kiss, touch, and all

1.5K 195 9
                                    

break the rules

▪︎

Jiwa tahu persis siapa Riana Sekar Natadirja.

Meskipun tak pernah berjumpa secara langsung, Jiwa sudah mendengar nama Riana sebanyak puluhan kali. Lewat obrolan tengah malam, lewat celotehan ringan di telepon, pesan-pesan teks, atau lagu yang dinyanyikan saat dini hari datang.

Yang Jiwa tahu, Mada sangat mencintai Riana. Matanya berbinar-binar tiap kali menyebut nama Riana. Bibirnya tak berhenti mengukir senyuman ketika sedang bertukar pesan dengan Riana. Kedua kakinya bergerak dengan antusias ketika hendak menjemput Riana.

Riana, Riana, Riana.

Everything is about Riana Sekar Natadirja.

Jiwa terkejut luar biasa kala Mada mengenalkan perempuan lain sebagai calon istrinya. Bukan lagi Riana. Sejak saat itu pula, Jiwa merasakan ada yang berbeda dengan Mada. Seolah dunianya telah berubah drastis, hatinya telah dipatahkan oleh perempuan yang selama setahun lamanya ia jaga dan puja.

Berkali-kali Jiwa menanyakan apa alasan kandasnya hubungan Mada dan Riana. Tapi, tak ada jawaban yang pasti. Mada hanya tersenyum, kadang-kadang mengatakan kalau mungkin dirinya dengan Riana memang tak ditakdirkan untuk bersama.

Bullshit. Jiwa tahu sesetia apa kakaknya. Tak mungkin begitu saja melepas perempuan yang sangat dicintainya hanya karena alasan 'mungkin tidak ditakdirkan untuk bersama'.

Oleh sebab itu, Jiwa penasaran setengah mati dengan sosok Riana.

Who is she? An angel? Or a devil?

Dan, perempuan itu yang berhasil menyeret Jiwa ke dalam sebuah kamar hotel.

Seolah ada mantra yang mempengaruhi pikiran Jiwa sehingga ia merasa jatuh meskipun baru pertama kali berjumpa secara langsung dengan Riana.

Direngkuhnya pinggang Riana erat-erat. Bibirnya enggan melepas ciuman kendati aroma rokok jelas masih terasa. Entah berasal dari mulut siapa. Desiran hangat memenuhi dada Jiwa, membuat isi kepalanya kian menggila.

Riana menggerakkan jemarinya, perlahan meraba leher Jiwa dengan ujung kukunya yang panjang dan bercat hitam. Lalu, ia tanggalkan satu-persatu kancing kemeja yang membalut tubuh Jiwa. Hingga terbuka sepenuhnya, dada dan perutnya terlihat begitu menawan kendati cahaya di dalam kamar sedikit remang.

Ada sengatan yang menjalar di sekujur tubuh Jiwa kala Riana menyentuh dadanya. Perempuan itu seolah benar-benar tahu di mana harus menyentuh.

Shit. Persetan dengan pesta pernikahan yang masih berlangsung.

Jiwa biarkan kemeja hitamnya terjatuh ke atas lantai, kemudian mendorong tubuh Riana hingga terjatuh di atas ranjang. Ciuman mereka terlepas, namun jantung mereka berdegup semakin kencang.

Riana menyibak ujung dressnya, biarkan celana dalamnya yang berwarna hitam terlihat.

Jiwa ikut naik ke atas ranjang, sedikit menindih tubuh Riana yang entah bagaimana terasa begitu pas ketika direngkuh erat-erat.

Riana memejamkan mata dan menggigit bibir bawahnya ketika Jiwa mencium leher dan bahunya yang terbuka.

"Oh, shit," gumam Riana, desahan kecil lolos dari mulutnya saat Jiwa meremas pahanya.

Break the RulesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang