24. Ke Kelas 10.IPA.3

29 6 78
                                    

"Jika seseorang yang disayangi dekat dengan lain, membuat ketidakjelasan tercipta dalam diri kita, sehingga kita membuat larangan untuk tidak dekat kepada selain kita sendiri."

~ Bintang Fajar Subuh ~

Seperti biasa, saat Senjana tiba di kelas belum ada satu pun siswa yang hadir karena masih jam enam lewat sepuluh pagi. Ia tengah duduk di bangku panjang yang ada di depan teras kelas. Ia tengah membaca sebuah novel.

Tiba-tiba saja Diani datang menghampiri Senjana. "Hai!"

"Hai, tumben dateng pagi?" tanya Senjana.

"Iya, dong. Lagi bangun cepet aja, hehe."

"Alhamdulillah kalau gitu."

Diani duduk di sebelah Senjana. Iya menyandarkan kepalanya di pundak Senjana. "Kenapa? Lagi galau? Ganti pacar?" tanya Senjana.

"Hum."

"Siapa kali ini yang lo galauin? Lo udah ganti pacar berkali-kali, loh."

"Itu, adek kelas. Namanya Yoga. Nanti istirahat temenin gue ke kelas 10.IPA.3 dong?"

Senjana mengerutkan keningnya. "Mau ngapain ke sana? Malu, ah."

"Eh, kok gitu? Nggak setia kawan lo." Diani mengerucutkan bibirnya.

"Ya udah, iya. Gue temenin ke sana. Emang mau ngapain, sih?"

"Mau ketemu dia. Dia lagi ngambek kayaknya ke gue. Chat gue nggak dibales."

"Udah berapa lama pacaran?" tanya Senjana.

"Baru dua hari, sih."

"Cepet banget lupain cowok. Bukannya lo habis putus sama anak kelas 11.IPA.2?"

"Ya, nggak apa-apa dong, kita cepet lupain. Kan, biar nggak terpuruk terus-terusan," sahut Diani.

"Awas, nanti nggak fokus belajar kalau pacaran terus."

"Hm, iya deh. Lo makanya cobain pacaran juga, seru tahu."

Senjana memutar bola matanya dengan malas. "Nggak, ah. Gue nggak lagi suka sama siapa-siapa, kok."

"Beneran?" Diani menyatukan kedua alisnya. Ia tidak percaya dengan jawaban yang Senjana berikan.

"Iya. Gue nggak suka sama siapa-siapa."

"Masa? Fajar? Nathan gimana?"

"Nggak usah bahas mereka. Fajar itu musuh gue, nggak bakal gue suka sama dia. Nathan itu beda sama gue. Gue nggak mau berurusan sama yang beda agama."

"Kalau mereka berdua nembak lo?"

"Gue tolak ajalah. Nggak usah dibuat pusing."

"Nggak nyesel lo?"

"Ngapain?"

"Awas kemakan omongan sendiri."

Melihat Najwa sudah datang, mereka masuk ke dalam kelas dan menghampiri Najwa. Meski sekarang duduk terpisah, mereka tetap menjalani persahabatan mereka dengan akur.

Cinta Campur Gengsi [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang