Diculik!?

1.6K 143 3
                                    

Afan dan Devi pun sudah sampai di rumah afan. Mereka pun masuk kedalam dan afan langsung keatas mengambil baju bajunya.

"Kok afan lama banget sih" Ucap Devi dalam hati
"Keluar dulu ah bentar"

Devi pun keluar ke taman depan rumah afan ia pun duduk sambil melihat ke langit. Langit sore itu sangat bagus menurut devi.

Saat Devi duduk disana ada orang asing memukulnya dari belakang, Devi pun pingsan. Orang tersebut membawa Devi ke mobil dan langsung pergi dari rumah afan.

***

Afan sudah selesai mengambil bajunya ia turun ke bawah untuk menghampiri Devi. Sesampainya ia dibawah ia tidak melihat Devi sama sekali, ia memanggilnya tetapi tidak ada jawaban.

"Serr"
"Serlyy"
"Sayang.. " Ucap afan berkali-kali memanggil Devi

"Kenapa sih fan teriak teriak " Ucap mami yang tiba-tiba datang dari arah dapur
"Ini mi, mami ada liat serly kemana gak? " Ucap afan
"Tadi Devi keluar katanya mau ke taman depan" Ucap mami
"Hah! " Ucap afan kaget
"Kenapa mami biarin sih, aduh gawat ini kalo sampe dia gak ada" Ucap afan

Afan pun langsung keluar dan menuju taman. Sesampainya di taman ia tidak melihat Devi, tetapi ia melihat handphone Devi yang berada di atas kursi taman menahan sebuah kertas. Ia mengambil handphone Devi dan kertas itu lalu membaca tulisannya.

"SEKARANG DEVI AKAN SELALU JADI MILIK GW, DAN LO GAK AKAN PERNAH KETEMU SAMA DIA LAGI"

Itulah tulisan yang ada di kertas itu. Ketika membaca itu yang terlintas di kepala afan hanyalah 1 nama yaitu rehan.

Tak pikir panjang afan langsung mengambil handphone nya dan menelfon teman temannya untuk berkumpul di rumahnya.

Saat sudah berkumpul afan pun mulai membahas tragedi tadi.

"Kenapa sih fan, kok tiba-tiba lu nyuruh kumpul gini" Ucap mala
"Iya kenapa? " Tanya vio
"Gini serly lagi dalam bahaya, gw buruh bantuan kalian" Ucap afan
"Hah! Devi! Kenapa dia?! " Ucap mala kaget

Afan pun menceritakan semua yang terjadi.

"Jadi kita harus gimana? Kita harus bergerak cepet ini" Ucap mala
"Kita susun rencana lalu kita selamatin Devi" Ucap eby
"Kalo susun rencana doang percuma, kita gak tau Devi kemana" Ucap rakha
"Tenang aja di kalung Devi ada pelacak nya dan itu nyambung ke HP gw" Sambung afan

Mereka pun mulai menyusun rencana dan menuju ke tempat Devi disekap. Afan menaiki motornya dengan kecepatan diatas rata-rata, ia sangat mengkhawatirkan devi. Teman-teman nya dari belakang hanya mengikuti nya.

Tiba-tiba saat afan sedang serius mengemudi ada truk yang menabraknya, membuat afan terpental cukup jauh, helmnya terlepas saat dia terpental membuat kepalanya terbentur di aspal.

"AFAN! " Ucap rakha
"FAN! " Teriak eby

Mereka pun langsung menghampiri afan. Afan sudah terluka parah kepalanya mengeluarkan banyak darah eby mengangkat kepalanya dan menahan agar tidak terlalu banyak darah yang keluar.

"Cepet telfon ambulan! " Ucap rakha panik
"Oke bentar" Ucap mala yang langsung menelfon ambulan
"Fan lu harus bertahan fan, bangun fan" Ucap eby

Afan pun membuka matanya ia melihat ke sekeliling nya.

"Fan lu harus kuat ya fan, bertahan ya fan" Ucap rakha
"T-tolong s-selametin serly, b-biar eby yang ngurus g-gw" Ucap afan terpatah patah

Setelah afan mengucapkan itu ia langsung menutup matanya lagi.

"Fan! Lu harus kuat fan! " Ucap rakha
"Lu pada sekarang mending selametin devi, biar afan gw yang urus, itu ambulan udah dateng kan" Ucap eby
"Oke lu hati-hati ya kabarin kalo ada apa-apa" Ucap rakha

Rakha, mala dan vio langsung pergi menyelamatkan Devi sedangkan eby ia membawa afan menuju rumah sakit untuk segera ditangani.
Di sepanjang jalan eby sedih melihat keadaan afan yang tak berdaya. Ia hanya bisa berdoa untuk keselamatan afan.

"Fan gw mohon lu kuat ya, demi Devi fan, demi kita semua" Ucap eby

***

Di sisi mala rakha dan vio mereka sudah sampai di tempat terpencil. Mereka hanya melihat rumah kosong disana. Tetapi mereka mengikuti arah kalung Devi. Mereka mulai menjalankan rencana mereka.

Mereka menyelinap masuk, lalu mereka melihat satu ruangan dengan lampu yang redup. Mereka masuk ke sana dan melihat Devi sedang pingsan dan didudukkan di satu kursi dengan tangan yang terikat dan mulut yang dilakban.

Tiba-tiba ada seseorang yang datang dari ruangan sebelah menghampiri Devi.

"Devi.. Devi kamu tuh cantik banget sih sayang, badan kamu bagus banget jadi pengen... Tapi kamunya belum bangun... Sekarang aja gapapa ya sayang aku gak sabar"

Orang itu adalah rehan ia mendekati Devi membuka ikatan tangannya dan langsung membuka jaket devi. Ia menyingkirkan rambut Devi yang menutupi wajahnya lalu mendekati wajahnya ke wajah Devi pun terbangun lalu ia melihat wajah rehan yang sangat dekat dengannya. Rehan ingin mencium bibir Devi baru saja ingin memulai rakha sudah menonjoknya dan menghajarnya habis habisan. Mala dan vio menghampiri devi dan memeluknya

Devi menangis sejadi-jadinya ia merasa sangat ketakutan. Mala memakaikan lagi jaket Devi ia membawa Devi keluar dari tempat itu. Rehan ingin kabur dari rakha tetapi polisi sudah datang dan menangkapnya lagi.

"Pak tolong penjarakan orang ini, jangan sampai dia bebas lagi, beri dia hukuman yang setimpal dengan perbuatannya" Ucap rakha
"Baiklah akan kami proses" Ucap polisi

Tubuh Devi terdapat banyak luka ia terluka karena rehan yang memukuli nya dari tadi, karena Devi terus memberontak. Mala rakha dan vio memutuskan untuk membawa Devi ke rumah sakit.

Di rumah sakit Devi langsung diobati. Di sisi afan, afan sedang berada di UGD ia sedang ditangani oleh dokter keadaan afan sangat parah terdapat banyak luka ditubuhnya.

Dokter pun keluar dari ruangan, di luar ruangan sudah ada rakha dan eby yang sedang menunggu afan.

"Dengan keluarga pasien" Ucap dokter
"Saya kakaknya dok" Ucap rakha
"Pasien harus segera menjalani operasi karena takut terjadi pembekuan darah di Kepalanya, tolong segera urus administrasi agar segera kami tindaklanjuti" Ucap dokter

Rakha langsung mengurus semua administrasi afan, setelah semuanya selesai ia langsung menelfon mami afan dan menceritakan semua kejadiannya.

Vio pun datang ia baru saja keluar dari ruangan devi.

"Gimana keadaan Devi? " Ucap eby
"Dia abis dikasih obat penenang dari tadi dia gak berhenti nangis terus badannya gemeteran" Ucap vio
"Afan? Gimana?" Tanya vio
"Dia harus dioperasi" Sambung rakha
"Gimana ya kalo Devi nanya afan nanti, gw bingung ngejelasinnya" Ucap mala uang baru keluar dari ruangan Devi
"Itu nanti aja kita pikirin, sekarang mending kita berdoa buat keselamatan afan" Ucap rakha

"Masalah kecelakaan afan.. Menurut gw iti disengaja" Ucap mala
"Kok lu bisa ngomong gitu" Ucap eby
"Truk itu udah nunggu dari tadi di persimpangan gw liat dari jauh, pas afan udah mau lewat dia langsung melaju terus nabrak afan, kalo itu bukan disengaja orang yang ada di truk itu harusnya tanggung jawab dong" Ucap mala
"Sekarang mending kita cari bukti bukti" Ucap vio
"Itu bisa gw urus" Ucap eby

Mereka pun menunggu di luar ruangan sambil berdo'a untuk afan supaya operasi nya berjalan lancar.

Next gak?
Maaf banyak typo
Bantu vote ya 

Forever With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang