Kritis

1.5K 143 4
                                    

"Mal menurut lu afan bisa bertahan gak ya" Ucap Devi tiba-tiba pada mala
"Gw yakin kok Dev, gw, rakha, eby, sama vio udah lama sahabatan sama afan, afan itu kuat banget anaknya, bahkan saat dunianya hancur pun dia berusaha untuk kelihatan gapapa" Ucap mala
"Gw udah nih mal, yuk ke rumah sakit lagi" Ucap Devi
"Lo gak ganti baju dulu? " Ucap mala
"Nanti aja di rumah sakit" Ucap Devi
"Yaudah yuk"ucap mala

Mala dan Devi pun menuju rumah sakit. Di rumah sakit rakha sedang menjaga afan. Ia sedih melihat keadaan saudaranya itu.

" Fan, fan kok jadi gini sih, mana lu yang kuat itu? Mana yang katanya maunjagain Devi terus? "Ucap rakha

Tiba-tiba afan seperti kehabisan nafas, ia keliatan susah untuk bernafas. Rakha yang melihat itu langsung memanggil dokter untuk menangani afan.

Dokter pun masuk dan menyuruh rakha untuk menunggu di luar. Afan pun di cek oleh dokter.

Devi dan mala pun sampai di rumah sakit ia melihat rakha yang sedang cemas di luar.

"Rakh lu kenapa? Kok lu disini? Kenapa gak jagain afan? " Tanya Devi
"Afan tadi tiba-tiba aja sesak nafas dia lagi ditangani sama dokter di dalem" Ucap rakha

Devi pun mulai khawatir dengan afan. Dokter pun keluar dari ruangan.

"Gimana keadaan pasien dok? " Tanya Devi
"Pasien sedang kritis, ia harus segera mendapatkan donor darah" Ucap dokter
"Ambil darah saya dok, golongan darah dia sama dengan saya" Ucap Devi
"Baiklah mari ikuti saya" Ucap dokter
"Mal gw kesana dulu ya" Ucap Devi
"Iya Dev" Ucap mala

Devi pun mengikuti dokter tersebut dan melakukan pendonoran darah.

"Semoga kamu baik baik aja ya fan" Ucap Devi dalam hati

Proses pendonoran darah sudah selesai. Dokter kembali mengecek keadaan afan.

"Alhamdulillah pasien sudah melewati masa kritisnya" Ucap dokter
"Alhamdulillah.. " Ucap semua
"Disini ada yang namanya serly gak ya?" Tanya dokter itu
"Saya sendiri dok, ada apa ya? " Tanya balik Devi
"Tadi pasien mengigau menyebutkan nama serly" Ucap dokter
"Kalo gitu saya boleh masuk dok? " Tanya Devi
"Silahkan" Ucap dokter

Devi pun masuk ke ruangan afan. Ia melihat afan dan tiba-tiba afan menyebutkan namanya.

"Ser.. Serly... Sayang.. " Ucap afan

Devi pun menghampiri afan dan duduk di samping nya lalu memegang tangan afan.

"Aku disini sayang, bertahan ya, cepet sadar biar kita bisa ngobrol lagi" Ucap Devi

Debi terus memandangi afan, tangan nya tiba-tiba bergerak mata afan mulai terbuka sedikit. Devi pun langsung memanggil dokter

"Dok! Dok! " Ucap Devi

Dokter pun langsung mendatangi ruangan afan.

"Ada apa ini" Tanya dokter
"Pasien sadar dok" Ucap Devi
"Baiklah, saya cek dulu ya"

Dokter pun mengecek keadaan afan.

"Alhamdulillah pasien sudah semakin membaik, Sus tolong lepaskan semua alat medis kecuali masker oksigen nya ya" Ucap dokter
"Baik dok" Ucap suster itu

"Ser.. " Ucap afan
"Iya, aku disini fan" Ucap Devi memegangi tangan afan

Afan pun dipindahkan ke ruang rawat.

"Ser.. " Panggil afan

Devi pun melihat afan, ia menangis dan langsung memeluk afan dengan erat. Afan sebenarnya merasa kesakitan tetapi ia tidak ingin membuat Devi khawatir.

"Sayang.. Kenapa? " Ucap afan
"Aku takut kamu ninggalin aku" Ucap Devi sambil menangis sesegukan
"Stt.. Udah ya, aku gapapa kok" Ucap afan

Devi masih terus menangis afan memeluk nya dengan erat, afan mengelus elus kepalanya lalu mencium keningnya.

Tiba-tiba melihat bekas lika di leher devi, lalu ia melepaskan pelukan nya.

"Sayang kamu kenapa? Kok banyak luka? Rehan apain kamu? " Ucap afan
"Aku gapapa, kamu ga usah khawatir ya sama aku, yang harus dikhawatirin itu harusnya kamu" Ucap Devi
"Jawab aku rehan apain kamu" Ucap afan
"Fan.. " Ucap Devi
"Cerita ya sayang.. " Ucap afan lembut

Devi pun menceritakan semua kejadian yang dia alami pada afan.

"Sialan tu orang, mana dia sekarang" Ucap afan
"Dia udah ditangkep polisi, minggu depan dia dijatuhi hukuman mati" Ucap Devi
"Syukur deh aku jadi tenang sekarang"

Tiba-tiba handphone Devi berbunyi karena ada yang menelfon nya.

"Siapa? " Tanya afan
"Mala" Jawab Devi

Devi pun mengangkat telfonnya dan mulai berbicara dengan mala setelah beberapa saat dia pun menutup telfonnya.

"Kenapa? " Ucap afan
"Dia nanya ke aku gara-gara liat ruangan kamu kosong" Ucap Devi
"Oo gitu" Ucap afan

Mala dan rakha pun sampai di ruangan rawat afan.

"Fan lu udah sadar? Lu gapapa kan bro? " Ucap rakha
"Gw gapapa" Ucap afan
"Dev, nih gw beliin makanan lu makan ya" Ucap mala sambil memberikan makanannya pada devi
"Iya  makasih ya Mal"ucap Devi sambil menerima makanan itu lalu meletakkannya di meja

" Kenapa gak dimakan? "Tanya afan
" Gak laper"ucap Devi
"Lu dari tadi belumalan loh Dev, lu cuma makan roti doang tadi di kantin, lu abis donor darah loh,lu harus makan, kalo nanti lu sakit siapa yang mau rawat afan" Ucap mala

"Donor darah? " Ucap afan
"Devi donorin darah nya ke lu fan, karena tadi lu sempet kritis trus butuh darah segera" Ucap rakha
"Sayang? Itu bener? " Ucap afan

Devi hanya menganggukan kepalanya mengiyakan pertanyaan afan. Afan pun tersenyum pada Devi.

"Makasih ya" Ucap afan
"Kenapa harus makasih" Ucap Devi
"Aku mau bilang makasih aja, makan ya sekarang" Ucap afan
"Iya" Ucap Devi
"Giliran disuruh ama cowoknya aja cepet, sam sahabat nya gak mau dengerin sama sekali" Ledek mala
"Biarin wlee" Ledek Devi balik

Afan dan rakha hanya bisa tertawa melihat tingkah Devi dan mala. Hari sudah mulai malam bahkan sudah tengah malam. Rakha dan mala berpamitan pulang dengan afan. Devi masih duduk di samping ranjang afan.

"Gak pulang kamu? " Tanya afan
"Ngga aku nemenin kamu disini" Ucap Devi
"Beneran? " Ucap afan
"Iya lah gak mungkin boong kan aku" Ucap Devi

Afan pun sedikit menggeser tubuhnya ia memberi ruang untuk Devi duduk di sebelah nya.

"Sini" Ucap afan

Devi pun naik ke tempat tidur afan. Afan langsung merangkulnya dandevi menyandarkan kepalanya di bahu afan.

"Kamu jangan ninggalin aku ya" Ucap Devi
"Aku gak bakalan ninggalin kamu sayang" Balas afan
"Janji ya" Ucap Devi sambil menunjukkan jari kelingking nya
"Iya aku janji" Ucap afan mengambil kelingking devi.

Afan pun akhirnya beristirahat karena Devi yang menyuruhnya. Devi pun turun dari tempat tidur afan dan duduk di kursi samping tempat tidur afan. Mereka berpegangan tangan dengan erat. Afan pun tertidur, tak lama Devi pun ikut tertidur.

Next gak nih??
Bantu vote ya guys
Maaf kalo banyak typo
Makasih ya
Enjoyy

Forever With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang