HAPPY READING***
"BANGUN KALIAN SEMUA PARA MAKHLUK TUHAN!"
Joni berteriak membangunkan teman-temannya yang berada di basecamp Lavegas.
"Berisik Lo." Shandy berbicara menggunakan nada kesal dengan mata yang masih menutup.
"Wahai kawanku mari kita sholat subuh." Joni tak hentinya membangunkan para sahabatnya.
"Baru jam tiga co!" Zevan tak kalah kesalnya, ia tadi membuka handphonenya dan melihat jam di saat Joni mengatakan kalimat tersebut, dan di sana baru menunjukkan pukul tiga pagi.
Joni tersenyum sambil memperlihatkan deretan giginya saat mendengar ucapan Zevan. "Gue ngga bisa tidur Bray." Ucap Joni sambil rebahan di sisi Shandy.
Kini hanya mereka bertiga yaitu Joni, Shandy, dan Zevan yang berada di basecamp Lavegas atau lebih tepatnya ruangan yang hanya para inti Lavegas yang boleh memakainya. Sama seperti basecamp Tiger, basecamp Lavegas juga memiliki ruangan khusus untuk menampung para inti anggotanya.
Kalau Shaka masih dalam proses pemulihan di rumahnya karena luka yang di berikan Arga bukan main-main. Gibran? Entahlah dari semalam ia tidak kelihatan batang hidungnya.
"Tai Lo ya!" Shandy membuka mata untuk membalas ucapan Joni dengan kesal kemudian kembali melanjutkan aktivitas tidurnya.
"Padahal gue minum kopi udah dari jam satu, kenapa efeknya sampai sekarang si." Kesal Joni karena sedari tadi ia tidak bisa tertidur, ia malah merasa bosan alhasil muncullah ide untuk mengerjai temannya seperti tadi.
***
Jam dinding sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi tetapi Joni masih tertidur sehabis melaksanakan kewajibannya. Memang salah tetapi apa boleh buat jika kantuk terus menyerangnya.
Berbeda dengan yang lain. Kini yang lain sudah terbangun dan sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Ada yang sedang makan, main game, bahkan ada juga yang sedang nobar acara pagi di hari minggu menggunakan televisi. Basecamp Lavegas mempunyai satu televisi yang ditempatkan di ruangan tempat kumpul semua para anggota Lavegas.
"Kasian banget gue liatnya, kayak orang ngga pernah tidur aja." Ucap Zevan sambil memandang wajah Joni yang sedang tertidur pulas.
"Salah sendiri tengah malem minum kopi." Ujar Shandy.
Kini mereka berdua masih berada di ruangan yang hanya para inti Lavegas yang boleh menempati. Mereka berdua sedang menikmati makanan yang sudah di pesan secara online tadi.
"Gue baru inget, Lo semalem sama Misya kan?" Tanya Zevan, jujur dirinya penasaran dengan dua kepribadian Misya. Bisa-bisanya ia melihat seorang Misya yang terkenal menye-menye itu bisa melakukan hal seperti semalam.
Shandy tersedak makanannya akibat ucapan yang di lontarkan Zevan. "Eh eh eh." Kaget Zevan kemudian mengambil minuman dan menyodorkannya ke hadapan Shandy.
Shandy menerima minuman yang diberikan Zevan kemudian ia menenggaknya sampai membuat kondisi tenggorokannya membaik kemudian meletakkan minuman tersebut di sisinya.
"Iya! Gue ngga nyangka kalau itu Misya."
"Lah? Lo kan lawannya."
"Tapi gue ngga tau kalau pengganti Galen itu Misya."
"Tapi Lo payah banget Shan, masa kalah sama cewek."
"Lo ngga tau aja, gue keteteran njir buat ngejar dia." Ucap Shandy.
"Jangankan buat nyalip Misya, biar bisa sampingan sama Misya aja susah co!" Lanjutnya.
Di sela-sela perbincangan mereka berdua tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan menampilkan sosok tiga orang dan satu diantaranya perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI REVAZA
Teen FictionFollow sebelum membaca. Cerita sudah diterbitkan dan tersedia di Shopee. ||Sinopsis|| Menceritakan tentang kisah seorang gadis bernama Revaza Khansa yang mengalami perpindahan jiwa ke tubuh gadis bernama Misyana Bella Mahatama, gadis yang memiliki m...