Marah Besar

1.5K 137 9
                                    

Afan masih duduk di sofa jauh dari teman-temannya dengan wajah dinginnya. Ia dari tadi hanya diam, Teman-teman nya saja tidak ada yang berani menegur atau memanggilnya karena ia tau afan sedang marah besar.

"Woi, tu orang kenapa? " Bisik eby pada rakha
"Wai, woi, way, woi gw punya nama" Ucap rakha pelan
"Iya iya, itu si afan kenapa? " Bisik eby
"Ya mana gw tau" Bisik rakha balik

"Kayaknya gw tau" Ucap mala pelan
"Kenapa? " Tanya eby pelan
"Kayaknya si Didi, Alifah, sama Kim ketauan deh" Ucap mala pelan
"Mati lah mereka" Ucap vio
"Dibilangin gak mau denger sih" Ucap rakha

"Kayaknya gw harus bilang sama devi" Ucap mala
"Tapi gimana, gak mungkin ke kamarnya kan, ntar dia curiga" Ucap vio
"Apa guna handphone?" Ucap mala
"Oh iya ya" Ucap vio

Mala pun membuka handphone nya dan mengirimkan pesan pada devi.

***

Devi baru saja selesai mandi, ia membuka handphone nya dan melihat pesan masuk.

Mala <3

"Dev, kayaknya afan marah besar deh"
"Lu bisa gak jagain dia biar gak ketemu dulu sama alifah, kim, sama didi? "

Melihat pesan dari mala ia langsung turun ke bawah, ia kebingungan melihat Teman-temannya tidak bersama afan.

"Mana afan? " Ucap Devi pelan

Mala pun menunjuk ke arah afan. Devi melihat afan duduk dengan wajahnya yang penuh emosi.

Devi pun menghampiri nya, ia memeluk afan dari belakang. Tangan Devi melingkar diantara leher afan, ia menenggelamkan wajahnya di ceruk leher afan.

"Loh? Sayang? Kamu kenapa? " Tanya afan bingung dengan perlakuan devi
"Temenin aku" Ucap Devi yang wajahnya masih ditenggelamkan di leher afan

"Tapi.. " Ucap afan
"Plisss... " Devi memohon pada afan
"Yaudah deh ayo" Ucap afan
"Gak ikhlas ya" Ucap Devi cemberut
"Ikhlas" Ucap afan sambil berdiri
"Boong" Ucap Devi melipat tangannya dengan wajahnya cemberut
"Ikhlas sayangku... " Ucap afan lembut
"Yaudah yuk" Ucap Devi sambil menggandeng tangan afan menuju ke atas.

Ketika sampai di kamar Devi, afan langsung merebahkan dirinya di sofa. Devi pun menghampiri nya.

"Fan.. " Ucap Devi menanggulangi afan
"Hmm.. " Jawab afan
"Kamu marah ya? " Tanya devi

Pertanyaan tersebut membuat afan terkejut.

"Ng-nggak kok" Ucap afan
"Boong" Ucap Devi
"Beneran sayang" Ucap afan meyakinkan devi
"Boong sekali lagi aku gak bakalan mau ngomong sama kamu selama 3 bulan" Ucap Devi mengancam afan

"Loh kok gitu sih" Ucap afan
"Ya salah kamu pake boong segala" Ucap Devi mulai ketus
"Ck, iya iya" Ucap afan terpaksa

"Jangan marah sama mereka ya pliss.. " Ucap Devi memohon pada afan
"Hm.. " Jawab afan
"Iya atau ngga, jawabannya cuma dua itu gak ada hm" Ucap Devi ketus
"Iyaa... " Ucap afan
"Nah gitu dong" Ucap Devi

"Lagian begitu doang mau marah segala" Ucap Devi.
"Siapa yang ga marah kalo diganggu begitu" Ucap afan
"Tapi aku merasa beruntung karena mereka ngeganggu" Ucap Devi tersenyum
"Kok malah seneng sih" Ucap afan cemberut
"Ya seneng lah, mungkin ya kalo mereka gak ganggu kita tadi, kamu bakalan kebablasan" Ucap Devi

"Ya ngga lah, aku masih waras" Ucap afan
"Iyain aja dehh" Ucap Devi sambil berjalan meninggalkan afan.

Devi pun mengambil remot TV dan langsung menyalakan TV tersebut.

"Berita terkini, desa Jagorawi dilanda banjir. Banjir ini tidak memakan korban jiwa, tetapi para warga desa kehilangan tempat tinggal, harta benda, dan juga kebutuhan-kebutuhan mereka yang lainnya. Sekarang semua warga sedang mengungsi di tempat yang lebih aman. Walaupun demikian tetap saja para warga kekurangan bahan makanan dan minuman serta obat-obatan, dan tentu saja mereka kekurangan air bersih. Kekurangan air bersih ini mengakibatkan banyaknya warga yang diare karena mereka terpaksa harus memasak, minim dan lainnya memakai air tersebut. Sampai sekarang mereka masih mengharapkan bantuan dari orang-orang baik. "

Afan dan Devi menyimak berita tersebut. Devi berlinang air mata melihat para korban yang masih anak-anak dan yang sudah lansia.

"Sayang.. Jangan nangis dong" Ucap afan lembut dan merangkul Devi.
"Gimana gak sedih liat kayak gituan coba" Ucap devi sambil mengusap air matanya

"Iya sedih sih" Ucap afan

Afan tiba-tiba mempunyai ide.

"Emm.. Gimana kalo kita kesana aja? " Ucap afan
"Hah! Kamu gila ya? " Ucap devi kaget
"Aku gak gila, maksudnya kita kesana untuk ngadain bansos (bantuan sosial) dari sekolah kita " Ucap afan

"Oh.. Bilang kek dari tadi" Ucap devi
"Aku baru mau bilang kamunya udah nyerocos aja" Ucap afan
"Ya maap" Ucap devi
"Yaudah kamu kasih tau kepsek dulu gih, abis itu kasih tau yang lain" Sambung devi

Afan pun mengambil handphonenya dan membukanya. Ia menghubungi kepsek untuk membicarakan tentang bantuan sosial yang akan diadakan.

Kepala sekolah setuju dengan ide afan, mereka akan berangkat ke desa jagorawi besok pagi, karena perjalanan kesana membutuhkan waktu 2 hari.

"Gimana? Kepsek setuju? " Tanya devi pada afan ketika melihat afan mematikan handphone nya
"Setuju kok, ayo turun kasih tau yang lainnya" Ucap afan sambil berdiri dan langsung menggandeng tangan devi

Mereka pun turun. Saat di bawah dari tangga afan sudah melihat Didi, Kim, dan Alifah dengan tatapan sangat tajam.
Mereka bertiga hanya bisa diam melihat afan sambil bergidik ngeri.

"Guyssss..! " Ucap devi
"Apa? Ada gosip? " Ucap Vio
"Yeeee... Gosip aja otak lu" Ucap mala sambil menjitak kepala vio
"Aww.. Sakit tau gak! " Ucap vio
"Bodo! " Ucap mala

"Heh! Kok malah pada berteman sih" Ucap eby
"BERANTEM! " Ucap mereka serempak
"Iya gw juga tau kali" Ucap eby

"Kenapa Dev?? " Tanya rakha
"Kalian udah pada liat berita belum? " Ucap devi bertanya pada mereka
"Belum sih emang kenapa? " Tanya mala
" Gara-gara hujan gini, ada bencana banjir di desa jagorawi "ucap devi

"Astaghfirullah, terus gimana? " Ucap vio menyambung
"Gw sama afan punya ide buat ngadain bansos gitu, udah bilang ke kepsek juga kok" Ucap devi

"Terus kepsek bilang apa?? " Tanya eby
"Kepsek setuju kok" Ucap devi
"Syukur deh kalo gitu, kapan kita berangkat? " Tanya rakha
"Besok pagi" Ucap afan yang dari tadi diam

"Oke deh, mari kita packing !! " Ucap vio bersemangat

"Yaudah gw mau pulang kerumah dulu mau packing" Ucap devi
"Sama nih" Ucap mala
"Iya gw juga" Ucap vio

"Besok kumpul di sekolah jam 06.30" Ucap afan
"Oke, itu bertiga gimana? " Ucap rakha menunjuk Didi, Alifah, dan Kim
"Lu aja yang urus" Ucap afan langsung meninggalkan markas bersama devi

Afan pun pergi bersama devi. Mereka semua masih di markas.

"Kayaknya afan masih marah deh sama lu pada" Ucap rakha
"Ya mau gimane" Ucap didi
"Jadi kita gimana? Besok? " Ucap alifah
"Ikut aja kalian biar banyak yang bantu juga" Ucap mala
"Oke" Ucap didi

Mala, rakha, eby, dan Vio pun pulang untuk packing.

Next gak guyssss....????
Maaf ya udah lama gak up 🙏🏻🙏🏻 sibuk banget guys, banyak yang harus dikerjain.
Maaf kalo banyak typo ya 😄👍
Bantu vote ya guys! Kalo ada ide boleh comment atau kirim pesan pribadi ke aku 😊😊😁
THANK YOUU!!


Forever With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang