Chapter 4

217K 9.2K 182
                                    

HAPPY READING

***

Misya melanjutkan makannya yang belum habis sampai suara murid yang berada di kantin mulai meninggi.

"Cakep banget"

"Shaka cakep banget, tapi sayang udah ada pawang"

"Zevan lopyu"

"Nyempil aja tuh si polos"

"Shandy tambah manis aja"

"Beruntung banget cewe itu 'bisa deket cowok-cowok famous"

"Arga pacarin aku dong"

Begitulah bisik-bisik dari murid-murid yang berada di kantin.

Tania panik di tatap dingin oleh Shaka and the geng. "Balik aja yuk." Gerutu Tania.

"Bentar deh 'kayak pernah lihat" Sambung Misya menempelkan jari telunjuk di kepala seperti sedang memikirkan sesuatu sambil melirik ke arah Shaka.

Dari kejauhan Shaka mengerutkan keningnya karena tatapan Misya, ia tidak kaget atau senang melihat tunangannya sembuh dari beberapa hari komanya ia malah tidak peduli sama sekali. Shaka heran kenapa Misya berani menduduki bangkunya dengan teman-temannya karena dulu ketika Misya duduk di bangkunya, Shaka malah mengusirnya dan membentak Misya sampai ia pergi menjauh dengan air mata yang mengalir, seisi kantin tidak berani membuka mulut karena takut menjadi korban. Shaka juga mengancam membatalkan pertunangannya jika Misya tidak menuruti keinginannya. Dan sampai saat itu Misya tidak pernah lagi berani menduduki bangku tersebut. Sekarang dengan tampang santainya terang terangan melirik ke arah Shaka tanpa rasa takut, pasalnya Misya yang dulu sangat takut dengan Shaka.

"Berani banget nenek lampir duduk di bangku kita" Cerocos Shandy teman Shaka.

"Dengar-dengar tunangan si bos amnesia?" Tanya Zevan.

Shaka menatap dingin ke arah Zevan karena ucapannya. Shaka tidak menyukai jika teman-temannya menyebut Misya sebagai tunangannya. Zevan yang di tatap hanya bisa meringis melihatkan deretan gigi putihnya.

"Halah palingan pura-pura, banyak drama itu cewek." Balas Shandy kepada Zevan.

Shaka diam-diam memikirkan ucapan Zevan perihal Misya yang amnesia. Shaka berpikir apa Misya benar amnesia atau hanya pura-pura untuk menarik perhatiannya. "Ngapain gue mikirin itu cewek." Monolog Shaka dalam hati sambil menggelengkan kepalanya singkat.

Arga yang melihat tingkah Shaka paham kalau temannya itu sedang memikirkan Misya.

Kemudian segerombolan pentolan sekolah itu berjalan ke tujuannya.

"Ngapain disini." Sinis Shaka ke arah Misya yang sedang asyik meminum es jeruknya.

Misya mengerutkan keningnya karena kenyamanannya diusik. "Siapa Lo?" Tanya Misya tidak kalah sinisnya.

Shaka dan teman-temannya yang mendengar ucapan Misya terkejut kecuali Arga yang hanya menampilkan tampang datarnya setelah mendengar kalimat yang diucapkan Misya seperti ia sudah tau tentang ini.

"Pura-pura amnesia kan lo." Ucap Cika teman dari cewek polos tersebut.

Misya hanya menampilkan tampang datarnya kecuali Tania yang sudah emosi dengan ucapan Cika. "Jaga congor lo." Bela Tania untuk Misya dengan nada tidak sukanya.

"Cika ngomong fakta, palingan mau cari perhatiannya Shaka. Sampai pura-pura amnesia. Dasar murahan." Ucap Shandy dengan nada merendahkan.

Aurel yang mau mengeluarkan kata-katanya dicegah oleh Misya untuk diam, dan Maudy yang mau berdiri di tahan oleh Misya. Kalau Tania, Misya tidak bisa menjangkaunya karena ia sudah berdiri karena emosi dengan perkataan Cika.

TRANSMIGRASI REVAZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang