happy meal

1K 164 3
                                    

break the rules

Sepulang kerja, Giska mengajak Riana untuk mampir ke coffee shop yang ada di sekitar kompleks perkantoran. Memasuki rush hour, kondisi jalanan pasti super macet, akan butuh waktu satu jam lebih untuk tiba di rumah. Oleh sebab itu, Riana langsung menyetujui ajakan Giska.

Tak lama berselang, Windy dan Bita juga ikut bergabung.

Mereka berempat saling mengenal karena pernah tinggal di rumah indekos yang sama. Meskipun berasal dari program studi dan angkatan yang berbeda, mereka sering mengobrol panjang lebar sampai tengah malam atau jalan-jalan berkeliling pusat perbelanjaan saat akhir pekan.

Giska, Windy, dan Bita sudah seperti saudara bagi Riana. Selalu hadir di saat-saat terberatnya, memberikan support yang tak terkira jumlahnya. Bahkan setelah sama-sama lulus dari perguruan tinggi pun mereka tetap menyempatkan waktu untuk berkumpul. Kadang-kadang duduk di coffee shop selama berjam-jam, pyjamas party di rumah Riana, liburan bersama ke luar kota.

Saat ini Giska bekerja di NGO (Non-Governmental Organization) sebagai staf dokumentasi dan publikasi. Giska sering bepergian ke luar kota untuk bekerja, bahkan pernah tinggal di daerah terpencil selama hampir dua minggu lamanya. Minim akses listrik atau internet, sehingga kesulitan untuk menjalin komunikasi dengan keluarga dan teman-temannya yang ada di Ibukota.

Windy adalah seorang graphic designer di perusahaan food and beverage. Memilih untuk banting setir dari jurusan asalnya, yaitu kesehatan masyarakat. Windy baru menemukan passionnya di bidang desain grafis ketika hendak mengerjakan skripsi. Begitu lulus, hal pertama yang ia lakukan adalah mengikuti berbagai kelas dan pelatihan untuk mengasah kemampuannya.

Bita adalah seorang beauty influencer dengan followers di Instagram mencapai angka satu juta. Pekerjaan yang saat ini digelutinya berawal dari sebuah ketidaksengajaan. Ketika masih berstatus sebagai mahasiswa, Bita sering membuat video makeup tutorial untuk menghilangkan stress ketika tugas kuliah menumpuk. Di luar dugaan, ternyata banyak yang menyukai konten-kontennya. Dari titik itulah Bita mulai fokus menjadi beauty influencer.

Riana, Giska, Windy, dan Bita memiliki latar belakang pekerjaan yang berbeda-beda. Kendati demikian, mereka tetap nyaman menghabiskan waktu bersama. Berceloteh ringan, membicarakan banyak hal. Mulai dari masalah pekerjaan, intrik pertemanan, hingga konflik percintaan.

"Coffee shop di lantai bawah masih buka, Ri? Aku kangen banget hazelnut latte buatan Mas Rian. Nggak ada yang ngalahin, rasanya enak banget," kata Bita sembari melepas kacamata hitamnya.

"Udah tutup dari sebulan yang lalu. Saking sibuknya sampai ketinggalan berita, ya?" sahut Riana, lalu terkekeh pelan.

"Serius? Tutup kenapa?"

"Kurang laku, posisi gedungnya kurang strategis. Kayaknya emang nggak cocok buat tempat bisnis."

Bita mengembuskan napas, agak kecewa karena tak bisa lagi membeli hazelnut latte favoritnya.

"Habis Mas Rian cabut, lantai bawah masih kosong?" tanya Windy.

Riana menggeleng pelan, "ada penyewa baru. He's an illustrator."

Break the RulesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang