22. Larangan

285 39 19
                                    

Hai! Salam membara semuanya 🤍🔥 saya telah memutuskan untuk update Kahiyang setiap malam minggu lagi kayak dulu! Kalo sampe saya ga update kalian bisa terror aja DM/wall saya wkwkw. Anyway, ENJOYYYY!!! 😤

....

Kahiyang tak dapat menghentikan getaran kakinya, harap-harap cemas dengan sidangnya malam ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kahiyang tak dapat menghentikan getaran kakinya, harap-harap cemas dengan sidangnya malam ini. Apa yang sekiranya sang ibu akan katakan menghantui pikiran Kahiyang. Sebuah gagasan untuk berpura-pura sakit melintas, hidung merah dan mata berkaca-kaca mungkin dapat membantu sandiwaranya. Tapi Kahiyang tertegun, bagaimana jika sang ibu tetap mengadakan sidang, tak peduli dirinya sakit atau tidak. Barangkali memang sudah seharusnya Kahiyang menghadapi sidang malam hari ini.

Bibir bawahnya bisa saja memar jika Kahiyang tetap menggigit mereka dengan gemas, namun apa boleh buat? Rasa gugup membayangi setiap geraknya sekarang. Bahkan itu juga sama sekali tidak membantu menenangkan degup gelisah jantungnya. Kahiyang memejamkan matanya, berusaha menenangkan diri dengan sesekali menarik napas dalam. Apapun yang terjadi, ini bukan salah Kahiyang, sepenuhnya salah Jean, pria asing itu.

Apa memangnya yang Jean pikirkan? Mengirimkan sejumlah perhiasan mahal padanya tanpa ada penjelasan sama sekali. Tak sadarkah dia kalau semua tingkahnya mempengaruhi hidup Kahiyang? Pria aneh yang egois. Seumur hidup Kahiyang tak pernah menemui seseorang yang sangat sulit untuk ditebak, Jean satu-satunya. Dia sempat menyebutkan disuratnya, kalau semua itu hanyalah pernak-pernik, sebenarnya seberapa banyak harta pria itu?

Jean juga mengatakan kalau Kahiyang sudah cantik tanpa perlu menggunakan perhiasan apapun, bohong kalau dirinya bilang ia tidak bersemi membaca itu. Pada akhir surat, Jean memanggilnya Ndoro Ayu, sebuah panggilan yang biasanya orang sanjungkan untuk seorang putri Jawa. Jantung Kahiyang berdegup hanya mengingat hal itu, karena pasalnya, Jean tidak hanya memanggil dirinya Ndoro Ayu, namun ia menambahkan imbuhan -ku kepemilikan diakhirnya. Ndoro Ayu-ku. Sungguh pria gila.

Rasa bingung menggeluti benaknya, Kahiyang jelas tampak menyukai Jean. Entah rasa suka macam apa yang dirinya rasakan. Sepupunya Jatra pernah bilang, perut hingga rongga dada akan penuh dengan kupu-kupu saat kau menyukai seseorang. Kahiyang selalu meragukan hal itu, terdengar mengerikan, seluruh rongga dada dipenuhi dengan kupu-kupu. Jika jatuh cinta memang seperti itu, Kahiyang tidak akan mau, menyeramkan. Tapi tebak siapa yang tengah menjilat ludahnya sendiri sekarang. Bahkan Kahiyang bersumpah kalau kupu-kupu kini telah memenuhi setiap ruang jantungnya.

Pembahasan sidang yang lalu belum sepenuhnya mendapatkan titik terang, dan sekarang Jean malah membuat semuanya semakin rumit. Sulit untuk Kahiyang menengahi perang didalam hati, ketika pria yang ia suka tidak mendapat restu dari sang ibu. Kahiyang menghela napas dalam, jika Jean terus melakukan ini kepadanya, Kahiyang yakin, Bhanurasmi akan memenjarakan dirinya selamanya.

"Kahiyang, mana Agniasari?" sapa Bhanurasmi sesaat setelah memasuki ruang tengah.

Lamunan angan Kahiyang menghilang. "Dia tampaknya akan telat datang, Mbok. Tadi tidak ada di kamar." Kahiyang menunduk.

𝐒𝐮𝐫𝐚𝐭 𝐔𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐊𝐚𝐡𝐢𝐲𝐚𝐧𝐠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang