kakak 1

569 7 2
                                    

Ruang kelas X-B

Gadis itu terduduk disudut kelas, ia nampak pucat dan lesu. Perlahan ia menundukkan kepalanya ke atas meja, berharap rasa sakit yang ia rasakan akan memudar.

"Amalia..", sapa seorang pria yang ternyata sudah berdiri disebelah mejanya.

Terkejut, Amalia pun segera mengangkat kepalanya dan melihat pria itu. Amalia hanya diam dan tersenyum polos, seolah tengah berusaha menyembunyikan rasa sakitnya.

Tak disangka, dia mengelus kepala Amalia, sambil bertanya, "kenapa? Kamu sakit ya?"

Mendengarnya Amalia terkejut, mengapa harus dia yang tahu lebih dulu? Pikirnya. Lagi-lagi Amalia hanya diam, lalu air matanya mengalir tanpa kehendaknya.

"Hey, kenapa kamu nangis?"

...

Ruang kelas XI-C

"Fikri!!", Panggil seorang lelaki berkacamata kepada temannya yang tengah asyik bermain game bersama temannya yang lain.

Yang dipanggil namanya pun menyahut sambil bertanya, "kenapa Van?"

Devano si lelaki berkacamata itu menjawab santai, "dicari adek kelas noh!"

"Cewek tuh.. wkwk!", Sambung Devano yang terdengar seperti ledekan.

"Apaan si Van?! Paling adek gua!!", Sanggah Fikri sambil berjalan santai keluar kelas.

Devano membantah dengan berkata, "bukan j*r! Kalo adek lu, gua tau!!"

"Tau ah! Diem Lo!!", Seru Fikri membungkam si kacamata itu.

Langkah Fikri pun terhenti di depan pintu kelas. Ya, dia sedikit terkejut, lantaran yang berdiri disana memang bukan adiknya. Sekarang dia berusaha mengenali gadis itu.

"Ah!! Kamu temen sekelasnya Lea kan?", Tanya Fikri yang langsung teringat, kalau adiknya sering pulang sekolah bersama gadis ini.

"Iya kak..", jawab gadis itu singkat.

Belum sempat ia melanjutkan perkataannya, Fikri langsung bertanya, "kenapa?".

"Itu Kak, Amalia sakit.. dia minta kakak Dateng ke kelasnya..", ujar gadis itu.

"Oh gitu..", respon Fikri yang nampaknya terkejut. "Yaudah, makasih infonya ya..", sambungannya berusaha untuk tetap tenang.

"Sama-sama kak..", jawab gadis itu, lalu segera pamit dari hadapan Fikri dengan sopan.

...

Fikri kembali ke mejanya, di sana ia merogoh-rogoh isi tasnya. Tentu saja itu mengherankan teman-temannya yang tadi bermain game bersamanya, termasuk si kacamata Devano.

"Ngapain Lo Fik?!", Tanya Devano penasaran.

"Nyari konci motor!", Jawab Fikri yang masih merogoh-rogoh tasnya.

"Lah? Kenapa?", Tanya Devano makin heran.

"Adek gua sakit!", Jawab Fikri apa adanya. Dan akhirnya ia mendapatkan apa yang sejak tadi dia cari. Kunci motor, sekalian dompet kulit kesayangannya, entah buat apa.

"Terus lo mo bawa adek lo pulang?", Tanya Devano lagi disertai raut miris.

"Mungkin..", jawab Fikri singkat. Kemudian dia beranjak keluar kelas, belum sempat dia mencapai pintu kelas, salah satu temannya berseru, "Eaa!!.. Abang sayang adek!!..". Tawa teman-temannya yang lain pun menyertai kalimat itu.

"Ais!! Apaan sih Lo pada?!!", Tukas Fikri, berusaha menepis pikiran gila teman-temannya.

"Awas kepincut adek sendiri!", Seru Devano sambil tertawa puas. "Lea lu kan cakep Bray!!", Sambungnya iseng.

"Van abis ini gua gorok lu!!", Ancam Fikri geram.

"Weh?!!", Sentak Devano. "Ampun Bang Fikri!! Wkwkwk!!", Sambungnya sambil menepuk kedua telapak tangannya ke depan seolah ia benar-benar minta maaf.

...

Ruang kelas X-B

Setibanya di kelas Amalia, Fikri segera menghampirinya. Dia sedikit heran, mengapa seisi kelas seolah saling berbisik saat ia memasuki kelas itu. Ini memang kali pertama Fikri memasuki kelas Lea, tapi dia tak menyangka kalau tanggapan anak-anak kelas itu seaneh ini.

"Sakit apa?", Tanya Fikri sambil mengelus kening adiknya, seakan tengah memeriksa suhu tubuhnya.

Dengan lembut Amalia menurunkan tangan kakaknya dari keningnya. Lalu dia menunjukkan ekspresi datar sambil berkata, "gapapa kok.."

"Tadi katanya kamu sakit..", kata Fikri meyakinkan, lalu melirik gadis yang tadi memanggilnya. Gadis itu duduk di depan Amalia, dia justru membalas tatapan Fikri dengan tatapan heran pula.

"Beg*!", Umpat Amalia pelan. "Kenapa lo gak peka banget sih?!", Sambungnya ketus.

"Eh? Kenapa?", Tanya Fikri yang ternyata telat mengerti. Sudah jelas wajah Amalia sangat pucat, bahkan tadi Fikri sempat memeriksa suhu keningnya, jelas-jelas itu diatas suhu rata-rata orang normal.

"Nih..", kata seorang pria yang tiba-tiba datang sambil menyodorkan semangkuk bubur ayam kepada Amalia. Fikri tersentak dan melirik pria itu.

...

// Udah sampe sini dulu ya..//
To be continued..
Fikri pamit:)~

KAKAK ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang