantik ini di selingkuhin? Ga waras si Shaka Shaka itu, mungkin matanya rabun atau mungkin otaknya bermasalah?"

Misya sudah tau perihal Shaka yang selingkuh karena ia menemukan buku diary di dalam kotak putih yang tidak sengaja ia buka kemarin setelah kepulangannya dari rumah sakit, dan dia membaca kalimat demi kalimat yang di tulis Misya dulu, dan sekarang ia lebih tau kehidupan tentang Misya.

Setelah mengucapkan kalimat tersebut ia kemudian duduk di meja rias untuk melanjutkan rutinitasnya setiap pagi sebelum ke sekolah, skincareran pagi itu rutinitasnya dan juga memakai lip balm agar bibirnya tidak kering, bibir Misya sangat cantik mempunyai warna pink alami.

Setelah selesai dengan kegiatannya, Misya pun keluar dan menuju ke lantai bawah untuk sarapan bersama keluarganya.

Tap tap tap

langkah kaki Misya mengalihkan pandangan kedua orang tuannya yang awalnya sibuk dengan dunianya masing-masing.

"Wahhh, anak mama cantik banget kaya mama pas muda, sekarang juga masih cantik sih." Ucap Rani.

Misya hanya memutar bola matanya karena jengah dengan ucapan mamanya yang narsis itu. Kemudian Misya mendudukkan dirinya disamping mamanya.

"Anak Papa udah berubah, Papa senang dengan penampilan kamu yang sekarang." Ucap Cakra senang.

"Semua orang pasti akan berubah tinggal nunggu aja waktu yang tepat. Tapi penampilan Misya dulu kenapa?" Ucap Misya penasaran karena ucapan papanya.

"Kamu dulu cantik tapi dandanan kamu yang menor banget, pakai lipstik warna merah kayak mau ngelabrak orang aja." Ucap Rani di selingi omelan.

"Dulu mama selalu ngingetin kamu untuk dandan yang biasa aja, tapi kamu nggak pernah dengerin kata mama, tapi sekarang mama senang dengan penampilan kamu yang sekarang pasti Shaka tambah cinta sama kamu." Ucap Rani lagi dengan ekspresi leganya karena senang melihat anaknya sekarang ditambah lagi dengan keluarganya duduk bersama sambil mengobrol santai. dulu jarang sekali bisa seperti sekarang.

TRANSMIGRASI REVAZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang