Khawatir

2K 194 0
                                    

Di kelas, afan masih menunggu kedatangan devi yang tak kunjung kembali.
"Kok perasaan gw gk enak ya" Batin afan

Afan berniat menyusul devi ke toilet

"Fan mau ke mana? " Tanya rakha
"Toilet" Jawab afan
"Ngapain? " Tanya rakha lagi
"Nyari devi " Jawab afan

Mendengar hal itu teman-temannya ingin ikut dengan afan

"Gw ikut" Ujar mala
"Gw juga" Ucap vio
"Terserah" Jawab afan

Afan pun berjalan dengan langkah yang terburu buru mendahului teman-temannya.
Sesampainya di toilet ternyata pintu itu terkunci. Ya lisa lah yang mengunci pintu itu dan menyembunyikan kuncinya. Tanpa pikir panjang afan pun mendobrak pintu itu dan melihat devi tergeletak di lantai.

"SER! " Ucap afan terkejut

Teman-temannya baru sampai dan melihat keadaan devi pun langsung mengusulkan untuk membawa devi ke UKS. Sampai di UKS penjaga UKS terkejut melihat kepala devi yang banyak mengeluarkan darah. Penjaga UKS langsung memeriksa devi dan memberi perban di kepala devi.

" Sebaiknya kalian bawa devi ke rumah sakit, ia sudah banyak kehilangan darah. " Ujar penjaga UKS

Afan pun langsung menggendong devi

"Rakh lu bawa mobil kan? " tanya afan
"Iya, bawa aja ke mobil gw sekarang" Ujar rakha

Mereka pun langsung menuju mobil rakha dan menghubungi bu salma via telfon untuk izin.

Sampai di rumah sakit Devi langsung dibawa ke UGD untuk pemeriksaan. Afan hanya menunggu di luar dengan khawatir.

"Agrhhh siapa yang udah buat Devi kayak gini! " Ucap afan
"Udah fan tenang dulu" Ucap rakha menenangkan afan.
"Siapapun yang udah buat Devi kayak gini gw pastiin gak bakalan tenang hidupnya! " Ucap afan sekali lagi
"Eby, lu megang data semua CCTV sekolah kan? " Tanya afan
"Iya gw yang megang kenapa"
"Di depan pintu toilet ada CCTV yang ngarah ke sana, sekarang juga lu cek"
"Oke"

Eby pun membuka laptopnya dan mengecek CCTV tersebut. Saat eby sedang mengecek CCTV itu dokter pun keluar dari ruangan. Afan pun langsung berdiri dari duduknya dan bertanya keadaan Devi pada dokter.

"Gimana keadaan Devi dok" Tanya afan
"Saya ingin berbicara dengan keluarga pasien"ucap dokter

Afan langsung menelfon orang tua Devi dan memberitahu bahwa sekarang Devi ada di rumah sakit.

Tak lama kedua orang tua Devi sampai di rumah sakit.

" Nak afan, kenapa Devi bisa sampe begini?
"Jadi gini tante.... "
Afan menceritakan kejadian tersebut pada orang tua Devi
"Sekarang dokter mau bicara sama om dan tante" Ucap afan

Orang tua Devi pun pergi ke ruangan dokter mengajak afan untuk ikut bersama mereka.

"Jadi gimana keadaan anak saya dok? " Tanya papa Devi
"Pasien membutuhkan donor darah, tetapi darah pasien langka dan stok darah itu sedang kosong"
"Mungkin antara bapak dan ibu ada yang golongan darahnya sama dengan pasien? " Tanya dokter
"Golongan darah saya sama dengan anak saya dok, tapi saya menderita darah rendah"ucap mama Devi
" Bagaimana ini bu pasien harus langsung mendapat donor darah"

Afan mendengar semuanya dan bertanya

"Maaf om, tan, dok kalo boleh tau Devi golongan darahnya apa ya"tanya afan
" AB nak afan" Jawab papa Devi
"Kebetulan golongan darah afan AB om, tan, afan mau donor internasional darah afan buat Devi " Ujar afan
"Beneran nak afan? Kamu gak keberatan? " Tanya orang tua Devi memastikan
"Engga kok om, tan"
" Baik kalo begitu saudara afan boleh ikut saya ke ruangan? "
"Baik dok"

Proses donor darah pun selesai kini Devi sudah pindah ke ruang rawat. Kedua orang tua Devi izin pulang untuk mengambil baju ganti Devi sekalian membeli makan.

Afan duduk di sampinng ranjang tempat Devi berbaring dia menatap wajah Devi mengelus kepalanya dan menggenggam erat tangan Devi.

"Ser sadar dong, kamu gak tau apa aku khawatir banget sama kamu"

Eby dan teman-temannya masuk ke ruangan devi, mereka melihat afan yang duduk di samping Devi. Tanpa sadar afan meneteskan air matanya.

"Fan jangan sedih lagi ya" Ucap mala
"Iya fan Devi itu anak kuat kok gw yakin ucap vio
Afan hanya menganggukkan kepalanya

" Fan gw udah tau siapa pelakunya" Ujar eby
"Siapa! "
"Santai aja lah"
"Udh jawab cepet! "
"Lisa"
"Hah lisa! "Ucap afan
"Awas aja tu orang gk akan gw kasih ampun"ucap afan

Afan masih menggenggam erat tangan Devi, Tiba-tiba tangannya bergerak Devi tersadar, mala yang melihatnya pun langsung memanggil dokter. Dokter memeriksa Devi. Kondisi Devi sudah stabil

" Kondisi kamu sudah membaik, dia udah mendonorkan darahnya untuk kamu" ucap dokter menunjuk afan
"Saya pamit ke luar dulu ya"

Terjadi keheningan selama beberapa menit, akhirnya Devi pun berbicara

"Fann.. " Ucap Devi

Teman-teman nya pun beralasa keluar untuk memberi ruang mereka berdua

"Eumm Devi, fan kami keluar dlu ya"ucap mala

Mereka pun keluar

" Fan.."panggil Devi sekali lagi
"Iya ser kenapa? " Jawab afan
"Kamu yang donorin darah kamu untuk aku? "
"Iya"
"Makasih ya fan kamu baik banget"
"Sama-sama, apasih yang nggak buat kamu ser"
"Kebiasaan deh masih sempet sempetnya gombal"
"Kamu udah makan? "Tanya Devi
" Belum" Jawab afan
"Kenapa belum? "
"Udah kamu gk usah mikirin aku yang harus kamu pikirin sekarang kesehatan kamu ser"
"Tapi kamu itu harus makan, kamu abis donor darah loh"
"Udah ser gk usah"
"Klo kamu gak mau makan aku bakalan marah sana kamu"
"Oh jadi ngancem nih ceritanya? "
"Biarin aja sapa suruh gk mau makan "
"Iya iya aku makan, aku minta rakha beliin dulu ya"

"Permisi"
"Saya bawa makanan untuk pasien yang bernama Devi"
"Dimakan ya lalu diminum obatnya"
"Masnya tolong bilangin ke pacarnya ya"

Afan dan Devi kaget mendengar hal itu
" Ngga suster dia temen saya"jawab Devi
"Iya Sus bentar lagi juga pacar" Jawab afan

Suster pun keluar

"Ih afan apaan sih malu tau"
"Lah emangnya kenapa? "
"Ah tau ah bodo amat "

Afan hanya tertawa melihat tingkah Devi

"udah ih jangan ngambek ngambek ntar cantiknya ilang lagi, sekarang kamu makan ya abis itu minum obat"
Devi hanya diam tidak menjawab afan
"Ser"
Devi masih diam
"Serly"
Lagi lagi Devi tidak menjawab
"Sayang"
"Apaan sih"
"Makan dulu nih"
"Gak"
"Makan ser, kamu harus minum obat"
"Ga mau"

Afan pun berdiri dan mencium kening Devi lalu mengelus kepalanya

"Makan ya"

Devi yang diam mematung seketika tidak bisa berkata kata pun hanya pasrah. Afan menyuapi Devi sambil tersenyum

"Kenyang" Ucap Devi
"Loh kamu baru makan 3 suap loh sayang kamu mau minum obat makan lagi ya"
"Tapi fan.. " Omongan Devi terpotong karena afan menaruh telunjuknya di bibirnya.
"3 suap lagi ya? Abis itu udah kita minum obat"
"Iya"

Devi sudah selesai makan dan minum obat begitu pula dengan afan. Teman-teman nya sudah kembali dan sedang duduk di sofa ruangan Devi

Tiba tiba handphone afan berbunyi, ia pun melihatnya

Mami is called..

Afan pun mengangkat dan menjelaskan pada maminya

"Ser aku pulang dulu ya sayang, besok aku dateng lagi "
"Loh kenapa? "
"Mami nyuruh aku pulang udah sore juga ini ser"
"Yaudah deh kalo gitu" Jawab Devi memasang wajah yang cemberut
"Gini deh nanti malem aku temenin kamu ya? "
"Beneran? "
"Iya sayangku" Jawab afan mencubit hidung Devi
"Ekhem ada orang di sini"ujar rakha
" Diem lu anterin gw pulang "
"Iye iyee"

Mereka semua pun berpamitan pulang dengan Devi

Next?
Maaf klo gak jelas
Maaf juga banyak typo
Bantu vote ya guyss








Forever With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang