Janji..

1.4K 145 9
                                    

"Huh.. Sampe sekarang aja dia belum sadar" Ucap afan membuat mala terdiam

"Iya fan gw paham perasaan lu, tapi lu juga gak boleh kayak gini.. Kalo lu sakit siapa yang mau jagain devi? Mau lu Devi gak ada yang jagain? " Ucap rakha
"Ya nggak lah " Ucap afan

"Nah makanya makan" Ucap rakha lagi
"Iya iya gw makan" Ucap afan
"Oke kalo gitu lu mau apa? Gw traktir nih semuanya mumpung gw lagi baik hati" Tanya mala
"Gw pengen nasi goreng aja" Ucap afan
"Tumben lu biasanya kalo denger traktir pasti pesennya banyak banget, mahal-mahal pula" Ucap mala heran

Afan hanya diam dan tidak menjawab mala, ia terus saja memperhatikan Devi yang tak kunjung sadar.

"Udah lah mal, yuk kita pergi beli, udah kemaleman takut tutup" Ucap rakha di tengah kesunyian itu
"Yaudah ayo" ucap mala

***

Mala dan rakha sedang berjalan menuju lift untuk keluar dari rumah sakit dan membeli makanan. Mala terlihat masih heran dengan perlakuan afan, rakha yang melihat mala keheranan pun bertanya padanya.

"Hey mal" Ucap rakha

Mala masih saja diam seperti memikirkan sesuatu.

"Mala.. Sayangg! " Ucap rakha sedikit berteriak membuat mala kaget.
"Aduh. . gak usah ngagetin ngapa! " Ucap mala ngegas

"Lagian kamunya bengong mulu... Kaya mikirin sesuatu gitu, mikirin apa sih?? " Ucap rakha bertanya pada mala
"Aku cuma mikir soal afan" Ucap mala

"Mikirin afan? Mikirin apaan soal dia? Apa jangan-jangan kamu suka lagi sama dia? " Ucap rakha melontarkan begitu banyak pertanyaan pada mala
"Heh! Gak usah mikir aneh-aneh ya, aku bukan mikir soal itu" Ucap mala

"Jadi mikirin apa soal afan? " Ucap rakha
"Gini ya, coba kamu perhatiin. Dulu waktu kejadian itu terjadi afan berubah total kan? Terus semenjak ketemu Devi dia udah mulai kembali seperti semula. Tapi kalo aku liat tadi, sikap dia balik kayak dulu lagi gak sih? " Ucap mala menjelaskan pada rakha

"Ya mungkin karena Devi sampe sekarang belum sadar juga.. Udah kita gak usah bahas itu yang penting kita do'ain Devi biar cepet sadar, biar afan juga gak begitu mulu sifatnya" Ucap mala

"Iya.. Tapi aku gak ngebayangin deh kalo tadi Devi beneran pergi ninggalin kita semua. Afan mungkin bakalan bener-bener berubah lagi" Ucap mala
"Udah lah gak usah dibahas, yang penting devi masih sama-sama kita sekarang, kita do'ain biar dia cepet pulih dan kita bisa ngumpul bareng lagi" Ucap rakha

"Dari pada mikirin mereka mendingan kita beli eskrim dulu yuk" Ucap rakha
"Eskrim? Beneran?? " Ucap mala dengan penuh semangat
"Ya beneran dong" Ucap rakha
"Yaudah ayoo" Ucap mala dengan semangat

Mereka pun lanjut membeli eskrim dan menuju restoran tempat mereka membeli makanan dan langsung memesan makanannya.

***

Afan masih menunggu Devi sadar. Ia menatap Devi terus sambil menggenggam  erat tangan Devi.
Didi yang melihat afan seperti itu pun berniat untuk mencairkan suasana. Ia ingin menjahili afan dengan cara mengolok-olok nya.

"Stt, by" Ucap didi berbisik
"Apaan? " Ucap eby
"Gw mau ngerjain afan ah, bosen gini terus" Ucap didi berbisik
"Mendingan gak usah, jangan nyari masalah lu! " Ucap eby berbisik kembali
"Udah lah diem aja lu, liat ni ya"

"Yaampun fan sejak kapan lu jadi bucin banget gini, hahah... Udah lah ngapain lu jadi gak semangat idup gitu" Ucap didi dengan santainya

Afan pun menghampiri didi yang sedang tertawa. Ia memegang kedua kera bajunya dengan penuh amarah.

"Bg*t Disaat saat kek gini lu masih bisa-bisanya ngomong kayak gitu! Lu tau nggak rasanya jadi gw! Mikir kalo mau ngomong a*j! " Ucap afan dengan penuh emosi

Afan mengepalkan tangannya, mengangkatnya dan siap untuk menghajar didi. Untung nya itu semua ditahan oleh eby.

"LEPASIN!" Ucap afan yang sedang naik pitam
"Di lu masuk kamar aja mendingan! Cepett! " Ucap eby menyuruh didi pergi dari hadapan afan.

Didi pun langsung menuruti eby, ia masuk ke kamar dengan alifah, kim, dan vio.

"Lepasin gak! Eby! Lepasin gw! " Ucap afan yang sedang sangat mengamuk
"Fan, udah fan istighfar fan istighfar! " Ucap eby

"Lepasin! Gw mau kasih dia pelajaran! " Ucap afan
"Fan udah! Ini rumah sakit! " Ucap eby sambil menahan afan

"Eby Lepasin! " Ucap afan emosi
"Fan udah fan, udah, dia tuh cuma bercanda" Ucap eby berusaha menenangkan afan
"Gak begitu caranya bercanda! Lu tau keadaan devi kayak apa kan?! " Ucap afan dengan penuh emosi

"I-iya gw tau tapi tenang dulu jangan kayak gini" Ucap eby
"Bodo! Lepasin gak! Atau lu yang gw hajar sekarang! " Ucap afan
"Fan pliss fan udah" Ucap eby masih menahan walaupun ia sangat takut dengan ancaman afan.
"Lepasin! " Ucap afan memberontak, eby masih menahannya sekuat tenaga

Rakha datang ke kamar berlari karena mendengar keributan dari luar.

"Woi! pada kenapa sih! " Uacap rakha yang masuk berlari dan langsung menahan afan
"Lepasin gak! " Ucap afan
"Gak akan gw lepasin! " Ucap rakha
"Lepas! " Ucap afan
"Lu kenapa sih fan! " Ucap rakha

"F-fann.. "

Mendengar suara itu afan langsung menengok, dan ternyata itu suara devi. Devi tersadar melihat afan sedang mengamuk. Afan langsung seketika menghampiri devi.

"Ser.. Kamu gapapa kan? Masih ada yang sakit? " Ucap afan
"Aku gapapa kok fan, kamu yang kenapa ngamuk kayang gitu" Ucap devi bertanya balik pada afan

"Ga, aku gapapa kok, udah ya kamu istirahat kamu kan baru sadar.. " Ucap afan
"Aku pengen ngomong sama kamu" Ucap devi
"Ngomong? Ngomong apa? Ngomong aja gapapa kok.. " Ucap afan lembut

"Berdua aja boleh? " Ucap devi

Maka dan dan rakha serta eby yang mendengar hal itu langsung paham dan segera masuk ke kamar.

***

Di kamar terlihat vio, didi, alifah, dan kim yang sedang duduk mengobrol disana. Eby, mala, serta rakha ikut menimbrung dan mengobrol. Rakha tiba-tiba memulai pembicaraan serius mengenai afan.

"Eby jawab gw, afan tadi kenapa? " Ucap rakha serius
"Tanya noh sana sama tu orang" Ucap eby sambil menyorot pandangan pada didi.

"Di, kenapa lu sama afan? " Ucap rakha
"Ga ada apa-apa sebenernya, gw cuma mau bercanda sama dia, tapi ternyata gak bisa diajak bercanda dianya" Ucap didi menjelaskan
"Lagian lu ngajak bercanda gak mikir, kalo soal devi jangan pernah lu jadiin bahan candaan buat dia. Abis lu yang ada sama dia" Ucap eby

"Gw juga bingung kenapa afan jadi gitu, perasaan dulu dia gak pernah kayak gini deh. Dulu penuh keceriaan, full senyum, tapi sekarang?? " Ucap didi bingung

Semua hanya terdiam mendengar ucapan didi itu.

***

"Kamu mau ngomong apa, hm?? " Ucap afan lembut pada devi
"Aku tau kamu tadi bohong ke aku" Ucap devi pada afan
"Bohong? Bohong apa? " Ucap afan
"Tadi kamu ngamuk gitu kenapa? " Ucap devi bertanya
"Gapapa loh kan aku udah bilang" Ucap afan
"Jangan bohong fan, aku gak suka" Ucap devi

"Huh.. Iya, aku tadi kesel sama didi, masa dia bercanda tapi candaannya itu gak pake otak" Ucap afan
"Lain kali itu.. Gak usah dibawa emosi.. Segala sesuatu jangan kamu bawa emosi, omongin dulu lah baik-baik" Ucap devi menasehati

"Iya... Tadi aku kebawa emosi, karena dia bercandanya soal kamu" Ucap afan
"Udah, intinya jangan apa-apa dibawa emosi terus" Ucap devi
"Iya... " Ucap afan
"Janji ya?? " Tanya devi
"Iya janji.. " Ucap afan
"Beneran yaa.. " Ucap devi
"Iya sayang.. " Ucap afan

***

"Lu butuh penjelasan soal afan? Supaya lu gak main-main sma dia?" Rakha
"Iya, kenapa dia? " Tanya didi

Next gaa???
Makasih yang udah mau bacaa...
Maaf kalo banyak typo yaa..
Bantu vote yaa guys
Thank you very much everyone..

Forever With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang