kakak 7

78 5 0
                                    

"Abis itu Kak Saka setuju, terus kita kenalan pas selesai acara, terus kita makan bareng di kantin!!", Ujar Amalia yang masih menjelaskan diatas motor yang Fikri kendarai.

"Terus?!", tanya Fikri sedikit emosi.

Dengan polosnya gadis itu menjawab, " Ya, abis itu kita jadi Deket! Kak Saka sering bantuin gue selama Lo gak ada!"

"Gitu?!"

"Iya, gitu! Lagian ini gara-gara elo yang gak hadir di hari perdana gue!"

"Lo nyalahin gue?!"

"Gak kok! Cuma nyalahin keadaan.."

"Gak boleh tau! Dosa!"

"Yaudah! Gue salahin Lo aja Fik!"

"Anj*r Lo!"

"Heh.. gak boleh ngomong kasar Fikri.."

"Terserah gue! Cepet turun!", perintah Fikri sambil menghentikan laju motornya.

Amalia yang belum sadar kalau mereka sudah sampai di depan rumah pun bertanya, "Lo mao nurunin gue di tengah jalan?!", Dan tanpa memperdulikan perkataan Fikri dia lanjut berkata, "emang tega Lo!"

"Kita udah nyampe Princess..", kata Fikri geram.

Amalia pun tersadar, lalu berkata, "oh! Udah sampe ya? Haha..." kemudian turun dari motor dengan santainya. "Maap Fik.. kagak sadar gue!!", sambungnya sedikit ciut.

Setelah melepas helmnya, Fikri yang masih duduk diatas motornya berkata, "Emang kagak ada bedanya Lo sama si Mayang!"

"Heh! Lo nyamain gue sama si Kaleng Rombeng?!", cetus Amalia tak terima.

Dan dengan raut tak berdosa andalannya, Fikri berkata, "Gak. Mulutnya doang yang sama!"

Merasa kesal, Amalia pun berdecik diikuti pertanyaan, "APAAAN SIH LO FIK?!"

Fikri yang baru saja turun dari motornya untuk mendorongnya kedalam garasi pun terkikik, lalu berkata, "Lah? Orang gua!"

"Gak ada bedanya ama setan!"

"Bedalah! Setan jelek! Gue ganteng!"

"Iuh! Kepedean Lo!"

"Pede lah!", jawab Fikri sambil tersenyum bangga.

Keduanya pun memasuki rumah. Papa dan Mama tidak ada di dalam, Papa pasti kerja, lalu Mama? Tanpa berpikir lebih rumit, Amalia langsung memasuki dapur dan membuka kulkas. Tak mendapati apa yang dia inginkan, gadis itu langsung berseru memanggil nama kakaknya. Yang dipanggil pun menyahut dengan seruan pula.

"Beliin gue jus!", serunya lagi dari dapur.

"Apaan?!", sahut Fikri seolah tak dengar permintaan adiknya.

"Beliin gue jus Fikri!!", seru Amalia semakin lantang.

Tidak ada tanggapan. Amalia pun menutup kulkas yang tadi ia buka, lalu berseru, "Fikri! Lo denger kagak?!"

Sunyi, benar-benar tidak ada jawaban. Dengan langkah kesal Amalia, Amalia keluar dari dapur. Dia pun mendapati Fikri tengah terduduk diatas sofa sambil menekan-nekan tombol di remote dan mengarahkannya ke TV.

"WOY! MINGGIR!", tukas Fikri yang mendapati adiknya telah berdiri tepat dihadapan remote.

Amalia pun merampas remote itu, lalu berkata, "Fik.. please! Gue pengen jus..."

"Ya beli sendiri Sono!", balas Fikri acuh. "Punya duit kan Lo!", sambungnya seolah memastikan keadaan.

"Ya ada lah!", jawab Amalia jujur. "Tapi gue pengennya elo yang pergi beliin!", sambung Amalia angkuh.

"Idih! Ogah! Jalan sendiri Sono!"

"IH! Elo aja! Biar cepet naek motor!"

"Hah?! Pede Lo!"

"Pede lah! Kan edek Lo!"

"Sh*t!!"

"Sok 'Sh*t' Lo! Biasanya juga 'nj*ng'!!"

"AU AH! Mana duit Lo!", kata Fikri sambil menengadah tangan.

Amalia pun merogoh saku roknya, lalu memberikan Fikri selembar uang gocengan. Setelah menerima dan memastikannya, Fikri bertanya, "ini doang?"

"Lah? Iya.. kenapa?", tanya gadis itu terpelongo. Padahal Fikri jauh lebih terpelongo. "Belinya di tukang jus depan komplek aja.. kan murah cuma lima ribuan..", sambungnya dengan aspek tak berdosa.

"Beli satu doang?", tanya Fikri sambil mengangkat satu alisnya.

Dengan santainya gadis itu menjawab, "iya lah! Masa gue mao nyetok? Basi nanti.."

Ekspresi Fikri berubah drastis. Wajahnya terlipat tak beraturan, bisa dibilang, ia tak percaya keadaan. Sedangkan Amalia, dia melangkah santai menaiki tangga menuju kamarnya.

"Oh iya Fik! Kalo Lo mao, pake duit Lo aja.. Lo juga kaya kan? Gue lagi bokek gegara shopping online kemaren.. itu duit terakhir gue Minggu ini.., ujar Amalia tanpa menoleh.

"Astaghfirullahal'adziim..", gumam Fikri yang cukup terdengar di telinga adiknya.

"Kok istighfar?", tanya Amalia heran sambil menghentikan langkahnya.

Fikri yang sedang memakai jaketnya berkata, "gak papa! Sesekali minta pengampunan dosa!", lalu beranjak menuju pintu depan.

"Mintain gue ampunan juga ya Fik!", titah Amalia tenang.

"Idih! Minta sendiri lah! Tinggal istighfar!", balas Fikri sambil membuka pintu.

"Oh iya! Astaghfirullah..", sahut gadis itu yang tanpa dia sadari ternyata Fikri sudah keluar.

...

//To be continued//
Dah.. segini dulu..
Bye-bye

KAKAK ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang