"Walau bermusuhan, tidak menghilangkan rasa empati terhadap orang yang dimusuhinya. Ketika dia sedang terkena musibah, harus tetap membantu karena sesama manusia harus saling tolong-menolong."~ Jingga Senjana ~
Fajar merasa kondisinya lebih baik, hari ini ia akan berangkat ke sekolah. Seperti biasa, naik ojek dahulu, baru naik angkutan umum. Padahal, maminya telah melarang Fajar untuk sekolah dahulu karena tahu Fajar belum sepenuhnya sembuh. Namun, Fajar tetap ingin ke sekolah. Ada seseorang yang membuatnya ingin terus bersekolah.
Menghabiskan waktu kurang lebih tiga puluh menit karena dari rumah ke sekolahnya cukup jauh. Sebenarnya ada sekolah yang lebih dekat dari rumahnya, tetapi ia enggan karena sekolah ini favorit dan lebih bagus daripada sekolah yang di dekat rumahnya itu.
Fajar sudah tiba di sekolahnya, ia melangkah, menuju kelasnya. Saat tiba di kelas, ia melihat Senjana tengah mengerjakan sesuatu.
Tuh, anak baru ngerjain PR atau apa, sih? Tanyain, ah, batin Fajar. Fajar tersenyum miring, kemudian menghampiri gadis itu. "Woy!" panggilnya, membuat Senjana tersentak. Ia menatap tajam Fajar.
"Heh, jangan ganggu-ganggu, ya!" peringat Senjana dengan tajam sembari menudingkan jemarinya ke arah Fajar.
"Eh, galak. Masih pagi kok, udah marah-marah aja," gerutu Fajar. Ia mencebik.
"Lo duluan yang ngagetin, ya!" tegas Senjana.
"Oh, kaget?" Fajar tertawa, membuat Senjana mencubit tangan Fajar.
"Lo sinting!"
"Lo tuh, ganas!"
"Gue nggak akan ganas kalau lo ngak duluan mulai, ya!" Senjana mengerucutkan bibirnya.
"Lo lagi ngapain, sih? Rajin banget. Belum ngerjain PR?" tanya Fajar sangat penasaran terhadap apa yang tengah Senjana kerjakan.
"Bukan PR, sih. Tapi, iseng aja ngerjain LKS. Biar gue gampang belajarnya kalau LKS udah keisi," sahut Senjana, membuat Fajar melotot. Ada gadis serajin Senjana begitu?
"Lo kok, rajin amat? Nggak pusing ngerjain tugas terus?" tanya Fajar benar-benar penasaran mengapa Senjana serajin itu. Berbeda dengannya yang malas-malasan mengerjakan tugas.
"Namanya sekolah harus rajin ngerjain tugaslah. Sekolah bukan main-main. Sekolah di sini tuh, bayar. Nggak boleh disia-siain. Jangan dipake males-malesan," sahut Senjana.
"Iya, sih. Tapi, gue bukan lo. Gue nggak bisa pelajaran."
"Ya, lo bisa belajar. Jangan nyontek aja kerjaannya. Gue mau kok, ajarin lo, tapi gue nggak suka lo nyontek hasil pekerjaan gue, Fajar. Susah loh, mikirnya!" gerutu Senjana.
"Tapi, bukannya lo sering nyontekin geng lo?" tanya Fajar.
"Bukan urusan lo!" sahut Senjana dengan ketus.
"Kenapa lo baik sama temen lo?" tanya Fajar lagi, membuat Senjana malas menjawabnya.
"Karena mereka mau berteman sama gue. Kenapa? Gue kadang ngajarin mereka, kok. Walau kadang mereka nyontek," sahut Senjana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Campur Gengsi [SELESAI]
Teen Fiction(Fiksi Remaja - Romance - Humor) "Apa sih, alasan lo ganggu gue terus, hah? Gue bosen tahu lo ganggu terus!" gerutu Senjana "Suka-suka gue, lah!" sahut Fajar dengan ketus. "Ih, kok, nyebelin banget, sih! Lo suka ya, sama gue?" tanya Senjana. "Janga...