Episode 22 - Ungkapan

2.7K 21 1
                                    

POV Tania

Beberapa jam sebelumnya..

"Kamu mau kemana tan ?" Tanya Ninda saat melihat ku sedang dandan.

"Mau jalan"

"Sama siapa? Kamu emang kenal siapa lagi di Jakarta ? hah ... jangan bilang ?"

"Iyoo aku mau jalan sama mas Erza, kenopo seh"

"Tan, kowe gak bisa dibilangin ta, udah tak bilangin jangan berhubungan sama mas Erza!"

"Opo seh kamu nin, Mas Erza itu sekarang udah jomblo"

Malam itu, aku bertengkar dengan Ninda bahkan pertengkaran ini lumayan parah, aku dan Ninda merasa bahwa kami lah yang paling benar.

"Yowes, sekarep mu ae! Tanggung dewe risikonya nanti" ucap Ninda.

Aku tak memperdulikan lagi ucapan Ninda setelah itu, sampai akhirnya Mas Erza bilang jika ia sudah dekat.

"Aku wes jalan dulu" pamit ku pada Ninda, namun ia abaikan.

Aku tak perduli, aku merasa jika aku benar. Mas Erza sudah tak memiliki pacar saat ini. Satu-satunya penghalang saat ini cuma Andin!

Aku pun berjalan ke depan gang untuk menemui mas Erza yang teryata sudah datang. Aku langsung masuk ke dalam mobilnya dan ia bilang jika aku sangat cantik malam ini. Ia tak henti memandangi ku bahkan saat di restoran sekalipun.

Setelah selesai makan, aku tak tau setelah ini Mas Erza ingin mengajak ku kemana. Sebelumnya, ia bilang jika ingin parkir di tempat waktu itu, sebuah basement yang memang diperuntukan untuk mereka yang ingin berhubungan seks di dalam mobil.

Tapi aku menolak, bukan karena aku tak mau berhubungan seks dengannya. Tapi aku ingin berhubungan seks yang berkualitas, di kamar dan dikasur.

Sebelumnya, kami tak pernah berhubungan seks yang berkualitas bahkan ketika pertama kali kami berhubungan seks pun, saat itu kaki ku sedang sakit.

Mungkin, jika aku mengajak mas Erza pergi yang jauh, kami bisa menginap di sebuah hotel atau penginapan apapun. Akhirnya, aku berpura-pura bertanya soal puncak padanya dan syukurlah, ia mau mengajak ku kesana.

Selama diperjalanan, gairah ku sudah mulai memuncak apalagi ketika Mas Erza dengan isengnya mengelus-ngelus paha ku.

Setelah beberapa jam perjalanan, akhirnya kami sampai di puncak. Ternyata udara disini sangat dingin dan jauh berbeda tak seperti di Jakarta. Merasakan udara dingin, gairah ku semakin tinggi, ingin rasanya ku menyerang mas Erza, tapi tak mungkin.

Kami pun berhenti di sebuah tempat yang biasa disebut warpat. Kami memasuki salah satu kedai dan menikmati minuman hangat. Namun, tubuh ku tetap merasa dingin. Satu-satunya yang bisa menghangatkan ku saat ini adalah Mas Erza.

Beberapa jam kami di kedai tersebut, mas Erza mengajak untuk beranjak. Disinilah harapan ku meninggi. Aku berharap Mas Erza mengajak ku ke sebuah hotel atau penginapan dan benar saja, Mas Erza mengajak ku ke sebuah villa.

Saat sampai, nafsu ku sudah sangat bergejolak bahkan vagina ku juga telah basah. Sesaat sesudah menutup pintu, Mas Erza langsung menyerang ku dan aku pun membalasnya.

Mas Erza mendorong ku ke kasur sampai berbaring lalu melucuti satu persatu pakaian ku dan juga pakaiannya sampai kami bertelanjang bulat.

Yaa, aku berhasil membuat nafsunya memuncak malam ini. Aku sengaja berdandan yang tak seperti biasanya dan memakai minyak wangi yang orang bilang bisa menyebabkan horny/nafsu lawan jenis dan ternyata, berhasil.

Mas Erza menjilati seluruh tubuh ku, meremas dua payudara ku, menghisap dan menjilatinya. Tak lupa, ia juga menyentuh dan memainkan vagina ku dengan jari jemarinya.

Love AffairsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang