Chapter 6

199K 9.4K 90
                                    

HAPPY READING

***

Malam telah pergi digantikan dengan mentari pagi yang mulai memancarkan sinarnya. Gadis dengan piyama polos masih tertidur di atas kasurnya. Gadis itu Misyana.

Kemarin hari minggu dan terakhir ia bertemu dengan keluarga Abimana satu hari lalu. Misya menghabiskan satu hari liburnya dengan rebahan dirumah. Sungguh ia merasa malas meskipun sekedar keluar dari kamar.

Sekarang Misya berada di kamarnya. Mamanya menepati janji untuk merenovasi kamarnya. Tetapi ia sedikit kecewa dengan warna yang dipilihkan mamanya, padahal dia sudah mengirimkan gambar sesuai yang dimau. Renovasi ini hanya membutuhkan waktu dua hari karena tidak banyak yang di ubah. Hanya mengubah warna dinding dan mengganti barang-barang.

 Hanya mengubah warna dinding dan mengganti barang-barang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Non Misya bangun udah siang." Panggil bi Minah sambil mengetuk pintu dari luar karena Misya menguncinya dari dalam. Sekarang merupakan hari Senin, hari yang jarang sekali orang menantinya.

Misya mengerjap-ngerjapkan matanya mendengar panggilan dari pembantunya. Ia melihat jam weker yang berada di atas meja sebelah ranjangnya. Jarum pendek mengarah di antara angka enam dan tujuh, jarum panjang mengarah ke angka enam.

Misya membelalakkan matanya kala melihat jam menunjukkan pukul 06.30 WIB. pasalnya Misya hari ini sekolah dan dia terlambat bangun.

Buru-buru Misya bangun dari tidurnya dan bergegas ke kamar mandi. Ia hanya menggosok gigi dan menggunakan pembersih wajah saja karena waktunya tidak memungkinkan untuk mandi.

Setelah selesai dengan semua kegiatannya untuk menuju ke sekolah, Misya kemudian bergegas keluar dan menuju dapur untuk mengambil satu lembar roti yang sudah disiapkan di meja makan.

"Mama sama Papa dimana bik?" Tanya Misya.

"Tadi nyonya sama tuan pagi-pagi udah berangkat ke kantor non. Katanya ada masalah sedikit." Balas bi Minah.

Misya hanya menganggukkan kepalanya pertanda bahwa ia paham. Misya pun bergegas ke garasi dan ia menemukan motor sport yang terparkir cantik ditempatnya. Ia menghempaskan rasa kagumnya karena waktunya tinggal sedikit. Misya pun mengeluarkan motor tersebut karena jika ia menggunakan mobil maka akan mengulur-ulur waktu karena sudah dipastikan akan kemacetan.

 Misya pun mengeluarkan motor tersebut karena jika ia menggunakan mobil maka akan mengulur-ulur waktu karena sudah dipastikan akan kemacetan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TRANSMIGRASI REVAZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang