Chapter 41

106K 5K 126
                                    


HAPPY READING

***

"Maa." Rengek Ana di hadapan Mira.

Kini mereka berdua sudah berada di apartemen pemberian Doni- papanya Arga. Ana dan Mira duduk di sofa dengan Ana yang selalu merengek ingin pulang ke rumahnya Doni.

"Ana ngga mau disini, ayo pulang aja."

"Diem kamu! Mama pusing Ana, kamu ini banyak omong."

"Kenapa si Ma? Mama habis ngelakuin apa sampe papa segitunya."

"Mereka udah tau An, mereka udah tau semuanya." Ulang Mira.

Ana tidak mengerti dengan ucapan Mira. Ia berdiri sembari menghadap Mira. "Tau apa ma?"

"Rencana kita."

Ana membelalakkan matanya. "A-apa!? Terus kita gimana? Aku ngga mau jadi miskin ma!"

"Kamu kira mama mau!?"

Tok tok tok

Suara ketukan pintu membuat atensi mereka berdua teralihkan. Ana menatap Mira. Mereka berdua saling tatap dengan tatapan bingung.

Mira pun berjalan ke arah pintu. Mira membuka kenop pintu tersebut, Mira berharap jika orang yang telah mengetuk pintu apartemennya adalah Doni dan Mira juga berharap jika Doni datang untuk menarik kata-katanya yang telah diucapkan beberapa jam lalu.

Cklek

Pintu terbuka tetapi sosok yang telah mengetuk pintu adalah bukan sosok yang diharapkan Mira. Di sana terdapat tiga orang polisi dan Mira bersikap biasa saja karena ia tidak pernah merasa melakukan tindakan kriminal apapun.

"Selamat malam bu." Ucap polisi tersebut.

"Malam."

"Apa benar ini kediaman Anandya Yohanes?"

"B-benar." Mira sudah mulai was-was saat nama anaknya disebutkan.

"Siapa ma?" Tanya Ana yang sudah berada di sisi Mira.

Polisi tersebut melihat sosok Ana yang mirip dengan foto tersangka. Polisi tersebut melihat foto yang di bawa, memastikan jika wajah orang tersebut mirip dengan foto yang ia bawa.

"Tangkap dia!"

Polisi tersebut langsung menjalankan perintah, ia langsung mencekal tangan Ana agar tidak terlepas.

"Lepas!"

Polisi tersebut menyerahkan surat penangkapan ke Mira. "Saudara Anandya telah melakukan tindakan kriminal yaitu pembunuhan berencana, jadi saudara Ana kami jadikan tersangka atas kasus tersebut."

Mira membaca surat tersebut kemudian menatap Ana tidak percaya. "Ana! Ini ngga mungkin kan? Kenapa kamu lakuin hal bodoh seperti itu Ana! Mama ngga pernah ngajarin kamu seperti itu Ana! Arghhhh." Ucap Mira diakhiri dengan teriakan dengan tangan yang menjambak rambutnya frustasi.

Ana yang melihat mamanya bertindak seperti itu langsung mendekat ke arah Mira dengan tangan yang diborgol. "Maa jangan kayak gini."

"Arghhh!" Mira berteriak lagi kemudian berjalan ke arah barang-barang yang berada di dekatnya kemudian membantingnya satu persatu.

"Berhenti Ma!"

Polisi tersebut langsung mencekal tangan Mira kemudian memborgolnya agar tidak melakukan hal yang lebih lagi. "Hahahaha, aku kaya, aku bakal rebut semua harta Arga!" Ucap Mira nyeleneh.

"Bawa dia ke rumah sakit jiwa pak." Ucap salah satu polisi tersebut.

"Jangan! Jangan bawa mama ke sana."

TRANSMIGRASI REVAZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang