10. Fajar Dibully

79 12 146
                                    


"Sekolah tempatnya belajar, bukan untuk menindas satu sama lain. Jangan menyombongkan apa yang kita punya, dan meremehkan yang rendah, karena roda itu berputar. Sama halnya dengan kehidupan kita yang selalu berubah-ubah."

~ Jingga Senjana ~

Selesai makan, Fajar meluangkan waktunya untuk mengerjakan tugas dari guru. Terkadang Fajar kalau sedang rajin, ia akan sangat rajin, jika sedang malas, ia akan sangat malas.

Namun, saat tengah mengerjakan tugasnya, tiba-tiba beberapa pemuda tiba. Mereka adalah geng laki-laki yang terkenal paling nakal dan memiliki perilaku yang amat kasar. Seseorang menggebrak meja Fajar. "Woy!" teriak pemuda yang menatap tajam ke arah Fajar bernama Rian.

Hal tersebut, membuat Fajar menoleh, lalu kembali menunduk. Dadanya begitu berdebar dan tubuhnya mulai bergetar. Keringat dingin mulai membasahi tubuhnya.

"Ka-kalian mau apa?" tanyanya dengan gagap.

Rian melempar buku tulis ke arah wajah Fajar. "Kerjain tugas gue!" perintahnya seperti bos.

Fajar lantas menggelengkan kepalanya. "Gue nggak mau. Gue sibuk," tolaknya.

Tiba-tiba saja ada pemuda yang memukul wajahnya, membuat wajah Fajar mendapati lebam. "Heh, berani ngelawan kita!" seru pemuda bernama Alan.

"Gu-gue nggak bisa. Otak gue nggak mampu," sahut Fajar.

Rian memukul kepala Fajar, membuat pemuda itu meringis kesakitan. "Bangsat lo! Lo berani bantah kita!" Rian juga melayangkan pukulan ke wajah Fajar. "Kalau lo berani, lo bakal habis sama kita!"

"Bu-kan gitu. Gue nggak bisa. Gue bukan murid paling pinter di sini. Nanti jawabannya salah."

"Seret dia!" perintah Rian pada temannya. Dua orang pemuda bernama Dhanu dan Ragil menyeret Fajar, lalu mendorongnya ke dinding. Fajar kesakitan pada bagian wajah dan dadanya. Rian lagi-lagi memukul wajah Fajar. "Berani lo nolak perintah gue?" Rian mencengkeram kerah seragam Fajar, kembali melayangkan pukulan di wajah Fajar.

"Ma-maaf ...."

Dhanu dan Ragil mendorong Fajar hingga tersungkur di lantai. "Sujud sekarang sama Rian!" perintah mereka. Dhanu menginjak punggung Fajar.

"Akh, sakit. Jangan injak punggung gue," rintihnya.

"Sujud! Buruan!" teriak Ragil.

"I-iya ...." Posisi Fajar sudah bersujud ke arah Rian. Namun, Rian menginjak punggung tangan Fajar, membuat Fajar menjerit begitu keras.

"Maaf, Rian. Jangan injek tangan gue, sakit," lirih Fajar.

Rian tersenyum miring, lalu kembali menginjak tangan Fajar, makin membuat Fajar kesakitan. "Lo itu cupu, jangan banyak bacot!" Rian menoyor kepala Fajar.

Alam melempar beberapa buku tulis ke arah Fajar. "Kerjain, buruan! Nggak usah banyak alesan lo! Kalau nggak kelar, awas aja! Kita bakal lakuin lebih dari tadi!" ancamnya. Mereka bergegas meninggalkan kelas.

Fajar mengembuskan napasnya dengan kasar, lalu memunguti buku-buku tersebut. Ia melangkah tertatih, menuju bangkunya. Pemuda itu mulai mengerjakan tugas geng kejam itu. Fajar terpaksa melakukannya daripada terkena bahan bully-an lagi. Ia tidak ingin di-bully.

Saat tengah mengerjakan tugas geng kejam itu, tiba-tiba Ardana menghampiri Fajar dan duduk di sampingnya karena mereka teman sebangku. Ardana mengerutkan keningnya, menatap wajah Fajar yang terdapat banyak lebam dan berdarah. "Lo kenapa babak belur gini? Terus lo lagi apa? Biasanya lo malas berkutat sama buku-buku?" tanya Ardana.

Cinta Campur Gengsi [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang