Chapter 34

120K 5.6K 70
                                    


HAPPY READING

***

Keadaan kantin cukup ramai diisi dengan para murid sma Banaspati. Kini Misya dan kawan-kawan melihat sekeliling mencari bangku kosong. Dan tatapan mereka berhenti di bangku kosong yang berada diurutan ketiga dari bangku pojok.

Untung masih ada bangku kosong yang membuat Misya dan kawan-kawan bernapas lega kemudian mereka berjalan ke arah bangku tersebut.

Bangku kantin yang ditempati Misya dan kawan-kawan, tempatnya tidak jauh dengan bangku yang ditempati inti geng Lavegas. Sedari masuk ke kantin, Misya dan para sahabatnya menjadi pusat perhatian dari inti Lavegas. Terutama Shaka, ia melihat Misya dari masuk ke kantin sampai duduk di bangku, pandangannya tidak lepas dari Misya.

"Betah banget bos ngeliatin nya." Ucap Zevan yang sadar akan tatapan Shaka yang mengarah kemana.

Shaka yang sadar dengan ucapan Zevan langsung saja mengalihkan pandangannya kemudian melanjutkan makannya yang tertunda.

Kini hanya ada lima inti Lavegas yang berada di kantin. Satu orang yang tidak ada ialah Arga, biasa. Arga seorang ketua osis jadi wajar dirinya disibukkan dengan urusan sekolah.

Mungkin beberapa bulan lagi, Arga akan terbebas dengan tanggung jawabnya dan hanya berfokus dengan UN nya.

"Misya makin cantik aja." Ucap Joni yang langsung mendapat tatapan horor dari Shaka.

"Kenapa bos? Bukannya Lo sukanya sama Ana?"

"Gue ngga suka sama Ana."

Sontak mereka berempat terkejut Saat mendengar penuturan Shaka. Bagaimana tidak? Ana yang selalu dekat dengan Shaka apalagi sikap perdulinya Shaka kepada Ana yang mungkin akan membuat sebagian orang menganggap jika Shaka suka kepada Ana.

"Bercanda ni si bos." Ucap Shandy tidak percaya.

Bagaimana bisa percaya. Shaka mendapat hukuman dari guru hanya karena membela Ana dibandingkan tunangannya sendiri. Mantan maksudnya. Mendapatkan bogeman dari Arga hanya karena membela Ana juga. Dan bagaimana bisa sikap Shaka yang seperti itu tidak membuat orang-orang berpersepsi jika Shaka tidak suka dengan Ana. Mustahil bukan.

"Gue perduli sama Ana hanya karena dia gue anggap adik gue sendiri. Ga lebih." Jelas Shaka.

"Jadi selama ini?" Ucap Zevan.

"Gue cuman pengen lindungi dia dari bullyan Misya doang. Dia ngga bisa ngelawan, gue kasihan."

Jujur. Joni ingin menertawakan ucapan Shaka sekarang. Bisa-bisanya dia bisa kasihan dengan orang lain tetapi dengan tunangannya sendiri? Sedari dulu, Joni selalu di pihak Misya. Bukan karena ia mengagumi paras Misya. Tetapi yang Joni lihat, Misya berbuat seperti itu karena ia merasa tidak dihargai.

Bagaimana bisa seseorang melihat tunangannya sendiri lebih dekat dengan perempuan lain? Apalagi tunangannya selalu membela perempuan lain itu ketimbang tunangannya sendiri?

"Tapi sikap Lo berlebihan sama Ana Ka. Gue ngeri kalau Ana baper sama sikap Lo ke dia." Ucap Joni.

"Gue tau, tapi gue pengen ngelindungi dia doang."

TRANSMIGRASI REVAZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang