Chapter 21

156K 7.6K 123
                                    

HAPPY READING

***

Misya mengerjap-ngerjapkan matanya. Bau obat-obatan yang pertama kali ia hirup saat bangun dari pingsannya.

Misya baru menyadari jika tadi dirinya merasa pusing alhasil ia terjatuh pingsan saat di lapangan basket tadi. Itu kejadian terakhir yang di ingat Misya. Kemudian ia tidak mengingat apa-apa lagi.

Misya merasa ada sesuatu yang berada di tangannya. Saat ia mengalihkan pandangannya ke sesuatu yang menimpa tangannya ia malah tersenyum.

Kenapa tidak? Jika seorang Albiru yang mempunyai tatapan tajam dengan mata hazelnya kini tertidur pulas seperti bayi dengan tangan Misya yang menjadi tumpuannya.

Misya menggerakkan tangan satunya yang bebas untuk menyugar rambut Al ke belakang kemudian mengelusnya lembut.

Misya tidak menyadari jika Al terbangun karena pergerakan tangan Misya di kepalanya. Al terbangun dengan menikmati elusan lembut yang di buat Misya. Ia tersenyum senang saat ini.

Rambut Al acak-acakan tetapi malah menambah kadar ketampanan seorang Albiru Atlantas Dirgantara. Misya bingung padahal Al mempunyai wajah yang sangat tampan ia akui Al memang tampan.

Bahkan banyak perempuan yang menyukai Al secara terang-terangan. Tetapi ia tidak pernah melihat Al dekat dengan perempuan lain selain dirinya.

Misya kaget saat tangannya digenggam oleh Al dibawah turun dari atas kepalanya. Al menatap mata Misya intens sebelum berkata. "Pulang ya." Ucap Al dengan nada lembut.

"Ha?"

"Pulang. Gue anterin sekarang."

"Lo aja sana pulang."

"Lo sakit Sya, harus istirahat yang banyak dirumah."

"Apasih cuman pusing doang. Pusingnya juga udah ilang kok." Keukeuh Misya.

"Bandel banget si." Ucap Al kemudian berdiri dari duduknya dan mengangkat tubuh Misya untuk digendongnya ala bridal style.

"Biru!" Kaget Misya.

Al merasa sensasi kupu-kupu seperti sedang berterbangan di dalam perutnya saat Misya menyebut nama Biru untuknya. Sudah lama ia tidak mendengar nama panggilan itu keluar dari mulut Misya.

Bisa-bisanya seorang gadis yang dicintainya dulu memiliki sifat yang lembut, manja dan sekarang berubah menjadi gadis pemberani seperti ini hanya karena amnesia. Tetapi perubahan Misya sekarang sangat di sukai Al. Ia tambah yakin untuk menjadikan Misya miliknya.

Al teringat beberapa Minggu lalu saat bertemu dengan Misya di jalanan. Al cukup terkejut sebenarnya saat melihat seorang perempuan seperti ingin menantangnya mengadu kelajuan motornya. Ia tambah terkejut lagi saat bersitatap dengan perempuan itu. Dan perempuan itu adalah Misya.

Sejak kapan gadisnya bisa menggunakan motor sport dengan kelajuan secepat itu. Ia tau jika Misya bisa menggunakan motor sport cukup lama. Tetapi apa mungkin bisa secepat itu dalam menguasainya? Entahlah ia bingung.

"Aw." Ringis Al saat mendapat cubitan di hidungnya. Cubitan itu cukup kuat sampai ia meringis.

"Salah sendiri ngelihatin gue Mulu sampai tu mata mau keluar." Ucap Misya.

Al tidak menyadari jika dirinya menatap wajah Misya saat memikirkan hal tadi.

"Mending Lo turunin gue." Pinta Misya.

"Ogah."

Misya terus meracau ingin diturunkan. Tetapi Al tidak menghiraukan racauan Misya. Ia terus berjalan ke arah mobilnya berada.

"Albiru! Nanti kalau sahabat gue nyariin atau bahkan guru ngasih alfa ke gue gimana!?"

"Lo lupa kalau sekolah ini punya bokap gue?"

"Gampang nanti biar gue urus." Lanjut Al.

Misya menghela napas pasrah menghadapi tingkah Al yang membuatnya kesal.

Untungnya tidak ada murid selain berada di dalam kelas karena sudah jam pelajaran.

Bisa-bisanya sekolahnya masih memberikan bimbingan pembelajaran saat selesai pertandingan basket tadi.

Sampailah di mobil. Al kemudian menaruh Misya dikursi depan pinggir kemudi. Al berlari pelan memutari mobil sebelum ia masuk ke mobilnya.

Saat Al baru mau menjalankan mobilnya. Tiba-tiba terdapat suara ketukan berasal dari seorang perempuan yang memakai seragam yang sama seperti Misya dengan tas yang menempel di punggungnya mengetuk kaca mobil Al. Padahal ini belum jam pulang sekolah Banaspati tetapi perempuan yang mengetuk kaca mobil Al berpenampilan seperti akan mau pulang saja.

Al membuka kaca mobilnya. Perempuan tersebut terkejut saat melihat Misya berada di dalam mobil. Tetapi ekspresi terkejut yang ditampilkan perempuan itu seperti dibuat-buat.

Perempuan tersebut adalah Anandya Yohanes.

"Aku boleh nebeng?" Ucap Ana lembut ke arah Al.

Al melihat ke arah Misya seperti meminta persetujuannya. Misya yang di tatap begitu hanya menghendikkan bahunya malas.

"Masuk."

Misya memutarkan matanya malas saat Al menyetujui permintaan Ana.

Ana langsung memasuki mobil tersebut dengan cepat. Dan Al langsung melajukan mobilnya.

"Kalian udah saling kenal?" Tanya ana memecah keheningan.

"Menurut Lo?" Monolog Misya dalam hati dengan rasa kesal. Moodnya sudah rusak sekarang.

"Hm" Jawab Al singkat.

"Aku baru kali ini liat Misya deket sama cowok selain Shaka."

"Kamu masih suka sama Shaka kan Sya? Dulu kamu bully aku terus karena Shaka lebih milih aku." Lanjut Ana.

"Bacot Anjing!" Misya sangat terusik dengan celotehan Ana yang seperti menjelek-jelekkan dirinya di depan Al.

"Kasar banget si." Ucap Ana.

Misya sudah tidak memperdulikan ucapan Ana. Ia lebih memilih mendengarkan musik lewat earphone saja sambil menutup matanya sampai tertidur.

Setelah beberapa menit kemudian.

"Sya." Al menepok pipi Misya lembut tetapi sang empu tidak kunjung bangun. Alhasil ia membawa tubuh Misya hati-hati untuk masuk ke dalam rumah keluarga Mahatama, keluarga Misya.

Ana? Ia sudah meminta turun saat Misya sudah pulas tertidur. Entahlah Al tidak tau tujuan Ana kenapa meminta diturunkan di jalanan.

"Loh non Misya kenapa den Al." Tanya bi Minah saat melihat Al menggendong tubuh Misya.

"Ketiduran doang bi. Ini Tante sama om kemana ya?" Tanya Al.

"Tadi baru aja pergi katanya mau makan di luar den."

"Bawa aja den ke kamarnya. Kayak kecapean non Misyanya kasian." Lanjut bi Minah.

"Iya bik." Ucap Al kemudian melenggang pergi menuju lantai dua, kamar Misya berada.

Al meletakkan tubuh Misya keranjangnya. Tetapi Misya malah terbangun karena ia sudah merasa terusik dari tadi.

Misya mengerjap-ngerjapkan matanya menatap Al yang sedang menatapnya juga.

Misya bangun dari baringnya dan duduk di pinggir ranjang. Misya menghela napas kasar sebelum berkata. "Lo ngga suka kan sama Ana?"

Al terkekeh mendengar ucapan Misya. Rupanya gadisnya cemburu karena tadi. "Ngga." Balas Al sambil tersenyum dan mendudukkan dirinya di samping Misya.

"Yakin?"

Al menganggukkan kepalanya dan mendekatkan wajah mereka. "Gue ngga mau perempuan tadi, gue maunya Lo." Ucap Al dengan menatap mata Misya intens sambil tersenyum simpul.

Tbc

23.28
19/09/23

TRANSMIGRASI REVAZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang