Chapter 38

107K 5.2K 143
                                    

HAPPY READING

***

"Tunangan?" Gumam Misya sambil menautkan alisnya. Dan gumaman tersebut masih bisa didengar oleh Dirga.

Kini Misya berdiri dan duduk di sofa menghadap Dirga yang entah sejak kapan sudah duduk di sofa yang satunya.

Sofa tersebut ada dua dan membentuk leter L. Sofa yang diduduki Misya menghadap ke televisi dan sofa yang diduduki Dirga menghadap ke dinding. Kini Misya menatap kesamping agar bisa melihat Dirga.

"Om bercanda kan?" Ucap Misya dengan tawa palsunya.

"Om serius."

Albiru pun memilih berdiri dan duduk disamping Misya tanpa memperdulikan obrolan keduanya. Kini, Al menyilangkan tangannya di belakang kepala dan bersandar di sofa, menatap lurus ke depan. Ke tempat televisi berada, Al memilih menonton acara televisi tersebut dibandingkan mendengarkan obrolan keduanya.

"Tapi Om."

"Misya ngga ngapa-ngapain kok sama Al. Serius, tadi itu salah paham doang." Lanjutnya.

"Om ngga percaya."

"Serius om. Tadi itu Misya Takut jadinya Misya peluk Al. Misya ngga ada niatan yang lain."

"Jelasin aja ngga papa. Om tetep ngga percaya."

Misya sudah frustasi sekarang. Di dalam pikirannya, pertunangan itu hanya membuat dirinya tidak bisa bebas. Ia harus mempunyai ikatan dengan seseorang. Dan Misya tidak menyukainya.

Misya memandang kebelakang dan melihat Albiru dengan santainya duduk di sofa menikmati acara televisi. Tanpa memperdulikan dirinya yang mati-matian harus memikirkan kata-kata untuk meyakinkan Dirga. Bahwa itu semua hanya salah paham.

Misya memukul paha Al. Dan menatap Al garang. "Al! Jelasin dong!"
Al menatap Misya datar. "Apa?"

Sungguh. Misya ingin menjambak rambut Al sampai terlepas. Misya memejamkan matanya, menarik dan membuang napasnya panjang. Pertanda bahwa ia sudah lelah dengan tingkah Al.

Al menghendikkan bahunya acuh dan menatap kedepan ke arah televisi tersebut. Ia kembali menonton sinetron malam tersebut yang jika dilihat-lihat sedikit menarik.

"Kamu ngga mau tunangan sama Al?" Tanya Dirga.

Misya kembali menghadap ke arah Dirga ketika Dirga berucap. "Misya ngga tau."

"Sya. Orang tua mana yang ngga khawatir kalau anak satu-satunya kayak begitu? Apalagi kalian berdua doang."

"Al itu normal. Bisa aja sewaktu-waktu kalian kelewatan kan? Om ngga mau itu terjadi. Apalagi kalian ngga punya hubungan apapun selain teman. Teman aja udah bisa ngelakuin itu bukan?"

"Iya. Maaf om." Ucap Misya sambil menunduk.

"Kalau Rani sama Cakra sampai tau perbuatan kalian gimana? Mereka pasti bakal kecewa sama kamu Sya."

Sungguh. Misya malah merasa bersalah sekarang tetapi kesalahan semacam apa yang ia lakukan? Kepergok pelukan intim dengan Al? Entahlah Misya sudah merasa bersalah dengan nasihat yang diberikan Dirga.

TRANSMIGRASI REVAZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang