"Rasa nyaman dengan rasa cinta itu berbeda. Kita harus bisa membedakannya agar dapat mengetahui apa yang kita rasakan ketika bersamanya. Karena kenyamanan dan cinta dua hal yang berbeda, tetapi memiliki sedikit kesamaan."~ Jingga Senjana ~
Hari sabtu Senjana ada di rumah. Ia tengah mengerjakan tugas sekolah di ruang tamu sembari menonton televisi.Tiba-tiba saja, ada telepon. Telepon itu dari mami Fajar. Senjana segera mengangkat panggilan itu. "Assalamualaikum, halo?"
["Waalaikumussalam, Nak."]
"Eh, Tante. Ada apa telepon?" tanya Senjana. Jantungnya berdebar begitu kencang saat mendengar suara Lita entah mengapa.
["Begini, Nak. Kamu sudah kirim rekamannya ke Fajar, kan? Nah, Fajar mau ke rumahmu. Fajar cuma tahu depan gerbangnya aja, bisa kamu kasih tahu?"]
Senjana terbelalak. "A-apa? Fajar mau ke sini, Tante?"
["Iya, sama saya dan suami saya. Bawain laptopnya sekalian punya kakaknya."]
"Sekarang, Tante?"
["Iya, ini mau jalan ke rumahmu. Nanti kalau Tante udah sampai gerbang, Tante telepon lagi, ya?"]
"Eh, iya, Tan. Nanti Senjana jemput."
["Ya udah kalau gitu, Assalamualaikum."]
"Waalaikumussalam, Tante."
Senjana mengigit bibir bawahnya. Tubuhnya terasa sedikit gemetar. Ia benar-benar tidak menyangka jika orang tua Fajar akan ke rumahnya hanya untuk tugas anaknya.
"Kok, Fajar nggak bilang-bilang, sih? Katanya mau dimasukin sendiri, gimana kali?" gerutu Senjana.
Gadis itu beranjak mencari mamanya. Ia melihat mamanya tengah berada di dapur, memanaskan kuah soto ayam.
"Mama," panggil Senjana.
Retno menoleh. "Eh, Sayang. Ada apa?" tanya Retno.
"Ma, jadi gini ... ada temenku mau ke sini. Dia sama orang tuanya."
"Hah?" Retno mengangkat kedua alisnya tidak mengerti dengan maksud Senjana.
"Itu yang pernah aku ceritain ke Mama, loh. Yang aku pernah nanya ke maminya Fajar kalau Fajar ada laptop atau enggak buat tugas PKN."
"Oh, itu. Mau ke sini?"
Senjana mengangguk dengan lemas. "Iya, Ma."
"Ya udah, kita siap-siap, Nak. Mama beli camilan di warung dulu. Kamu bersih-bersih ruang tamu, ya?"
"Siap, Ma." Senjana memberikan tanda hormat kepada Retno.
Gadis itu mengambil sapu dan mulai menyapu ruang tamu. Sementara Retno pergi ke warung untuk membelikan camilan karena tidak ada camilan di rumah. Tidak enak jika ada tamu tidak diberikan suguhan.
Selesai menyapu, selanjutnya Senjana mengepel lantai ruang tamu. Iya masih tidak menyangka jika Fajar akan datang bersama orang tuanya.
Selanjutnya, Senjana membawa semua peralatan sekolah dan tasnya ke kamar.
Beberapa menit kemudian, Lita kembali menghubungi Senjana. Senjana dan Retno bergegas keluar dari rumah dan pergi ke depan gerbang.
Mereka tiba di gerbang, benar Fajar datang bersama kedua orang tuanya dengan membawa motor. Mereka masuk ke dalam menuju rumah Senjana.
Fajar dan kedua orang tuanya masuk ke dalam rumah Senjana. Retno dan Senjana mulai menyiapkan camilan dan minuman untuk mereka.
Senjana menyalami punggung tangan Lita dan Irfan. Sedikit berdebar karena pertama kali rumahnya didatangi oleh Fajar dan kedua orang tuanya. Serasa seperti lamaran saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Campur Gengsi [SELESAI]
Fiksi Remaja(Fiksi Remaja - Romance - Humor) "Apa sih, alasan lo ganggu gue terus, hah? Gue bosen tahu lo ganggu terus!" gerutu Senjana "Suka-suka gue, lah!" sahut Fajar dengan ketus. "Ih, kok, nyebelin banget, sih! Lo suka ya, sama gue?" tanya Senjana. "Janga...