46. Foto Album

11 2 15
                                    


"Kenangan indah memang tidak bisa diulang beberapa kali, tetapi kenangan indah harus diabadikan agar selalu dapat diingat selamanya."

~ Jingga Senjana ~


Sejak saat itu Larasati dikucilkan oleh Senjana dan teman-teman. Beberapa teman lainnya yang tidak terlalu dekat dengan Senjana pun juga ikut menjauhi Larasati. Walau tidak apa permasalahannya, mereka tetap ikut menjauh, tetapi beberapa siswa ada yang sudah mengetahui sifat Larasati dari cerita Senjana dan teman-teman lainnya seperti dari Najwa, Diani, Hanni, dan Hanna. Meski Larasati telah dijauhi, ia masih duduk dengan Hanna karena tidak ada bangku kosong lagi.

Diani telah putus dari Adrian dan saat ini telah memiliki kekasih yang baru dari kelas sebelah bernama Aldi. Senjana dan yang lain merasa senang karena Diani bisa bahagia lagi setelah satu bulan Diani merasa sedih putus dari Adrian. Namun, Najwa dan Farras tidak putus. Mereka tetap mempertahankan hubungannya walau Najwa berkali-kali marah kepada Farras. Sejak Najwa mengetahui Farras ada main gila dengan Larasati, Farras tidak lagi berhubungan dengan Larasati karena ia terlalu takut kepada Najwa. Sementara Hanni memutuskan untuk tetap sendiri sampai lulus SMA nanti. Hatinya belum siap membuka diri lagi.

Hari ini guru telah mengumumkan bahwa kelas tiga SMA akan membuat album foto. Foto yang akan dibuat yaitu foto seangkatan, foto sekelas, dan foto perkelompok. Satu kelompok boleh berisi enam sampai delapan anggota.

Senjana dan temannya telah memutuskan bahwa mereka akan berfoto berlima. Senjana, Najwa, Hanni, Diani, dan Hanna. Namun, mereka bingung satu anggota lagi siapa dan tidak mungkin mengajak Larasati masuk dalam kelompok mereka, berfoto bersama. Mereka telah membenci Larasati dan tidak ingin memberikan Larasati peluang untuk mendekati mereka lagi.

Senjana tengah sibuk menuliskan nama anggota kelompok yang akan disetorkan pada ketua kelas, tiba-tiba saja Fajar menghampiri Senjana dengan menunjukkan senyuman yang begitu lebar dan terlihat manis seperti gula pasir. "Gue bareng ya, foto sama kelompok lo?" tanya Fajar penuh harap.

Senjana terbelalak mendengar permintaan dari Fajar. "Apa? Lo gila, ya? Kita cewek semua, dodol!" Senjana memukul Fajar dengan buku tulis yang digulungnya.

Fajar meringis saat gulungan buku mendarat di lengan kanannya. "Aduh, jangan main pukul, dong!" Fajar memanyunkan bibirnya.

Diani tertawa melihat itu. "Lagian lo aneh pengen gabung sama kita, padahal ada temen-temen lo," cibir Diani.

"Tahu, lo emang nggak bareng sama Ramadhan?" tanya Senjana merasa aneh kepada Fajar yang ingin bergabung dengan kelompoknya.

Fajar menghela napas sejenak. "Enggak, males. Lagian mereka pada gabung-gabung sama yang lain, nggak buat grup sendiri."

"Aneh lo mau gabung sama kita. Mau lo dikira banci?" ujar Hanni tidak habis pikir dengan Fajar.

"Woy, lah, bolehin gue gabung, dong. Kan, kalian cuma berlima dan minimal enam anggota," sanggah Fajar.

Senjana terdiam dan berpikir. Ia sangat bingung harus menerima Fajar atau tidak. Namun, jika diterima, mereka semua adalah perempuan. "Lo nggak malu cowok sendiri?" tanya Senjana.

Fajar menggeleng-gelengkan kepalanya. "Enggak, ngapain gue malu. Yang penting foto, kan?" sahut Fajar begitu percaya diri.

Senjana menatap keempat sahabatnya. "Gimana guys? Diterima apa tolak aja?" Senjana meminta usul kepada empat sahabatnya.

Cinta Campur Gengsi [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang